Anak Dibesarkan Tanpa Ayah, Apa Dampaknya?

Apakah berpengaruh pada karakternya kelak?

Hari Ayah Nasional diperingati setiap 12 November. Tujuannya adalah untuk mengenali figur ayah dan kontribusinya kepada anak-anaknya serta masyarakat secara keseluruhan. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak memberikan dampak positif pada tumbuh-kembangnya.

Namun, kenyataannya, banyak anak yang dibesarkan tanpa kehadiran sang ayah. Alasannya beragam, seperti ayah sudah meninggal atau berpisah dengan ibu sedari kecil maupun masih hidup, tetapi abai dan abusive (fisik, mental, atau keduanya) terhadap anak-anaknya.

Lantas, apa pengaruh tidak adanya sosok ayah dalam membesarkan anak? Benarkah berdampak pada karakter anak di masa depan? Ketahui selengkapnya di sini!

1. Memengaruhi performa akademik anak

Anak Dibesarkan Tanpa Ayah, Apa Dampaknya?ilustrasi anak mengerjakan soal (nysut.org)

Kehilangan atau kematian ayah bisa menimbulkan trauma pada anak. Ketidakhadiran ayah berdampak pada banyak hal, salah satunya dikaitkan dengan prestasi akademik anak, seperti yang diteliti dalam Journal of Educational, Health, and Community Psychology tahun 2014.

Penelitian ini melibatkan 45 subjek dari populasi dengan status sosial dan ekonomi yang sama, tanpa perbedaan budaya. Semua subjek penelitian merupakan pelajar kelas 6, 7, 8, 9, dan 10. Subjek berasal dari tiga jenis keluarga, yaitu memiliki keluarga utuh, ayahnya meninggal, atau ayahnya bercerai dari ibunya.

Hasilnya, anak dari keluarga utuh menunjukkan prestasi akademik yang lebih baik dibandingkan anak yang dibesarkan tanpa ayah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kehadiran ayah memainkan peran yang sangat signifikan dalam performa akademik anak.

2. Dikaitkan dengan gejala depresi

Anak Dibesarkan Tanpa Ayah, Apa Dampaknya?ilustrasi depresi pada remaja (helpguide.org)

Ketiadaan sosok ayah biologis pada anak usia dini dikaitkan dengan gejala depresi pada gadis remaja pertengahan (mid-adolescent). Itulah yang diteliti dan diterbitkan dalam Journal of Abnormal Child Psychology tahun 2015.

Studi ini mencari tahu hubungan antara ketidakhadiran ayah pada anak usia dini (dari lahir sampai 5 tahun) dengan gejala depresi pada remaja perempuan usia 14 tahun. Penelitian ini melibatkan 7.056 anak perempuan kelahiran Inggris.

Ditemukan bahwa ketidakhadiran ayah dalam hidup anak dikaitkan dengan peningkatan gejala depresi di masa remaja sebesar 11 persen.

3. Dikaitkan dengan agresi pada anak

Anak Dibesarkan Tanpa Ayah, Apa Dampaknya?ilustrasi anak berperilaku kasar (health.clevelandclinic.org)

Agresi didefinisikan sebagai perasaan marah atau tindakan kasar akibat kekecewaan atau kegagalan dalam mencapai tujuan yang diarahkan pada orang atau benda.

Studi dalam Journal of Human Behavior in the Social Environment tahun 2019 mencari tahu pengaruh kehadiran ayah terhadap agresi anak. Ditemukan bahwa anak yang tinggal di lingkungan yang kurang beruntung (termasuk ketidakhadiran ayah) memiliki efek langsung dan tidak langsung pada agresi anak.

Seperti apa bentuk agresi pada anak? Dilansir Parenting Science, agresi pada anak bisa berwujud amukan, memukul, menendang, menggigit, menghancurkan barang, hingga melakukan intimidasi, ancaman, atau kekerasan pada orang lain.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengenalkan Konsep Kematian kepada Anak-anak?

4. Dikaitkan dengan peningkatan aktivitas seksual pada remaja

Anak Dibesarkan Tanpa Ayah, Apa Dampaknya?ilustrasi sepasang remaja (shutterstock.com/Anton Zabielskyi)

Diyakini bahwa ketidakhadiran ayah dikaitkan dengan berbagai masalah sosial. Contohnya, dikaitkan dengan harga diri (self-esteem) dan aktivitas seksual, seperti penelitian yang diterbitkan dalam The ABNF Journal tahun 2005.

Studi ini melibatkan 851 remaja perempuan dan 558 remaja laki-laki berusia 11-18 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas seksual pada remaja di rumah di mana tidak ada ayah yang hadir di sana.

Sementara itu, pada studi yang dipublikasikan dalam jurnal Child Development tahun 2009, ada bukti yang lebih kuat dan konsisten tentang efek ketidakhadiran ayah pada aktivitas seksual yang terlalu dini dan kehamilan remaja. Studi longitudinal ini melibatkan anak perempuan di Amerika Serikat dan Selandia Baru yang diteliti sejak usia 5 tahun hingga 18 tahun.

5. Sangat mungkin menikah dan melahirkan anak pertama di usia yang lebih muda

Anak Dibesarkan Tanpa Ayah, Apa Dampaknya?ilustrasi pernikahan dini (marriedstillachild.org)

Riset yang diterbitkan dalam jurnal Human Nature tahun 2013 mencari tahu pengaruh ketidakhadiran ayah terhadap usia saat menikah dan melahirkan anak pertama di kalangan perempuan di pedesaan Bangladesh.

Ternyata, analisis menunjukkan bahwa anak perempuan dari ayah yang menceraikan ibu mereka atau meninggalkan keluarganya cenderung berusia lebih muda saat menikah dan melahirkan anak pertamanya. Sementara itu, anak perempuan yang ayahnya meninggal ketika mereka masih kecil cenderung berusia lebih tua saat menikah dan melahirkan anak pertama.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa ini ada kaitannya dengan status sosial dan ekonomi serta stres psikososial yang dialami oleh anak perempuan tersebut atau keluarganya. Dengan menikah lebih cepat, mereka berharap pengeluaran keluarga berkurang karena anak perempuan tersebut telah dihidupi dan menjadi tanggung jawab suaminya.

Nah, itulah beberapa kemungkinan yang terjadi pada anak yang dibesarkan tanpa kehadiran sang ayah, berdasarkan beberapa penelitian ilmiah. Perlu ditekankan bahwa ini tidak bertujuan untuk menggeneralisir dan masih ada kemungkinan anak tumbuh menjadi sosok yang berprestasi dengan mental yang sehat!

Baca Juga: Mengapa Orang Tua Tidak Boleh Mencium Anak di Bibir?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya