Berkumur saat Puasa Bisa Mengurangi Bau Mulut?

Airnya jangan sampai tertelan, ya

Intinya Sih...

  • Menjaga kesehatan gigi dan mulut saat puasa sangat penting karena banyak yang mengalami masalah seperti bau mulut yang membuat tidak percaya diri.
  • Mulut kering akibat tidak minum dalam waktu lama mendukung pertumbuhan bakteri di mulut, menyebabkan bau tak sedap.
  • Berkumur saat berwudu, melakukan scaling gigi, menghindari makanan berbau tajam, dan memperbanyak asupan cairan dapat membantu mengurangi bau mulut selama puasa.

Bagaimana kesannya setelah beberapa hari berpuasa? Ada sebagian yang mengaku tubuhnya lebih bugar, ada pula yang berhasil menurunkan berat badan hingga beberapa kilogram. Congrats!

Namun, tidak sedikit yang mengalami masalah kesehatan. Salah satunya adalah bau mulut. Ini bisa membuat kamu tidak percaya diri ketika berkomunikasi dengan orang lain. Apa yang harus dilakukan?

Menjawab pertanyaan tersebut, IDN Times mengundang drg. Alexander Bryan dalam sesi Health Talk yang mengangkat tema "Pentingnya Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut saat Puasa, Bye Bau Mulut!". Disiarkan secara live di Instagram @idntimes pada Kamis (7/4/2022), simak pemaparan dokter gigi yang berpraktik di Eka Hospital BSD ini, yuk!

1. Bakteri tumbuh subur ketika mulut kering

Umat Islam di Indonesia berpuasa selama kurang lebih 13 jam. Tidak minum dalam rentang waktu yang cukup lama menyebabkan mulit kering. Kondisi itu mendukung pertumbuhan bakteri di mulut.

"Di dalam mulut kita, kan, penghuninya banyak. Ada bakteri, jamur, atau anggap saja flora normal. Bau yang paling jelas dan paling mencolok (adalah) karena banyaknya bakteri," jelas drg. Bryan.

2. Penyumbang bau mulut terbesar adalah gusi dan lidah

Berkumur saat Puasa Bisa Mengurangi Bau Mulut?ilustrasi lidah (freepik.com/freestockcenter)

Secara umum, yang paling banyak menyumbang bau mulut adalah gusi yang tidak sehat dan lidah yang penuh sisa-sisa kotoran. Gusi yang meradang (yang disebabkan oleh karang gigi) mengeluarkan bau tak sedap karena banyaknya bakteri di area tersebut.

Selain itu, lidah yang tidak disikat menyimpan sisa-sisa kotoran yang halus. Otomatis, banyak bakteri di sana. Itulah mengapa drg. Bryan selalu menyarankan pasiennya untuk menyikat lidahnya di rumah.

Penyebab lainnya ialah gigi busuk, terutama gigi yang berlubang sampai mencapai sarafnya dan terjadi pembentukan nanah. Bisa juga karena kanker mulut, tetapi kasusnya sangat jarang.

"Kemungkinan terakhir adalah asam lambung. Mungkin ada GERD atau asam balik dari lambung yang keluar lewat mulut. Itu mengeluarkan bau khas," ungkapnya.

3. Dengan berkumur, mulut akan senantiasa lembap

Seperti yang diketahui, terdapat lima salat wajib. Itu belum termasuk salat yang lain seperti salat sunah, duha, tarawih, dan witir. Sebelum salat, kamu harus berwudu terlebih dahulu.

"Dalam berwudu, salah satunya adalah berkumur. Nah, berkumur itu bisa menjadi bantuan untuk melumasi mulut kita. Jadi, akan sangat mengurangi bau mulut yang signifikan," saran drg. Bryan.

Dengan catatan, jangan sampai air yang digunakan untuk berwudu tertelan. Berwudu adalah cara ampuh untuk menghindari mulut kering dalam waktu yang lama. Ingat, mulut kering adalah lingkungan yang ideal untuk perkembangbiakan bakteri.

Baca Juga: 7 Penyebab Karies Gigi, Penyakit yang Banyak Dialami Anak Indonesia

4. Dianjurkan melakukan scaling atau prosedur pembersihan karang gigi

Berkumur saat Puasa Bisa Mengurangi Bau Mulut?ilustrasi scaling gigi (unsplash.com/Caroline LM)

Menurut drg. Bryan, karang gigi ibarat "rumah" bagi kuman. Karena banyaknya bakteri di sana, karang gigi menyumbang bau mulut yang sangat signifikan.

Sehingga, ia menyarankan untuk melakukan scaling atau prosedur pembersihan karang gigi karena akan membuat perbedaan yang besar. Tak percaya?

"Salah satu yang saya suka dari banyak pasien saya adalah sudah ada kesadaran untuk melakukan scaling sebelum memasuki bulan ramadan. Dengan harapan, ketika menjalani ibadah puasa, bau mulutnya (menjadi) lebih ringan," tuturnya.

Scaling bisa dilakukan setahun dua kali atau setiap enam bulan sekali. Prosedur ini bisa selesai dalam 1-2 jam. Tujuan scaling adalah menghilangkan akumulasi plak dan karang gigi yang menumpuk dari waktu ke waktu.

5. Hindari makanan berbau tajam dan merokok, serta perbanyak asupan cairan saat sahur dan berbuka

Saran terakhir yang drg. Bryan bisa berikan adalah menghindari makanan berbau tajam dan tidak merokok. Tak lupa, memperbanyak asupan cairan ketika sahur dan berbuka agar tidak dehidrasi.

"Untuk mengurangi bau mulut, otomatis kita harus mengurangi makanan yang berbau tajam seperti durian atau bawang. Kalau ada yang tertinggal atau terselip di dalam mulut, akan menyebabkan bau," ujarnya.

Ia juga menganjurkan untuk menjauhi rokok. Berdasarkan studi, merokok dan mulut kering memiliki korelasi yang signifikan terhadap bau mulut (Journal of Natural Science, Biology and Medicine, 2014).

Pastikan asupan cairan tercukupi, setidaknya 2–3 liter air dalam sehari. Kekurangan asupan cairan bisa menyebabkan mulut kering, bibir pecah-pecah, dan tubuh menjadi lemas.

"Sebelum selesai sahur, sikat gigi yang bersih dulu dan mengonsumsi cairan yang cukup. Karena itu akan menjadi tabungan bagi tubuh kita selama berpuasa. Begitu sudah berbuka, jangan lupa minum yang banyak," drg. Bryan mengakhiri obrolan.

Baca Juga: Apa yang Terjadi jika Kamu Tak Menyikat Gigi? Hayo, Ini Akibatnya!

Topik:

  • Nurulia R F
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya