Cara Menghitung Masa Isolasi COVID-19, Kapan Bisa Beraktivitas Lagi?

Harus berapa lama pasien COVID-19 menjalani isolasi?

Isolasi perlu dilakukan oleh orang-orang yang suspek, probable, atau terkonfirmasi positif COVID-19 selama masa menular, baik bergejala ringan maupun tanpa gejala.

Dilansir Harvard Health Publishing, waktu dari paparan (kontak) hingga timbulnya gejala (masa inkubasi) diperkirakan 2 hingga 14 hari, meski gejala biasanya muncul dalam 4 atau 5 hari setelah terpapar SARS-CoV-2.

Seseorang dengan COVID-19 mungkin bisa menularkan 48 jam sebelum muncul gejala. Seseorang mungkin sebenarnya lebih mungkin untuk menyebarkan virus ke orang lain selama masa 48 jam sebelum gejala awal muncul. Itulah kenapa isolasi sangat penting untuk mencegah penularan.

Lantas, berapa lama isolasi perlu dilakukan dan bagaimana cara menghitungnya? Ini rekomendasinya dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dan beberapa sumber lainnya. Simak sampai habis, ya!

1. Syarat isolasi mandiri

Cara Menghitung Masa Isolasi COVID-19, Kapan Bisa Beraktivitas Lagi?ilustrasi pasien COVID-19 yang sedang isolasi mandiri (freepik.com/freepik)

Syarat isolasi mandiri yang perlu dipenuhi adalah:

  • Tidak bergejala (asimtomatik)
  • Gejala ringan
  • Lingkungan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik

2. Mengenal gejala COVID-19

Cara Menghitung Masa Isolasi COVID-19, Kapan Bisa Beraktivitas Lagi?ilustrasi pasien COVID-19 yang isoman (muhealth.org)

Untuk COVID-19 tanpa gejala, ini ditunjukkan dengan frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi ≥95 persen.

Sementara itu, gejala ringan meliputi:

  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan
  • Pilek
  • Demam
  • Batuk, umumnya batuk kering ringan
  • Kelelahan ringan
  • Anoreksia
  • Kehilangan indra penciuman (anosmia)
  • Kehilangan indra pengecapan (ageusia)
  • Nyeri otot (mialgia) dan nyeri tulang
  • Mual, muntah, dan nyeri perut
  • Diare
  • Konjungtivis (radang atau iritasi mata)
  • Kemerahan pada kulit atau perubahan warna pada jari-jari kaki
  • Frekuensi napas 12-20 kali per menit
  • Saturasi ≥95 persen

Baca Juga: Cara Tepat Mencuci Baju Pasien COVID-19 di Rumah, Cegah Kontaminasi

3. Alat kesehatan yang diperlukan

Cara Menghitung Masa Isolasi COVID-19, Kapan Bisa Beraktivitas Lagi?ilustrasi oksimeter (pixabay.com/Mufid Majnun)

Pastikan kamu memiliki setidaknya dua alat kesehatan ini di rumah:

  • Termometer: pengukur suhu
  • Oksimeter: pengukur saturasi oksigen

4. Protokol isolasi mandiri

Cara Menghitung Masa Isolasi COVID-19, Kapan Bisa Beraktivitas Lagi?ilustrasi masa isolasi pasien COVID-19 (unslash.com/pixpoetry)

Berikut ini protokol isolasi dari Kementerian Kesehatan RI:

  • Selalu pakai masker dan buang masker bekas di tempat yang ditentukan
  • Bila bergejala (demam, flu, dan batuk), jangan ke luar rumah untuk mencegah penularan ke orang lain
  • Manfaatkan fasilitas telemedicine atau media sosial kesehatan dan hindari transportasi publik. Beri tahu dokter dan perawat tentang keluhan dan gejala, serta riwayat bekerja ke daerah terjangkit atau kontak dengan pasien COVID-19
  • Selama di rumah, bisa bekerja di rumah. Gunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lainnya dan jaga jarak minimal 1 meter dari anggota keluarga lain
  • Tentukan pengecekan suhu harian, amati gejala batuk dan sesak napas
  • Hindari pemakaian bersama peralatan makan, mandi, dan tempat tidur
  • Terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta konsumsi makanan bergizi, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan terapkan etika batuk dan bersin
  • Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan disinfektan
  • Selalu berada di ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi, kurang lebih 15 hingga 30 menit
  • Segera hubungi fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit berlanjut, seperti sesak napas dan demam tinggi, untuk mendapat penanganan lebih lanjut

5. Kegiatan harian

Cara Menghitung Masa Isolasi COVID-19, Kapan Bisa Beraktivitas Lagi?ilustrasi membuka jendela kamar (pixabay.com/Free-Photos)

Selama isolasi, kamu juga amat disarankan untuk melakukan ini:

  • Buka jendela kamar agar mendapat sinar matahari dan sirkulasi udara
  • Berjemur sinar matahari selama 10-15 menit, antara jam 10.00-13.00 
  • Rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer
  • Olahraga rutin 3-5 kali seminggu
  • Menerapkan pola makan bergizi seimbang tiga kali sehari, pastikan untuk terpisah dari anggota keluarga di rumah lainnya
  • Pisahkan cucian kotor dengan pakaian kotor anggota keluarga lainnya
  • Bersihkan kamar setiap hari, gunakan alat pelindung diri (minimal pakai masker)
  • Cuci alat makan sendiri setelah selesai digunakan
  • Periksa suhu tubuh dan saturasi oksigen setiap pagi dan malam
  • Tidur di kamar pribadi yang terpisah dengan anggota rumah lainnya

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Nutrisi Ini Saat Isolasi Mandiri di Rumah

6. Terapi yang dibutuhkan

Cara Menghitung Masa Isolasi COVID-19, Kapan Bisa Beraktivitas Lagi?Ilustrasi suplemen (IDN Times/Nurulia R. Fitri)

Sediakan vitamin C, D, dan zink atau sesuai anjuran dokter. Hubungi pelayanan kesehatan terdekat untuk bimbingan pemantauan mandiri.

7. Lama perawatan dan cara menghitung masa isolasi

Cara Menghitung Masa Isolasi COVID-19, Kapan Bisa Beraktivitas Lagi?ilustrasi kalender (pexels.com/Olya Kobruseva)

Berdasarkan panduan dari PAPDI, untuk pasien tanpa gejala, lama perawatannya adalah 10 hari isolasi sejak terkonfirmasi positif.

Untuk gejala ringan, lama perawatannya adalah 10 hari isolasi sejak timbul gejala minimal 3 hari bebas gejala.

Lewat unggahannya di Instagram, dr. RA Adaninggar, SpPD mencoba menjelaskan cara penghitungan ini lebih lanjut.

Ia mencontohkan, misalnya seseorang terkonfirmasi positif COVID-19 tanggal 1 dan tidak bergejala, maka masa isolasinya adalah 1 hari + 10 hari (dengan konsultasi dokter). Jadi, pada tanggal 11 masa isolasi selesai dan bisa beraktivitas seperti biasa.

Pada gejala ringan hingga sedang, misalnya terkonfirmasi tanggal 1, jadi masa isolasinya adalah 1 hari + 10 hari. Bila gejala hilang tanggal 6, jadinya 6+3 hari = 9 hari (masih kurang dari 10 hari). Masa isolasi tetap berakhir tanggal 11. 

Bila gejala hilang tanggal 10, jadinya 10 hari + 3 hari = 13 hari. Isolasi selesai pada tanggal 14.

Bila gejala hilang tanggal 12, jadinya 12 hari + 3 hari = 15 hari. Isolasi selesai pada tanggal 16.

Perlu diingat, isolasi 10 hari + 3 hari bebas gejala (dengan konsultasi dokter) bukan berarti pasti 13 hari.

Gejala yang harus hilang antara lain demam, batuk, dan nyeri otot atau badan linu. Bila gejala tak kunjung hilang, konsultasi ke dokter.

Untuk gejala berat hingga kritis, diperlukan isolasi minimal 10 hari ditambah 3 hari bebas gejala, ditambah tes swab PCR satu kali negatif (sesuai penilaian dokter). Kapan isolasi berakhir atau perlunya tambahan waktu isolasi harus berdasarkan keputusan klinis dokter.

8. Waspadai tanda klinis pneumonia

Cara Menghitung Masa Isolasi COVID-19, Kapan Bisa Beraktivitas Lagi?Ilustrasi sesak napas (freepik.com/mdjaff)

Tanda klinis pneumonia meliputi demam, batuk, sesak, napas cepat, serta ditambah satu dari: frekuensi pernapasan lebih dari 30 kali per menit, distres pernapasan berat, atau Sp02 kurang dari 93 persen pada udara ruangan.

Itulah informasi seputar cara menghitung berapa lama seseorang dengan COVID-19 mesti melakukan isolasi. Lakukanlah dengan benar demi mencegah penularan virus ke orang lain, apalagi dengan mendominasinya varian Delta. Satu lagi yang tak kalah penting, jangan menentukan sendiri kapan lepas dari isolasi atau kembali beraktivitas. Selalu konsultasikan dengan dokter.

Baca Juga: Panduan Lengkap Isolasi Mandiri bagi Ibu Menyusui

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya