Kortisol, Hormon Stres yang Wajib Dikendalikan 

Walau dibutuhkan, tapi kalau kurang atau lebih bisa bahaya

Dalam menjalani kehidupan, rasanya tak mungkin semua hal berjalan mulus tanpa masalah. Mulai dari tugas yang menumpuk, tekanan dari atasan, desakan finansial, hubungan yang tidak harmonis, dan berbagai permasalahan lainnya.

Rentetan permasalahan dalam hidup bisa memicu timbulnya stres atau depresi. Nah, salah satu respons tubuh saat sedang stres adalah peningkatan kadar hormon kortisol.

Dilansir Everyday Health, kortisol adalah hormon steroid yang membantu tubuh merespons stres. Itulah kenapa hormon ini sering dijuluki "hormon stres". Kadarnya akan meningkat ketika kamu lagi stres atau depresi.

Berdasarkan sebuah penelitian dalam jurnal “Biosaintifika” tahun 2012, disebutkan bahwa terjadi peningkatan sekresi kortisol pada seseorang yang sedang dalam kondisi stres dan ketergantungan obat seperti penyalahgunaan narkotika.

Karena berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental, yuk, mengenal lebih jauh tentang hormon kortisol!

1. Diproduksi di kelenjar adrenal

Kortisol, Hormon Stres yang Wajib Dikendalikan pexels.com/Kat Jayne

Melansir laman You and Your Hormones, kortisol adalah salah satu hormon steroid yang dihasilkan di kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal adalah kelenjar kecil penghasil hormon yang letaknya di atas ginjal. Sekresi hormon ini dikendalikan oleh hipotalamus di otak, kelenjar pituitari, dan kelenjar adrenal.

Kortisol dilepaskan ke dalam aliran darah dan dialirkan ke seluruh tubuh. Kebanyakan sel tubuh memiliki reseptor kortisol. Oleh karena itu, hormon ini memiliki berbagai peranan yang berbeda-beda di dalam tubuh.

2. Peran penting kortisol dalam tubuh

Kortisol, Hormon Stres yang Wajib Dikendalikan pexels/Hassan OUAJBIR

Walaupun dikenal sebagai hormon stres, kortisol sebetulnya memiliki banyak peranan bagi tubuh. Dilansir laman organisasi The Hormone Health Network, fungsi kortisol di antaranya adalah:

  • Mengontrol kadar gula darah.
  • Mengatur metabolisme.
  • Membantu mengurangi inflamasi atau peradangan.
  • Membantu membentuk memori.
  • Mengontrol keseimbangan garam dan air dalam tubuh.
  • Membantu mengontrol tekanan darah.
  • Mendukung perkembangan janin selama kehamilan.

Baca Juga: 7 Dampak Buruk Gunakan Smartphone,  Suara Notifikasi Bisa Buat Stres

3. Kadar kortisol yang terlalu tinggi atau rendah dapat membahayakan kesehatan

Kortisol, Hormon Stres yang Wajib Dikendalikan pexels.com/Andrea Piacquadio

Dikutip dari Everyday Health, secara alami kadar hormon kortisol naik dan turun secara alami sepanjang hari. Kadarnya mencapai level tertinggi pada pagi hari dan terendah pada malam hari. Namun, pola tersebut bisa berubah pada orang yang bekerja dengan shift tidak teratur atau terlalu banyak tidur di siang hari.

Selain itu, adanya kelainan pada kelenjar adrenal juga berpengaruh pada pola kadar kortisol tersebut.

Seperti yang tertulis di laman You and Your Hormones, produksi hormon kortisol yang tidak normal (terlalu tinggi atau rendah) bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Kelebihan hormon kortisol bisa menyebabkan sindrom Cushing. Gejalanya yaitu tekanan darah tinggi, wajah memerah, kelemahan pada otot, sering haus dan buang air kecil, perubahan mood seperti merasa sedih, cemas atau depresi, kenaikan berat badan, osteoporosis, dan muncul memar atau stretch mark keunguan pada kulit.

Sementara itu, kekurangan hormon kortisol bisa mengakibatkan penyakit Addison. Gejala yang ditimbulkan adalah kelelahan, pusing (terutama saat berdiri), penurunan berat badan, perubahan mood, dan area kulit menjadi lebih gelap.

4. Cara mengendalikan hormon kortisol 

Kortisol, Hormon Stres yang Wajib Dikendalikan pexels.com/Just Name

Pada kondisi normal, tubuh dapat memproduksi kortisol sesuai dengan kebutuhan. Namun, jumlah kortisol yang terlalu tinggi bisa memberikan efek negatif bagi kesehatan.

Bersumber dari Medical News Today, berikut ini adalah hal-hal yang bisa kamu lakukan untuk menurunkan kadar kortisol:

  • Belajar untuk bisa mengelola stres dengan lebih baik dan berusaha mengenali serta mengendalikan pemicu stres untuk mengurangi kecemasan.
  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang seperti cokelat hitam, pisang, pir, teh hijau atau hitam, dan yoghurt. Di samping itu, perhatikan jumlah asupan gula dan minum cukup air untuk mencegah dehidrasi.
  • Istirahat cukup setiap hari.
  • Relaksasi dengan melakukan meditasi atau latihan pernapasan sederhana untuk membantu mengurangi stres.
  • Melakukan hobi.
  • Belajar untuk relaks dan bergembira.
  • Olahraga secara teratur.
  • Menghindari konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein pada malam hari yang bisa menyebabkan sulit tidur.
  • Memiliki hubungan yang baik dengan teman, pasangan, dan keluarga
  • Mempunyai hewan peliharaan bisa membantu menurunkan kadar kortisol. Berdasarkan sebuah studi dalam “SAGE Journals” tahun 2019, partisipan yang berinteraksi secara langsung dengan hewan peliharaan (kucing atau anjing) memiliki kadar kortisol yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak.
  • Mengonsumsi suplemen seperti minyak ikan dan ashwagandha atau ginseng India juga bermanfaat untuk mengurangi kadar kortisol. Namun, sebelum mengonsumsinya sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter.

5. Tes kadar kortisol dalam tubuh 

Kortisol, Hormon Stres yang Wajib Dikendalikan pexels.com/Pranidchakan Boonrom

Melansir WebMD, kadar kortisol dalam tubuh dapat diukur melalui tes darah, saliva, dan urine.

Tes darah dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari dan sekitar jam 4 sore. Ini karena kadar kortisol yang bisa berubah-ubah sepanjang hari. Jika kadar kortisol tinggi, dokter mungkin akan melakukan tes lainnya (tes saliva atau urine) untuk memastikan hasil yang didapatkan bukan karena stres atau obat-obatan.

Tes saliva biasa digunakan untuk diagnosis sindrom Cushing. Sebuah penelitian dalam “European Journal of Endocrinology” tahun 2013, juga menyebutkan bahwa kortisol saliva berguna untuk mengevaluasi pasien dengan penyakit Cushing. Tes ini dilakukan pada malam hari sebelum tidur, karena kadar kortisol cenderung paling rendah antara jam 11 malam atau tengah malam. Kadar kortisol yang tinggi menjelang tengah malam menandakan adanya gangguan kesehatan.

Pada tes urine, pasien akan diminta mengumpulkan urine selama 24 jam atau sehari penuh untuk diperiksa kadar kortisolnya.

Tes tambahan mungkin dilakukan untuk menentukan penyebab kadar kortisol yang tidak normal. Adanya tumor pada tubuh juga bisa memengaruhi kadar kortisol, Pemeriksaannya bisa dilakukan melalui CT scan atau MRI.

Hormon kortisol memang dibutuhkan untuk fungsi tubuh. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi atau rendah, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Dengan belajar mengelola stres dan menjalani pola hidup sehat, maka kualitas hidup senantiasa menjadi lebih baik serta kesehatan fisik dan juga mental pun akan terjaga.

Baca Juga: 5 Perbedaan antara Sedih, Stres dan Depresi yang Harus Kamu Ketahui

Rifa Photo Verified Writer Rifa

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya