Aplikasi PrimaKu, Bantu Orang Tua Pantau Tumbuh Kembang Anak

Dipercaya oleh lebih dari 1 juta orang tua di Indonesia

Stunting masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Tanah Air. Pada tahun 2021, prevalensi stunting di Indonesia adalah 24,4 persen. Ini masih tergolong tinggi karena Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan di bawah 20 persen.

Banyak orang tua yang tidak sadar bahwa anaknya stunting karena mereka tidak terlalu memperhatikan tumbuh kembang anak. Banyak pula yang berprinsip "asal kenyang" tanpa peduli kebutuhan gizi anak.

Berangkat dari concern tersebut, PrimaKu meluncurkan Parenthood Institute by PrimaKu, yaitu ajang edukasi gratis yang terintegrasi untuk meng-upgrade pengetahuan para orang tua agar mereka bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Program ini dijabarkan lebih lanjut dalam virtual press conference di platform Zoom pada Kamis (10/11/2022). Pembicara yang dihadirkan ialah Muhammad Aditriya Indraputra, CFA selaku CEO PrimaKu; Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA (K), FAAP, FRCPI (Hon.) yang merupakan Direktur Eksekutif International Pediatric Association; serta dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA (K) sebagai Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia. Simak, yuk!

1. Stunting dialami 1 dari 4 anak Indonesia

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, prevalensi stunting di Indonesia adalah 24,4 persen. Artinya, 1 dari 4 anak Indonesia mengalami stunting. Menurut dr. Piprim, stunting adalah perawakan pendek yang disebabkan oleh faktor nutrisi atau infeksi kronis.

Pemerintah sendiri menargetkan angkanya turun menjadi 14 persen. Selain Indonesia, beberapa negara di Asia Tenggara juga memiliki masalah stunting, seperti Kamboja, Laos, Myanmar, dan Filipina, mengutip United Nations Children's Fund (UNICEF).

2. Penyebab stunting adalah kekurangan asam amino esensial

Aplikasi PrimaKu, Bantu Orang Tua Pantau Tumbuh Kembang Anakilustrasi sumber asam amino esensial (unsplash.com/Eiliv Aceron)

Asam amino esensial pada anak-anak stunting sangat rendah. Bukan hal yang mengherankan, mengingat banyak orang tua yang berprinsip "asal kenyang" dan memberi anak makanan full carbo dengan sedikit protein hewani.

Untuk mencegah stunting, berikan anak makanan yang mengandung asam amino esensial, seperti daging sapi, unggas, ikan, telur, dan susu, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

3. Selain memengaruhi tinggi badan, juga bisa menghambat perkembangan otak

Anak disebut stunting jika mereka terlalu pendek untuk usianya. Stunting tidak hanya memengaruhi tinggi badan, tetapi juga menghambat perkembangan otak. Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal BMC Medicine tahun 2019, stunting dikaitkan dengan perkembangan otak yang tertunda dan kinerja kognitif yang buruk.

Selain itu, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Jambi Medical Journal tahun 2020, sebanyak 36 persen anak yang stunting mendapatkan skor IQ di bawah rata-rata. Sementara itu, hanya 28 persen anak non-stunting yang memperoleh skor IQ di bawah rata-rata.

"Kalau masih awal-awal, meningkatkan asupan protein hewani bisa me-reverse stunting. Namun, kalau sudah terlanjur lama, bisa mengganggu perkembangan otaknya. Kalau terjadi gangguan pertumbuhan di fase emas, mungkin tinggi badannya akan menyusul, tetapi kecerdasannya bisa jadi tidak terkejar," tegas dr. Piprim.

Baca Juga: Jangan Takut, Tidak Semua Anak Bertubuh Pendek Alami Stunting

4. Sekitar 97 persen anak PrimaKu memiliki metrik pertumbuhan dan perkembangan yang baik

Aplikasi PrimaKu, Bantu Orang Tua Pantau Tumbuh Kembang Anakilustrasi aplikasi PrimaKu (play.google.com/PrimaKu)

PrimaKu merupakan pelopor ekosistem digital di bidang parenting dan tumbuh kembang yang berdiri pada tahun 2017. Misi utamanya adalah menjadi support system para orang tua untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Sebagai partner resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), PrimaKu berkomitmen untuk menekan angka stunting di Indonesia dengan mengadakan Parenthood Institute by PrimaKu, yaitu ajang edukasi terlengkap dan terpercaya bersama ahli.

"Berdasarkan PrimaKu Digital Child Health Report tahun 2022, 97 persen anak PrimaKu memiliki metrik pertumbuhan dan perkembangan yang baik, sehingga lebih terhindar dari kasus-kasus stunting," ujar Didit, panggilan akrab Aditriya, CEO PrimaKu.

5. Dalam program Parenthood Institute by PrimaKu, para orang tua bisa mengikuti kelas parenting yang menyenangkan

Parenthood Institute by PrimaKu ditujukan untuk para orang tua serta calon orang tua yang berdomisili dan berkewarganegaraan Indonesia. Terdapat empat kelas parenting online yang dikategorikan berdasarkan usia anak, yaitu 0–6 bulan, 7–12 bulan, 1–3 tahun, dan 3–5 tahun.

Materi disajikan dalam tiga format, yakni artikel pendek, video pendek, dan webinar dengan topik kesehatan, wellness, dan ekonomi. Dapatkan poin sebanyak-banyaknya dengan mengikuti kelas serta menyelesaikan kuis dan misi harian.

Lima orang dengan poin tertinggi akan ditampilkan di papan skor PrimaParents Hall of Fame, yang berhak mendapatkan hadiah utama berupa uang tunai dengan total Rp50 juta. Selain itu, terdapat hadiah hiburan berupa ratusan hamper produk anak.

Online graduation pada tanggal 22 Desember menjadi puncak acara, yang mana PrimaKu akan mengumumkan lima orang yang berhasil meraih poin tertinggi di papan skor PrimaParents Hall of Fame. Kunjungi akun Instagram @official.primaku untuk mendapatkan informasi lebih lengkap!

Baca Juga: 80 Persen Kasus Stunting Terjadi pada Usia 0-3 Tahun

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya