#GiziLokal: Manfaat Lamtoro atau Petai Cina bagi Kesehatan

Bagian yang dikonsumsi manusia adalah bijinya

Di Indonesia, kita mengenalnya sebagai lamtoro atau petai cina. Nama ilmiahnya adalah Leucaena leucocephala dan nama internasionalnya adalah river tamarind. Selain di negara kita, tanaman ini bisa dijumpai di Thailand, Laos, Kamboja, dan Burma.

Daunnya dimanfaatkan menjadi pakan ternak, sementara batangnya dijadikan kayu bakar, material pagar, produksi arang, dan pembuatan kertas. Yang dikonsumsi manusia adalah bijinya, yang biasa diolah menjadi botok tempe lamtoro atau tumis teri lamtoro.

Penasaran, apa manfaat lamtoro atau petai cina bagi kesehatan? Mari simak bersama!

1. Berperan dalam penyembuhan luka

#GiziLokal: Manfaat Lamtoro atau Petai Cina bagi Kesehatanilustrasi luka (dermindy.com)

Dalam proses penyembuhan luka, vaskular berperan dalam menyuplai oksigen dan nutrien yang diperlukan untuk proses metabolisme sel dan penghilangan sel debris. Sementara, angiogenesis merupakan proses pembentukan vaskular baru. Kegagalan angiogenesis membuat kesembuhan luka tertunda.

Berdasarkan studi yang diterbitkan dalam Jurnal Biosains Pascasarjana tahun 2018, ekstrak daun lamtoro bisa merangsang angiogenesis pada proses penyembuhan luka berkat kandungan metabolit tanin, saponin, dan flavonoid. Studi ini melibatkan tikus jantan (berat 150-200 gram per ekor) dengan luka insisi.

Lukanya berukuran 1,5 x 1,5 cm dan dibuat dengan menginsisi punggung tikus. Lalu, jumlah vaskuler diamati. Hasilnya, tikus yang diberi gel ekstrak daun lamtoro dengan konsentrasi 30 persen dan 45 persen mengalami peningkatan jumlah vaskuler pada luka insisinya.

2. Menunjukkan aktivitas antidiare

#GiziLokal: Manfaat Lamtoro atau Petai Cina bagi Kesehatanilustrasi diare (wexnermedical.osu.edu)

Menurut riset yang diterbitkan dalam Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences tahun 2020, biji lamtoro menunjukkan aktivitas antidiare berkat kandungan flavonoid, alkaloid, dan tanin. Penelitian ini melibatkan tikus yang diberi ekstrak etanol biji lamtoro.

Biji lamtoro diekstraksi dengan maserasi dengan etanol 80 persen. Satu jam setelah diinduksi oleum ricini (minyak jarak), tikus diberi ekstrak biji lamtoro secara oral dengan dosis 50, 100, 200, dan 400 mg/kg BB. Lalu, waktu, frekuensi, konsistensi, berat feses, dan lama diare diamati setiap 30 menit selama 6 jam.

Hasilnya, ekstrak biji lamtoro dengan dosis 100, 200, dan 400 mg/kg BB terbukti menunda timbulnya diare secara signifikan. Selain itu, juga mengurangi frekuensi diare, berat feses, dan durasi diare. Jadi, bisa disimpulkan bahwa ekstrak etanol biji lamtoro memiliki aktivitas antidiare.

3. Daunnya mengandung flavonoid tinggi

#GiziLokal: Manfaat Lamtoro atau Petai Cina bagi Kesehatanilustrasi daun lamtoro (instagram.com/meowinthemovingcastle)

Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Akademika Kimia tahun 2020 mencari tahu kandungan flavonoid total dan aktivitas antioksidan ekstrak daun lamtoro. Hasilnya, kandungan flavonoid total ekstrak daun lamtoro adalah 2,242 gram/100 gram.

Dilansir WebMD, flavonoid memiliki efek antiinflamasi yang bisa melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif yang bisa menyebabkan penyakit. Selain itu, flavonoid bisa mencegah perkembangan kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular, hingga penyakit kognitif seperti demensia dan penyakit Alzheimer.

Di sisi lain, nilai IC50 ekstrak daun lamtoro adalah 175,388 ppm dan larutan vitamin C 28,907 ppm. Perlu diketahui bahwa semakin kecil nilai IC50 maka semakin besar aktivitas antioksidannya. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun lamtoro mengandung antioksidan alami yang lemah.

Baca Juga: #GiziLokal: Manfaat Ciplukan bagi Kesehatan, Intip yuk!

4. Bisa menurunkan kadar glukosa darah

#GiziLokal: Manfaat Lamtoro atau Petai Cina bagi Kesehatanilustrasi tes glukosa darah (tododisca.com)

Studi yang diterbitkan dalam Indonesian Journal of Nutrition and Food tahun 2019 mencari tahu pengaruh ekstrak biji lamtoro terhadap kadar glukosa darah tikus putih jantan diabetes. Subjeknya adalah 25 tikus wistar putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok.

Ekstrak biji lamtoro dibagi menjadi tiga dosis, yaitu 1,5 gram/kg BB, 3,5 gram/kg BB, dan 7,8 gram/kg BB. Lalu, kadar glukosa darah tikus dicek sebelum dan dua jam setelah diberi ekstrak biji lamtoro.

Hasilnya, tikus yang diberi ekstrak biji lamtoro dengan dosis 7,8 gram/kg BB mengalami penurunan kadar glukosa darah yang lebih baik daripada yang diberi dosis 1,5 gram/kg BB dan 3,5 gram/kg BB. Kesimpulannya, ekstrak biji lamtoro terbukti menurunkan kadar glukosa darah pada tikus jantan putih diabetes (karena diinduksi aloksan).

5. Mampu menghambat pertumbuhan bakteri

#GiziLokal: Manfaat Lamtoro atau Petai Cina bagi Kesehatanilustrasi bakteri Staphylococcus aureus (phil.cdc.gov)

Lamtoro telah lama digunakan sebagai tanaman obat. Daunnya ditumbuk halus atau dihancurkan, lalu dibalurkan ke luka. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pharmaciana tahun 2019 mencari tahu aktivitas antibakteri salep ekstrak daun lamtoro terhadap Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.

Sampel salep ekstrak daun lamtoro dibagi menjadi tujuh konsentrasi, dari 0 persen, 5 persen, 10 persen, 15 persen, 20 persen, 25 persen, dan 100 persen. Hasilnya, salep ekstrak daun lamtoro bisa menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan S. epidermidis dengan konsentrasi minimal 20 persen.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa salep ekstrak daun lamtoro menunjukkan aktivitas antibakteri dan berpotensi dijadikan agen antibakteri topikal.

#GiziLokal: Manfaat Lamtoro atau Petai Cina bagi Kesehataninfografis lamtoro (IDN Times/Mardya Shakti)

Nah, itulah beberapa manfaat daun dan biji lamtoro atau petai cina bagi kesehatan. Sering-seringlah mengonsumsinya supaya merasakan khasiatnya!

Baca Juga: #GiziLokal: 5 Manfaat Kangkung untuk Kesehatan Tubuh

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya