Refleks Moro, Respons Kaget Bayi untuk Melindungi Dirinya

Salah satu refleks alami bayi sehat yang baru lahir

Setelah melahirkan, ibu mungkin memperhatikan bayi terkejut atau bereaksi tiba-tiba saat mencoba menidurkannya. Ini adalah refleks Moro, salah satu dari beberapa refleks normal yang dimiliki bayi sehat sejak lahir. Ini juga salah satu hal yang diperiksa dokter segera setelah bayi lahir dan selama kunjungan bayi ke dokter.

Refleks Moro adalah refleks infantil primitif yang normal. Ini adalah respons motorik pelindung yang tidak disengaja terhadap gangguan mendadak keseimbangan tubuh atau rangsangan yang sangat tiba-tiba.

Ernst Moro pertama kali mendeskripsikan refleks Moro pada tahun 1918. Refleks ini dapat terlihat paling cepat 25 minggu setelah konsepsi dan muncul 30 minggu setelah konsepsi. Refleks muncul pada bayi cukup bulan dan mulai menghilang pada usia 12 minggu dan menghilang total pada usia enam bulan, seperti dijelaskan dalam publikasi medis StatPearls.

1. Cara mengenali refleks Moro pada bayi baru lahir

Refleks adalah tindakan tidak sadar yang dilakukan tubuh secara otomatis tanpa perlu memikirkannya. Ada banyak jenis refleks dan kita dilahirkan dengan sebagian besar refleks tersebut.

Bayi yang baru lahir dilahirkan dengan beberapa refleks penting, yang disebut refleks primitif. Ini penting untuk perkembangan bayi. Beberapa refleks merespons tindakan sementara beberapa lainnya adalah gerakan spontan, dilansir WebMD.

‌Ketika posisi kepala bayi tiba-tiba bergeser atau jika kepalanya jatuh ke belakang, mereka akan menyentak lengan menjauh dari tubuhnya dan menjulurkan lehernya. Bayi juga akan membuka jari mereka. Bayi kemudian akan dengan cepat mengidentifikasi kembali lengan mereka, menekuk sikunya, lalu mengendurkan lengannya. Bayi juga mungkin akan melengkungkan jari-jarinya. Wajahnya mungkin terlihat kaget dan mungkin juga menangis. Reaksi ini juga terjadi saat bayi dikejutkan oleh gerakan tiba-tiba, cahaya terang, atau suara keras.

Refleks Moro umumnya menghilang sekitar usia 2 hingga 6 bulan ketika bayi mampu menopang kepalanya. Saat otak bayi matang dan ia mendapatkan kontrol yang lebih baik atas gerakannya, refleks kaget ini tidak lagi diperlukan.

2. Pemicu

Refleks Moro, Respons Kaget Bayi untuk Melindungi Dirinyailustrasi refleks kaget pada bayi baru lahir (pexels.com/Danik Prihodko)

Hampir semua hal asing bagi bayi yang baru lahir, sehingga mereka mudah terkejut dan bahkan ketakutan oleh sensasi dan suara yang baru bagi mereka. Dipaparkan dalam laman What to Expect, inilah beberapa hal yang dapat memicu refleks Moro:

  • Bayi mengira ia akan jatuh, misalnya saat kamu meletakkan bayi di tempat tidurnya tanpa dukungan yang cukup.
  • Setiap gerakan yang tidak terduga, misalnya saat kamu mengangkat bayi dari kursinya di mobil atau menggeser posisi kepalanya.
  • Suara keras dan tiba-tiba di dekatnya, contohnya gonggongan anjing, suara raungan ambulans, sesuatu yang jatuh ke lantai, atau menggebrak sesuatu di dekatnya.
  • Bayi menyentak lengan dan kakinya dan itu mengagetkan dirinya sendiri.
  • Cahaya lampu yang sangat terang, khususnya jika dinyalakan di ruangan yang sebelumnya gelap atau remang-remang.
  • Tidak ada alasan yang jelas sama sekali. Kalau refleks kaget terjadi saat bayi tidur, ia mungkin bermimpi jatuh.

3. Cara dokter menguji refleks Moro pada bayi

Dokter anak akan melakukan beberapa tes untuk memeriksa perkembangan bayi sebagai bagian sebagai bagian dari pemeriksaan rutin. Beragam refleks diperiksa untuk memastikan bahwa sistem saraf dan otak bayi berkembang dengan baik.

‌Salah satu tes ini adalah tes refleks Moro. Bayi akan diletakkan telungkup di permukaan yang lembut dan empuk atau digendong oleh dokter. Dokter akan mengangkat kepala bayi sedikit di atas tubuhnya dan membiarkannya jatuh ke tangan dokter dengan lembut. Ini akan membuat bayi merasa seperti jatuh dan lengannya akan terentang dan kemudian menariknya kembali dengan cepat sebagai bagian dari refleks Moro.

‌Beberapa dokter mungkin menarik lengan bayi dengan lembut dan melepaskannya. Ini juga menimbulkan perasaan jatuh dan memicu refleks Moro.

Baca Juga: Viral Tradisi Gebrak Bayi, Jangan Ikut-ikutan Bisa Bahaya!

4. Saat bayi kaget, apa yang harus orang tua lakukan?

Refleks Moro, Respons Kaget Bayi untuk Melindungi Dirinyailustrasi refleks Moro atau refleks terkejut pada bayi (unsplash.com/Felipe Salgado)

Beberapa orang tua mungkin khawatir saat bayi mengalami refleks Moro untuk pertama kalinya. Ingat, ini adalah refleks normal bayi, jadi tidak ada yang perlu dilakukan saat bayi terkejut. Beberapa bayi bahkan mungkin berhenti menangis sendiri. Bayi lain mungkin perlu ditenangkan dan dihibur, seperti dengan menggendongnya atau mengajaknya bicara dengan lembut.

‌Refleks Moro bisa dipicu saat kamu mencoba menidurkan bayi. Misalnya, saat kamu membungkuk untuk membaringkan bayi yang terlelap di tempat tidurnya, ia terbangun karena sensasi jatuh. Di lain waktu, bayi mungkin tidur nyenyak dan terbangun, kadang-kadang bahkan dengan gerakan mereka sendiri.

Kamu bisa mencoba tips ini jika refleks kaget bayi mengganggunya untuk bisa tidur nyenyak:

  • Coba turunkan bayi ke tempat tidurnya secara horizontal, sehingga kamu tidak memiringkan kepalanya ke belakang.
  • Pegang bayi erat-erat. Jaga bayi sedekat mungkin dengan tubuh kamu saat kamu menurunkannya. Lepaskan bayi hanya ketika tubuh bayi menyentuh kasur.‌
  • Untuk membantu bayi tidur lebih nyenyak, kamu bisa mencoba membedong bayi. Membungkus bayi dengan kain bedong akan mengamankan lengannya sehingga ia tidak akan terkejut dan melepaskan lengannya dari tubuhnya. Ini dapat menenangkan bayi dan membantunya tidur lebih nyenyak. Pastikan meletakkan bayi dalam posisi telentang untuk mengurangi risiko sudden infant death syndrome (SIDS).
  • Kalau memungkinkan, jangan berisik saat berjalan atau berada di sekitar bayi, terutama saat ia tertidur. Walaupun tidak bisa sepenuhnya meredam setiap suara, tetapi kamu bisa meminimalkan hiruk pikuk dengan mesin white noise atau kipas angin hingga suara rumah dan lingkungan lebih familier bagi bayi yang baru lahir.

5. Refleks Moro vs kejang infantil

Dilansir Medical News Today, kejang infantil atau sindrom West mengacu pada jenis kejang yang terjadi pada bayi dengan epilepsi. Kejang infantil memiliki beberapa fitur yang sama dengan refleks Moro.

Kejang infantil bisa berbeda-beda pada setiap bayi. Beberapa bayi akan melengkungkan punggungnya dan menjulurkan lengan dan kakinya, sementara yang lain membungkuk ke depan sementara lengan dan kakinya menjadi kaku.

Orang tua atau pengasuh yang mengkhawatirkan gerakan bayi harus membawanya ke dokter anak. Dokter seharusnya bisa membedakan antara refleks Moro dan kejang infantil dengan relatif mudah pada bayi baru lahir.

Kejang infantil biasanya dimulai pada tahun pertama kehidupan, antara 4 dan 8 bulan. Ini biasanya sembuh saat anak berusia 5 tahun, meskipun kejang lain mungkin terjadi. Bayi bisa mengalami hingga 100 kejang per hari.

Dokter dapat mengobati kejang infantil dengan terapi hormonal atau obat antikejang. Namun, perawatan ini dapat menyebabkan efek samping yang serius. Bayi yang mengalami kejang infantil karena lesi otak mungkin memerlukan pembedahan.

6. Kapan harus membawa bayi ke dokter?

Refleks Moro, Respons Kaget Bayi untuk Melindungi Dirinyailustrasi bayi baru lahir (pexels.com/Sarah Chai)

Dokter anak mungkin adalah orang yang bisa mengetahui apakah bayi baru lahir tidak memiliki refleks Moro sama sekali, atau jika tampak tidak normal.

Menurut StatPearls, bayi prematur sering kali tidak memiliki refleks Moro yang berkembang dengan baik atau mungkin terlihat lebih lemah.

Apabila kamu melihat ada yang tidak beres dengan bayi atau ada perubahan apa pun di antara kunjungan dokter, segera hubungi dokter anak. Tanda-tanda yang harus diperhatikan antara lain:

  • Bayi tidak lagi menunjukkan tanda-tanda refleks, yang mungkin mengindikasikan semacam kerusakan otak atau sumsum tulang belakang.
  • Bayi hanya bisa menggerakkan satu sisi tubuhnya, yang mungkin berarti bahunya patah atau saraf yang mengalir dari leher ke lengannya rusak.

Apa yang terjadi jika refleks Moro tidak hilang? Ingat, bayi berkembang dengan kecepatannya sendiri. Namun, apabila usia bayi lebih dari 6 bulan dan ia masih menunjukkan refleks Moro, mungkin ada sesuatu yang lebih serius yang mendasarinya. Hubungi dokter anak. Nantinya, dokter akan melakukan tes untuk mengetahui apakah ada yang salah.

Suara keras atau perubahan cahaya yang tiba-tiba dapat membuat bayi kaget. Saat ini terjadi, bayi bisa merespons dengan menundukkan kepala, merentangkan tangan dan kaki, lalu akhirnya ke posisi fetal. Inilah yang dinamakan refleks Moro.

Orang tua atau pengasuh utama bayi mungkin khawatir saat pertama kali melihat respons kaget bayi ini. Namun, ingatlah bahwa ini merupakan reaksi normal pada bayi baru lahir yang sehat. Refleks Moro akan berkurang begitu bayi dapat menopang kepalanya, yang biasanya terjadi pada usia 4 bulan.

Dokter biasanya menguji refleks Moro selama pemeriksaan pascapersalinan. Orang tua dan pengasuh yang mencurigai bayinya memiliki refleks Moro yang terlalu aktif atau tidak ada sangat disarankan untuk segera menghubungi dokter anak.

Baca Juga: Shaken Baby Syndrome: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Penanganan

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Nur Seto

Berita Terkini Lainnya