Bekerja dari Rumah bikin Jam Tidur Bergeser? Ini Solusinya!

Malam melek, siang mengantuk, bagaimana ini?

Pandemi COVID-19 di Indonesia sudah berjalan lebih dari setahun dan tak sedikit perusahaan masih konsisten yang memberlakukan kebijakan kerja dari rumah atau working from home (WFH) untuk karyawannya.

Namun, bekerja dari rumah ternyata memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kehilangan irama pekerjaan, di mana seseorang bekerja hingga larut malam dan membuatnya mengantuk di siang hari. Alhasil, produktivitasnya menurun.

Apa yang harus dilakukan jika itu terjadi? Praktisi Kesehatan Tidur, dr. Andreas Prasadja, RPSGT, mengutarakan solusinya dalam virtual media gathering bertema "Wellness from Home". Acara ini dihelat oleh Tokopedia pada Jum'at (26/3/2021). Simak yuk!

1. Insomnia dan gangguan tidur lain meningkat selama pandemi

Bekerja dari Rumah bikin Jam Tidur Bergeser? Ini Solusinya!freepik.com/amenic181

Menurut dr. Andreas, pencarian kata kunci "insomnia" di Google meningkat 58 persen di masa pandemi, dengan waktu pencarian naik tajam sekitar tengah malam sampai pagi.

Melansir dari Sleep Foundation, insomnia didefinisikan sebagai kesulitan terus-menerus dengan inisiasi, durasi, konsolidasi, atau kualitas tidur. Pengidap insomnia umumnya sulit untuk tertidur (difficulty falling asleep) dan sulit untuk tetap tertidur (difficulty staying asleep).

Lebih lanjut, dr. Andreas memaparkan bahwa 70 persen orang yang disurvei mengaku mengalami setidaknya satu tantangan tidur. Misalnya, mengantuk di pagi atau siang hari tetapi terbangun di tengah malam.

Padahal, orang yang kurang tidur lebih rentan terserang penyakit. Mereka lebih berisiko terkena diabetes, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan depresi, mengutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

2. Padahal, gangguan tidur berdampak pada kesehatan, keselamatan, dan produktivitas

Bekerja dari Rumah bikin Jam Tidur Bergeser? Ini Solusinya!freepik/wayhomestudio

Dokter Andreas menegaskan bahwa daya tahan tubuh manusia hanya bekerja optimal saat tidur. Tanpa tidur yang cukup, semua menjadi percuma. Kurang tidur berdampak pada kesehatan, keselamatan, dan produktivitas.

"Dari aspek kesehatan, kurang tidur bisa memicu kegemukan, penyakit jantung, stroke, hingga impotensi. Sedangkan dari aspek keselamatan, orang dengan gangguan tidur seperti sleep apnea memiliki risiko kecelakaan lalu lintas 15 kali lebih besar. Selain itu, berkendara dalam kondisi mengantuk sama bahayanya dengan mabuk," tegas dr. Andreas.

Bagaimana dengan produktivitas? Dokter Andreas menjelaskan bahwa kemampuan otak dibangun hanya saat tidur, termasuk konsentrasi, ketelitian, dan stabilitas emosional. Menurutnya, kurang tidur justru membuat kita tidak produktif dan performa dalam bekerja memburuk.

3. Agar WFH tetap produktif, hindari bekerja di atas tempat tidur

Bekerja dari Rumah bikin Jam Tidur Bergeser? Ini Solusinya!freepik.com/beststudio

Semenjak pandemi, banyak orang menghabiskan waktu di atas tempat tidur. Semua aktivitas dilakukan di kasur, termasuk makan dan bekerja. Padahal, kebiasaan ini tidak sehat.

Kata dr. Andreas, ini membuat circadian rhythm atau setelan jam alami di otak bergeser. Jika kita menatap layar gadget siang-malam, jam biologis kita bisa berubah.

Bagaimana caranya agar ritme sirkadian kembali normal? Dokter Andreas menganjurkan untuk membuat zona khusus bekerja dan beristirahat. Menurutnya, aturan terpenting adalah tidak boleh bekerja di tempat tidur atau kasur.

Ini bisa dilakukan dengan menempatkan meja kerja di sudut ruangan. Lalu, mengatur area tidur senyaman mungkin, misalnya dengan menyalakan diffuser atau lilin aromaterapi, menyemprotkan pillow spray, dan meredupkan lampu saat hendak tidur.

Baca Juga: 7 Hal Menarik yang Terjadi saat Kita Tidur

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya