Bekerja saat Hamil, 6 Kondisi Lingkungan Kerja Ini Bisa Berbahaya!

Tips memilih lingkungan kerja yang aman untuk bumil

Kehamilan adalah momen penuh dengan kegembiraan, juga bisa dipenuhi ketidakpastian dan kekhawatiran, khususnya pada perempuan yang baru pertama kali hamil. Melihat ibu hamil bekerja bukanlah hal aneh. Meski demikian, perhatikan kondisi lingkungan kerja agar ibu hamil bebas dari potensi bahaya.

Ginekolog asal Amerika Serikat (AS), Marjorie Greenfield, MD, sekaligus penulis buku The Working Woman's Pregnancy mengatakan bahwa lingkungan kerja harus bisa memberikan dukungan kepada ibu hamil agar kehamilan dan rutinitas kerja tidak mengganggu keduanya. Ia juga mengatakan bahwa keseimbangan dan kerja sama antara rekan kerja akan menjadi dukungan sangat berarti bagi ibu hamil yang bekerja.

Nah, berikut ini adalah beberapa kondisi lingkungan kerja yang mesti diperhatikan karena bisa membawa potensi bahaya pada ibu hamil.

1. Mempertimbangkan kondisi lingkungan kerja dengan status kesehatan ketika hamil

Bekerja saat Hamil, 6 Kondisi Lingkungan Kerja Ini Bisa Berbahaya!pexels.com/Leah Kelley

Memahami status kesehatan ketika hamil itu sangat penting, karena ini bisa dijadikan tolok ukur untuk mengetahui seberapa aman ibu hamil untuk bekerja. 

Salah satu status kesehatan ibu hamil yang harus diperhatikan adalah status gizi ibu hamil. Ini bertujuan agar tidak ada kejadian anemia pada ibu hamil. Anemia terjadi salah satunya karena tubuh kekurangan nutrisi, sehingga suplai darah yang sehat dan kaya akan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin.

Menurut penelitian Syarfaini yang dipublikasikan dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat tahun 2020 mengatakan bahwa 37,1 persen ibu hamil di Indonesia masih mengalami anemia akibat kekurangan gizi, baik yang didapat dari berat badan rendah sebelum hamil maupun kurang nutrisi saat hamil.

Jika kita mengambil contoh kasus status kesehatan ibu hamil yang terkait dengan pemenuhan nutrisi yang terhambat, maka kondisi ibu hamil yang bekerja dengan anemia tentu bisa membahayakan sang ibu dan janinnya.

Kelahiran prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) bisa terjadi jika status kesehatan ibu hamil tidak diperhatikan sebelum memutuskan untuk bekerja.

2. Kenali riwayat penyakit bawaan sebelum hamil

Bekerja saat Hamil, 6 Kondisi Lingkungan Kerja Ini Bisa Berbahaya!www.pexels.com

Beberapa perempuan yang memiliki riwayat penyakit bawaan seperti asma, tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung, atau penyakit penyerta lainnya yang sudah ada sebelum, maka sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang bagaimana beradaptasi dengan pekerjaan selama kehamilan.

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017, angka kematian ibu di dunia masih tinggi, tercatat sekitar 280.000 jiwa. Selain akibat perdarahan pada persalinan yang menjadi penyebab angka kematian ibu yang tinggi, riwayat penyakit bawaan juga berkontribusi memperparah kondisi komplikasi pada ibu hamil.

Sebagai contoh, pada beberapa kasus ibu hamil dengan asma, kekambuhan asma rentan terjadi bila ibu hamil mengalami kelelahan saat hamil atau berada di lingkungan kerja yang dapat memicu asma. Berdasarkan keterangan dari American Lung Association, ibu hamil dengan asma memiliki risiko 45 persen untuk kambuh.

Baca Juga: Bikin Gak Nyaman, Begini Cara Mengobati Gatal-gatal untuk Ibu Hamil

3. Hindari lingkungan kerja yang memiliki paparan radiasi tinggi dan bahan kimia berbahaya

Bekerja saat Hamil, 6 Kondisi Lingkungan Kerja Ini Bisa Berbahaya!Ilustrasi ibu hamil yang tetap bekerja. freepik.com/senivpetro

Beberapa perempuan yang bekerja di sektor medis misalnya di bagian radiologi atau sektor lain di mana terdapat paparan radiasi tinggi, maka kondisi ini harus dibicarakan oleh perempuan hamil dengan rekan kerja dan atasannya, khususnya untuk digantikan dengan petugas atau staf lainnya yang tidak sedang hamil.

Paparan radiasi tidak hanya dari sumber mesin atau alat yang mengeluarkan radiasi, tetapi bisa jadi embusan bahan kimia yang ada di sekitar ruangan, yang lama-lama bisa terakumulasi dalam darah. Dari aliran darah inilah yang akhirnya bisa menuju janin lewat plasenta.

Seperti yang kita tahu, plasenta mengalirkan darah yang berisi nutrisi dan oksigen untuk perkembangan janin.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan bahwa paparan radiasi dan zat-zat kimia berbahaya di lingkungan tersebut tidak hanya dapat mengganggu pertumbuhan janin, tetapi juga membawa potensi risiko untuk sang anak kelak.

Walaupun potensi kanker pada anak yang diturunkan dari kehamilan tidak disebabkan oleh faktor tunggal, tetapi paparan radiasi dan zat kimia berbahaya berpotensi menghambat perkembangan janin dalam kandungan.

4. Mengurangi kondisi pekerjaan yang mengharuskan ibu hamil berdiri dalam waktu lama

Bekerja saat Hamil, 6 Kondisi Lingkungan Kerja Ini Bisa Berbahaya!pexels.com/Amina Filkins

Ada beberapa jenis pekerjaan yang memang mengharuskan pekerja untuk banyak atau lama berdiri. Namun, kalau sedang hamil, ini harus dikurangi karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan seperti kram kaki, sakit punggung, hingga kaki bengkak akibat penumpukan cairan.

Walau efeknya tidak sebesar paparan radiasi, tetapi kram kaki dan nyeri punggung akan berbahaya bagi perempuan hamil yang berisiko tinggi, karena bisa menyebabkan kelahiran prematur.

Menurut sebuah studi dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine, dari total 4.680 ibu hamil yang diteliti, sekitar 3 persen bayi yang dilahirkan memiliki ukuran lingkar kepala 1 sentimeter lebih kecil dari ukuran lingkar kepala bayi normal. Kondisi ini dihubungkan dengan kecepatan pertumbuhan janin dalam kandungan.

Jadi, bila kamu sedang hamil dan pekerjaan membuatmu banyak berdiri, bicarakan dengan rekan kerja dan atasan.

5. Menghindari lingkungan kerja yang membuat ibu hamil harus mengangkat atau memindahkan benda berat

Bekerja saat Hamil, 6 Kondisi Lingkungan Kerja Ini Bisa Berbahaya!www.pexels.com

Ini adalah salah satu pantangan pada kehamilan. Namun, ada beberapa kondisi yang membuat banyak ibu hamil merasa terbiasa mengangkat atau memindahkan benda berat.

Kenyataannya, mengangkat beban berat bisa meregangkan otot-otot di area perut, sehingga bisa memunculkan kram. Otot perut juga berperan dalam menjaga keseimbangan tubuh. Kalau otot perut meregang dan keseimbangan tubuh tidak terjaga, ibu hamil lebih rentan mengalami jatuh atau kecelakaan di tempat kerja bila masih ngotot untuk mengangkat atau memindahkan benda berat.

Menurut sebuah laporan dalam British Medical Jurnal, sebanyak 6 persen ibu hamil yang bekerja mengalami kecelakaan kerja berupa kram otot perut hingga keluhan yang menyebabkan gangguan kehamilan. Dikatakan juga bahwa ibu hamil yang bekerja dari rumah memiliki risiko kecelakaan dan komplikasi yang lebih rendah.

6. Mengurangi atau menghindari pekerjaan dengan shift malam

Bekerja saat Hamil, 6 Kondisi Lingkungan Kerja Ini Bisa Berbahaya!freepik.com/yanalya

Tubuh kita punya ritme tubuh biologis atau ritme sirkadian. Beberapa penelitian menemukan bahwa ibu hamil yang bekerja shift malam lebih berisiko mengalami kelahiran prematur dan keguguran.

Laporan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine tahun 2019 juga menyebut bahwa ibu hamil yang kerja shift malam sebanyak dua kali dalam seminggu lebih berisiko mengalami keguguran antara minggu ke-4 hingga ke-22 kehamilan.

Salah satu penyebabnya adalah karena kerja shift malam menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada metabolisme tubuh ibu hamil.

Selain itu, risiko kenaikan tekanan darah juga meningkat, di mana tingginya tekanan darah pada ibu hamil menjadi salah satu penyebab terjadinya preeklamsia.

Para ahli menyarankan untuk membuat regulasi nasional untuk ibu hamil agar tidak bekerja shift malam.

Itulah beberapa kondisi lingkungan kerja yang harus diperhatikan oleh para ibu hamil yang bekerja. Jangan lupa menerapkan pola makan bergizi seimbang, rutin olahraga, istirahat cukup, kelola stres dengan baik, dan tentunya rutin cek kehamilan, ya.

Baca Juga: Cekit-cekit! 8 Fakta soal Sakit Pinggang saat Hamil Muda

Nur Ayu Fitriani Photo Writer Nur Ayu Fitriani

Maternal and Child Health Educator

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya