8 Bahaya Vape bagi Kesehatan, Tingkatkan Potensi Kanker

Buat yang sering 'berasap' wajib tau, nih!

Meningkatnya kesadaran akan bahaya rokok tembakau membuat segelintir orang meninggalkan kebiasaan tersebut. Sayangnya, tak sepenuhnya berhenti, melainkan berpindah ke rokok elektrik alias vape yang digadang-gadang jauh lebih aman.

Walau dinilai lebih aman, tapi Centers of Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa 'alternatif' rokok ini sebetulnya tidak benar-benar aman. Adanya kandungan nikotin dan senyawa lainnya membuat bahaya vape nyata bagi tubuh.

Bahaya vape bagi kesehatan

Vape merupakan perangkat elektronik yang bekerja dengan memanaskan cairan dan menghasilkan aerosol atau campuran partikel kecil di udara. Sekilas, terlihat aman karena cairan yang digunakan mirip seperti sirup dengan banyak pilihan rasa. 

Faktanya, cairan vape juga mengandung nikotin, layaknya rokok biasa. Centers of Disease Control and Prevention pun menyebutkan bahwa kandungan nikotin dalam vape bisa jauh lebih besar.

Senyawa ini makin berbahaya karena terhisap secara langsung dan berisiko menyebabkan iritasi dalam jangka pendek. Bukan hanya itu, bahaya vape berikut juga mengancam penggunanya.  

1. Menurunkan sistem kekebalan tubuh

8 Bahaya Vape bagi Kesehatan, Tingkatkan Potensi Kankerilustrasi sakit kepala (pexels.com/Edward Jenner)

Sebuah penelitian yang diterbitkan melalui University of North Carolina, Chapel Hill, mencoba mencari tahu kekebalan tubuh dan kemampuan sel tubuh dalam melawan infeksi. Respondennya merupakan perokok aktif, pengguna vape, dan bukan perokok.

Hasilnya, perokok aktif dan pengguna vape sama-sama menunjukkan tanda-tanda berkurangnya aktivitas 594 gen. Gen tersebut berperan mendukung sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi. Penemuan ini membuktikan bahwa senyawa dalam cairan vape guna menciptakan uap memiliki efek imunosupresi pada tubuh.

2. Risiko bronchiolitis obliterans atau 'popcorn lung'

8 Bahaya Vape bagi Kesehatan, Tingkatkan Potensi Kankerilustrasi vape (pexels.com/Ruslan Alekso)

Peneliti Harvard mengungkapkan bahwa pengguna vape berisiko mengidap penyakit bronchiolitis obliterans atau lebih akrab disebut sebagai popcorn lung. Kandungan kimia di dalam vape secara sistematis menghancurkan saluran udara paru-paru terkecil.

Jangan dianggap sepele, karena satu-satunya cara mengatasi penyakit ini dengan transplantasi paru-paru. Kebayang dong bagaimana rasanya jika sampai paru-parumu harus ditransplantasi?

3. Pemanasan dan meledak

8 Bahaya Vape bagi Kesehatan, Tingkatkan Potensi Kankerilustrasi vape (unsplash.com/VapeClubMY)

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, vape bekerja dengan memanaskan cairan dan mengubahnya menjadi aerosol. Kemampuan pemanasan pada vape ditenagai oleh baterai lithium ion yang tertanam di dalamnya. Dilansir WebMD, penggunaan baterai ini pada vape tidak diatur secara ketat sehingga kualitasnya bisa jadi rendah.

Hal tersebut tentu berisiko menyebabkan ledakan yang berbahaya dan memicu luka bakar serius. Kenneth Barbero dari Albany adalah salah satu korban ledakan vape dan mengalami luka parah. Dalam sebuah wawancara, Kenneth menjelaskan bahwa ledakan itu merobek lidahnya, tangannya yang mengalami luka bakar, dan beberapa giginya hilang.

4. Risiko kecanduan

8 Bahaya Vape bagi Kesehatan, Tingkatkan Potensi KankerIlustrasi vapor (unsplash.com/NeryZarate)

Tes laboratorium yang dilakukan Food and Drug Administration menemukan bahwa ketidaksesuaian kadar nikotin dalam label katrid isi ulang dengan aslinya. Meski pada katrid vape tertulis 'nicotin-free', belum tentu benar-benar bebas nikotin.

Dilansir Heart, nikotin merupakan senyawa yang membahayakan dan sangat adiktif. Mengonsumsinya secara rutin berisiko tinggi menyebabkan peningkatan tekanan darah, detak jantung, aliran darah ke jantung dan penyempitan arteri, hingga menyebabkan serangan jantung. 

Baca Juga: Vape Lebih Efektif Membantu Seseorang Berhenti Merokok, Benarkah?

5. Keracunan pada anak

8 Bahaya Vape bagi Kesehatan, Tingkatkan Potensi Kankerilustrasi anak sakit (freepik.com/lifeforstock)

Nikotin dan zat-zat kimia lain dalam cairan vape berbahaya bagi anak-anak. Dilansir Parents, senyawa seperti hidrokarbon aromatik polisiklik bisa menempel di tangan anak, bertahan, dan terhirup dalam jangka waktu lama.

Dengan konsentrasi lebih tinggi dari rokok tradisional, senyawa tersebut bisa sangat beracun bagi anak. Efek sampingnya termasuk memengaruhi perkembangan sistem saraf, terutama otak, serta paru-paru. Senyawa pada vape juga dapat memengaruhi pertumbuhkembangan bayi dan janin dalam kandungan. 

6. Meningkatkan potensi kanker

8 Bahaya Vape bagi Kesehatan, Tingkatkan Potensi Kankerilustrasi penyintas kanker (pexels.com/SHVETS Productions)

Faktanya, vape mengandung senyawa logam lebih banyak dari rokok biasa. Termasuk kandungan timah, nikel, perak, besi, aluminium, silikat, dan kromium. Partikel-partikel tersebut dapat merusak sistem pernapasan dan pertumbuhan sel abnormal.

Mengutip California Department of Public Health dalam Undo, senyawa kromium dan nikel dikaitkan erat dengan gangguan pernapasan, termasuk kanker paru-paru. Hal ini sama dengan kandungan kadmium yang sejatinya merupakan pigmen untuk mewarnai plastik, keramik, dan kaca.

7. Gangguan kesehatan lainnya

8 Bahaya Vape bagi Kesehatan, Tingkatkan Potensi Kankerilustrasi gangguan pernapasan (freepik.com/wayhomestudio)

Seorang profesor kimia dan teknik di Portland State University di Oregon menemukan adanya kandungan formaldehyde dalam cairan vape. Senyawa tersebut merupakan bahan pembuatan lem dan alat perekat serta pelapis produk kertas dan bahan bangunan. Selain itu, formaldehyde juga digunakan sebagai bahan pengawet di kamar jenazah dan laboratorium medis.

Ketika formaldehida hadir di udara melebihi 0,1 ppm, beberapa individu mungkin mengalami efek samping. Dampak yang dirasakan dapat berupa mata berair, sensasi terbakar di mata, hidung, dan tenggorokan, batuk, mengi, mual, hingga iritasi kulit.

8. Pneumonia lipoid

8 Bahaya Vape bagi Kesehatan, Tingkatkan Potensi Kankerilustrasi paru-paru (freepik.com/freepik)

Pneumonia lipoid merupakan efek kesehatan ketika asam lemak masuk ke paru-paru. Kondisi ini juga menjadi momok bahaya vape, sebab adanya zat berminyak dalam liquid yang dihirup ketika vaping. Jika dilakukan dalam jangka panjang dapat memicu respons inflamasi di paru-paru.

Gejalanya dapat meliputi batuk kronis, sesak napas, serta lendir bercampur darah ketika batuk. Dilansir Hopkins Medicine, tidak ada pengobatan untuk pneumonia lipoid. Satu-satunya perawatan adalah menjauhkan pemicunya, dalam hal ini menghindari rokok elektrik. 

Mengingat bahaya vape sangat merugikan diri sendiri dan sekitar, ada baiknya menghindari penggunaannya. Dengan begitu, kesehatan lebih terjaga dan tidak merugikan orang lain.

Baca Juga: Menguak Vape, Aman atau Justru Berbahaya? Hasil Penelitian Ini Mencengangkan

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Bayu Aditya Suryanto
  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya