Mengapa Seseorang Fobia dengan Badut? Ternyata, Ini Penyebabnya!

Bisa dipengaruhi oleh trauma masa lalu, lho

Hampir setiap orang punya fobia terhadap sesuatu. Salah satu fobia yang cukup umum adalah fobia badut alias coulrophobia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Chapman University pada April 2016 dan mengambil sampel 1.511 orang dewasa di Amerika Serikat, ditemukan bahwa 7,8 persen di antaranya mengidap coulrophobia.

Mengapa seseorang bisa takut dengan badut, sementara orang lain tidak? Penjelasan di bawah ini mungkin bisa memuaskan rasa penasaranmu. Baca yuk!

1. Umumnya dialami anak-anak, tetapi orang dewasa bisa mengalaminya

Mengapa Seseorang Fobia dengan Badut? Ternyata, Ini Penyebabnya!unsplash.com/Andrés Gómez

Acapkali, badut digambarkan sebagai sosok yang menakutkan dan negatif pada industri hiburan atau media. Salah satunya dalam film "It" yang dirilis pada tahun 2017. Menurut studi berjudul "Fear of Clowns in Hospitalized Children: Prospective Experience" yang diterbitkan di European Journal of Pediatrics pada tahun 2017, hiburan populer berkontribusi langsung pada meningkatnya ketakutan dan fobia badut.

Dari studi itu, ditemukan ada 1,2 persen anak-anak yang dirawat inap dan sebagian besar adalah anak perempuan (85,7 persen) yang takut pada badut. Rata-rata usia anak-anak yang mengalami ketakutan pada badut adalah 3,5 tahun (dari kisaran usia 1-15 tahun).

Tidak hanya anak-anak, fobia badut bisa dibawa hingga dewasa. Diprediksi, ada 12 persen orang dewasa di Amerika Serikat yang mengidap coulrophobia, tetapi belum diketahui berapa persentasenya di seluruh dunia, jelas laman Coulrophobia Facts.

2. Rasa takut ini berasal dari emosi artifisial yang ditampilkan oleh badut

Mengapa Seseorang Fobia dengan Badut? Ternyata, Ini Penyebabnya!instagram.com/itmovieofficial

Meski ketakutan pada badut itu nyata, coulrophobia tidak tercantum dalam ICD-10, klasifikasi medis yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO). Menurut studi berjudul "Coulrophobia: How Irrational is Fear of Clowns?" yang diterbitkan di tahun 2017, coulrophobia didefinisikan sebagai rasa takut yang tidak rasional terhadap badut.

Mengapa seseorang bisa takut pada badut? Menurut Rami Nader, psikolog dari Kanada, mengatakan bahwa ketakutan ini bisa berasal dari makeup badut yang berlebihan, sehingga menyembunyikan identitas asli seseorang, tuturnya di laman Insider.

Rami Nader mengatakan bahwa badut memiliki ekspresi yang artifisial dan dibuat-buat, yang sebenarnya tidak mewakili perasaan badut karena tidak ada orang yang bisa bahagia sepanjang waktu. Namun, badut memiliki wajah tersenyum bahagia sepanjang waktu. Kepura-puraan dan emosi palsu inilah yang tidak disukai oleh banyak orang.

3. Ekspresi dan humornya melebihi orang normal, membuat kita tidak nyaman

Mengapa Seseorang Fobia dengan Badut? Ternyata, Ini Penyebabnya!Instagram.com/jokermovie

Saat menghibur orang, tak jarang badut membuat gerakan spontan yang mengejutkan kita. Seperti menarik merpati dari sapu tangan, mengeluarkan pita panjang dari mulut, atau trik sulap lain. Sebagian dari kita juga kurang suka dengan gaya bicaranya yang nyaring. Kita pun harus selalu waspada untuk mengantisipasi aksinya yang tiba-tiba.

Menurut Jordan Gaines Lewis, PhD, ahli saraf, badut memiliki ekspresi kebahagiaan dan humor yang melebihi manusia normal. Badut berusaha keras untuk membuat kita tertawa, padahal kita sebenarnya tidak ingin tertawa. Situasi yang canggung berpadu dengan warna-warni yang meriah, menimbulkan rasa tidak nyaman pada sebagian orang.

4. Ketakutan terhadap badut mungkin berasal dari trauma masa kecil

Mengapa Seseorang Fobia dengan Badut? Ternyata, Ini Penyebabnya!Unsplash.com/Tom Roberts

Ketakutan pada badut mungkin berasal dari pengalaman traumatis kita semasa kecil. Mungkin, saat kecil kamu pernah diminta oleh badut untuk maju ke depan, padahal kamu merasa gugup saat berada di depan banyak orang. Saat kamu hanya bisa mematung dan tidak dapat melarikan diri, pengalaman traumatis inilah yang akan dikenang seumur hidup.

Trauma ini bisa berlanjut sampai kita dewasa. Di situasi yang melibatkan badut, tubuh akan bereaksi cepat. Entah menjadi mual, panik, gelisah, gemetar, berkeringat, sulit bernapas, dan detak jantung meningkat. Bahkan, kita juga bisa merespon dengan berteriak, menangis, atau marah, terang laman Healthline.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Mysophobia, Ketakutan Berlebih pada Sesuatu yang Kotor

5. Perilaku badut dianggap menyeramkan bagi sebagian orang

Mengapa Seseorang Fobia dengan Badut? Ternyata, Ini Penyebabnya!Instagram.com/jokermovie

Frank T. McAndrew, seorang psikolog sosial, melakukan studi tentang badut di tahun 2016. Ia merekrut 1.341 sukarelawan berusia 18-77 tahun untuk mengisi survei tentang karakteristik dan perilaku yang mereka anggap menyeramkan. Seperti apa hasilnya?

Ternyata, ditemukan bahwa laki-laki cenderung dipandang menyeramkan. Begitu pula perilaku tak terduga seperti pola kontak mata yang aneh bisa membuat kita merasa tidak nyaman, dilansir Insider. Di sisi lain, badut memiliki mulut lebar, hidung tomat, dan mata besar yang dianggap menyeramkan oleh sebagian orang.

Tetapi, kita tahu pasti bahwa badut sebenarnya hanya manusia biasa yang tidak berbahaya. Pada saat yang sama, intuisi kita menganggap badut sebagai ancaman. Jika kita dengan sengaja menghindar atau melarikan diri tentu akan dianggap tidak sopan. Akhirnya, ambiguitas ini membuat kita bertahan dalam ketidaknyamanan.

6. Apalagi, badut sering digambarkan sebagai sosok yang creepy dan jahat

Mengapa Seseorang Fobia dengan Badut? Ternyata, Ini Penyebabnya!Instagram.com/itmovieofficial

Anggapan bahwa badut adalah sosok yang menyeramkan juga terbentuk oleh hiburan populer, seperti film, animasi, atau komik. Film yang menumbuhkan ketakutan pada badut di antaranya adalah Poltergeist (1982), Killer Klowns from Outer Space (1988), IT (1990), House of 1000 Corpses (2003), dan Clown (2014), ujar laman Thrillist.

Mungkin, kalau kita menontonnya saat dewasa, kita tidak akan terpengaruh sama sekali. Tetapi, jika kita menonton sosok badut yang menyeramkan di usia kanak-kanak, persepsi kita pada badut akan berubah seutuhnya dan menimbulkan ketakutan mendalam.

Menurut laman A Healthier Michigan, menonton film horor bisa memicu reaksi pada penderita gangguan stres pasca-trauma atau PTSD. Ini karena otak sulit membedakan fantasi dan kenyataan. Gambar yang menakutkan bisa menimbulkan reaksi fisik seperti otot tegang, telapak tangan berkeringat, peningkatan detak jantung, dan lainnya.

7. Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi fobia terhadap badut?

Mengapa Seseorang Fobia dengan Badut? Ternyata, Ini Penyebabnya!Unsplash.com/Levi Saunders

Di balik semua kengerian akan badut, kita perlu menyadari satu hal: badut juga manusia. Mereka sama seperti kita. Orang di balik kostum badut harus memakai segala atribut, pakaian, dan makeup untuk bekerja. Kita perlu memiliki kesadaran bahwa kengerian tentang badut hanya ada di persepsi kita dan harus dipisahkan dengan realita.

Jika ketakutan sudah tak bisa diatasi, cobalah psikoterapi. Ada dua jenis psikoterapi yang paling umum dilakukan, yakni terapi eksposur dan terapi perilaku kognitif. Terapi eksposur berarti kita dipaparkan dengan hal yang ditakuti, lalu kita bisa mendiskusikan perasaan dan emosi yang muncul, serta menemukan cara untuk mengelola ketakutan itu.

Sementara, terapi perilaku kognitif berarti kita dan terapis mengubah cara berpikir tentang badut agar persepsi kita menjadi lebih positif. Terapis akan membantu kita berbicara soal kecemasan, fobia, dan masalah kesehatan mental yang sedang kita hadapi. Good luck!

Baca Juga: 7 Tanda Agoraphobia: Kecemasan pada Keramaian dan Fakta Ilmiahnya

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya