Dampak Kehilangan Hewan Peliharaan Kesayangan bagi Kondisi Psikologis

Sebagian dari kita mungkin pernah mengalaminya

Sebagian orang menganggap hewan peliharaan sebagai bagian dari anggota keluarga. Bukan hal yang mengherankan, karena kehadirannya memberikan kebahagiaan di hidup kita. Ikatan emosional yang kuat membuat kita rela melakukan apa pun agar hewan peliharaan kita bahagia.

Namun, kebanyakan hewan peliharaan memiliki umur yang lebih pendek daripada manusia. Apa dampak kematiannya bagi kondisi psikologis kita?

1. Kesedihan mendalam bisa dirasakan hingga berbulan-bulan, bahkan lebih dari setahun!

Kehilangan hewan peliharaan sama menyakitkannya dengan kematian orang terdekat. Setidaknya, itu yang dirasakan oleh sebagian orang. Bahkan, beberapa di antaranya mengalami long-term grieving atau kesedihan jangka panjang.

Buku berjudul Clinician's Guide to Treating Companion Animal Issues: Addressing Human-Animal Interaction yang diterbitkan tahun 2018 menemukan bahwa lamanya kesedihan mendalam yang dirasakan oleh pemilik hewan peliharaan bervariasi.

Melibatkan 82 orang, sebanyak 25 persen merasakan kesedihan selama 3–12 bulan, 50 persen selama 12–19 bulan, dan 25 persen masih berkabung hingga 2–6 tahun.

2. Membuat sebagian orang sulit untuk fokus

Dampak Kehilangan Hewan Peliharaan Kesayangan bagi Kondisi Psikologisilustrasi sulit konsentrasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut dokter Brynna Connor dalam situs web pribadinya, orang yang kehilangan hewan peliharaan mungkin akan sulit untuk fokus dan terus-menerus memikirkan kenangan bersama hewan peliharaannya. Karena berpotensi mengganggu pekerjaan, sebagian orang memutuskan mengambil cuti berkabung.

Cuti berkabung karena hewan peliharaan meninggal memang bukan hal yang umum di Indonesia, tetapi ini cukup lazim di negara-negara Barat. Menurut Cary Cooper, profesor psikologi organisasi di University of Manchester, Inggris, menolak izin berkabung berarti menciptakan pekerja yang tidak produktif, ungkapnya pada laman BBC.

3. Ada juga yang merasa bersalah dan menyesal

Mengutip Verywell Mind, rasa bersalah membuat seseorang menilai diri sendiri secara negatif serta merasa tertekan atau gagal. Rasa bersalah biasanya diikuti dengan penyesalan dan keinginan untuk memutar kembali waktu.

Menurut Joy Dias, PhD, LMFT, GC-C, dari University of Florida College of Veterinary Medicine, Amerika Serikat (AS), kita mungkin merasa bersalah karena:

  • Tidak membawanya ke dokter hewan lebih cepat.
  • Tidak peka atau mengabaikan gejala-gejala yang ditunjukkan sebelum kematiannya.
  • Kurang menghabiskan waktu bersama.
  • Tidak memberikan cukup makanan atau kasih sayang.
  • Pernah membentak atau memperlakukan hewan peliharaan dengan kasar.

Baca Juga: 7 Tahap Proses Berduka yang Wajar Dialami Setiap Orang

4. Tidak sedikit yang mengalami depresi dan gangguan stres pascatrauma

Gangguan stres pascatrauma (PTSD) didefinisikan sebagai gangguan kejiwaan yang terjadi pada orang yang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis. Salah satunya karena kehilangan hewan peliharaan kesayangan.

Berdasarkan survei yang dilakukan di Hawaii, AS,  yang melibatkan 106 orang dan dikutip oleh National Geographic, sebanyak 75 responden mengalami PTSD setelah kehilangan hewan peliharaannya. Selain itu, juga bisa memicu depresi dan kecemasan, terutama pada orang yang sudah memiliki kondisi tersebut sebelumnya.

5. Bahkan, ada yang mengalami sindrom patah hati!

Dampak Kehilangan Hewan Peliharaan Kesayangan bagi Kondisi Psikologisilustrasi patah hati (pexels.com/Monstera)

Setelah kematian Meha, anjing ras yorkshire terrier miliknya yang berusia sembilan tahun, seorang perempuan mengalami sindrom patah hati atau kardiomiopati takotsubo. Ini diuraikan lebih detail dalam The New England Journal of Medicine pada Oktober 2017.

Dilansir British Heart Foundation, ini adalah kondisi di mana otot jantung tiba-tiba melemah, biasanya karena tekanan emosional dan fisik yang parah. Lebih dari 90 persen kasus yang dilaporkan terjadi pada perempuan berusia 58–75 tahun.

Nah, itulah dampak kehilangan hewan peliharaan kesayangan bagi kondisi psikologis kita. Semoga kamu tetap tabah dan bisa melaluinya dengan baik, ya!

Baca Juga: 5 Cara Cepat Menyingkirkan Perasaan Berduka, biar Mental Lebih Sehat!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya