Berjalan Mundur di Atas Treadmill, Benarkah Bisa Redakan Nyeri Lutut?

Apakah tren ini baik untuk diikuti?

Tren kebugaran seperti tidak ada habisnya. Salah satunya adalah berjalan mundur di atas treadmill atau retro walking yang diklaim bisa meredakan nyeri lutut. Benarkah demikian?

Daripada berandai-andai, simak penjelasan dari dr. Michael Triangto, SpKO, spesialis kedokteran olahraga yang berpraktik di RS Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta Pusat.

1. Diklaim bisa mengurangi intensitas nyeri lutut

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMC Musculoskeletal Disorders tahun 2019 mencari tahu pengaruh retro walking terhadap individu dengan osteoartritis lutut. Terdapat 68 individu yang dilibatkan (38 di antaranya adalah perempuan) dengan rentang usia 45–66 tahun.

Mereka dibagi menjadi tiga kelompok, yang diminta untuk retro walking dan berjalan maju selama 10 menit, 3 hari per minggu hingga 6 minggu. Ada pula kelompok kontrol yang menerima fisioterapi rutin.

Hasilnya, individu dengan osteoartritis lutut yang melakukan retro walking merasakan pengurangan intensitas nyeri yang lebih signifikan dibandingkan kelompok yang berjalan maju dan kelompok kontrol.

Ahli terapi fisik yang telah berpraktik klinis lebih dari 10 tahun dilibatkan dalam penelitian ini. Namun, tidak semua ahli sepakat dengan penelitian ini. Masih ada celah untuk dikritik, seperti jumlah subjek penelitian yang terlalu sedikit, durasi yang terlalu singkat (dianggap kurang impactful), dan rentang usia subjek yang terlalu sempit. Penelitian ini perlu melibatkan individu yang lebih muda dan lebih tua dengan jangka waktu yang lebih lama untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh.

Oleh karena itu, sebelum mengikuti tren kebugaran, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Tidak semua tren baik untuk diikuti, apalagi kalau kita memiliki kondisi medis tertentu yang meningkatkan risiko cedera.

2. Latihan ini tidak untuk semua orang

Berjalan Mundur di Atas Treadmill, Benarkah Bisa Redakan Nyeri Lutut?ilustrasi nyeri lutut (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Kendati penelitian di atas menunjukkan hasil yang terbilang positif, nyatanya tidak semua nyeri lutut dapat diatasi dengan berjalan mundur di atas treadmill. Nyeri lutut harus ditangani berdasarkan penyebabnya.

Misalnya, jika penyebabnya obesitas, maka turunkan berat badan untuk meringankan nyeri lutut. Begitu pula jika penyebabnya adalah kanker, patah tulang, atau panjang tungkai tidak sama. Karena retro walking tidak akan berpengaruh jika akar masalahnya tidak diselesaikan.

Selain itu, menurut dr. Michael, tidak semua orang bisa berjalan mundur, apalagi yang berusia 40 tahun ke atas, jarang bergerak, dan kelebihan berat badan. Bukannya mendapat manfaat, mereka justru berisiko cedera, jatuh, dan terluka.

3. Renang atau sepeda statis lebih dianjurkan

Pada prinsipnya, bergerak itu lebih baik daripada tidak. Namun, bergerak berlebihan tidak baik bagi kesehatan. Apalagi kalau konteksnya nyeri lutut, maka tekanan berlebihan pada lutut tidak akan menimbulkan perbaikan, justru malah merusak.

Lantas, gerakan apa yang tidak membebani lutut? Dokter Michael merekomendasikan sepeda statis karena sebagian besar berat badan ditanggung oleh sadel. Opsi lainnya adalah renang atau berjalan di kolam renang. Lakukan sebanyak 150 menit per minggu, sesuai anjuran Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Kenali 7 Macam Cedera Lutut yang Paling Sering Terjadi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya