Studi: Gen Z Lebih Sering Bohong tentang Kesehatannya

Mereka mungkin merasa malu tentang gaya hidup mereka

Bersikap terbuka tentang riwayat kesehatan kepada dokter bisa menjadi hal yang sulit. Studi terbaru yang dilakukan oleh Berxi menunjukkan bahwa 77 persen dari 1.000 pasien mengaku berbohong tentang kesehatan mereka saat berinteraksi dengan ahli kesehatan. 

Gen Z tampaknya menjadi partisipan yang paling banyak berbohong kepada dokter tentang kesehatan mereka. Menariknya, setiap generasi berbohong tentang hal yang berbeda. Apa saja, ya, alasannya? Simak ulasannya di bawah ini. 

1. Subjek umum pasien berbohong tentang kesehatannya

Studi: Gen Z Lebih Sering Bohong tentang Kesehatannyailustrasi mengonsumsi alkohol (unsplash.com/kchance8)

Bagian pertama dari penelitian tersebut mengungkapkan subjek umum dan motivasi yang mengarah ketidakjujuran. Sebagian besar pasien berbohong tentang gaya hidup mereka, terutama tentang konsumsi alkohol (25 persen), kebiasaan makan (23 persen), olahraga rutin (23 persen), dan riwayat seksual (21 persen). 

Sebanyak 20 persen lainnya mengaku berbohong tentang gejala mereka.

Secara keseluruhan, pasien memiliki kemungkinan lebih besar untuk berbohong dengan dokter saat melakukan telehealth (48 persen). 

Penyedia layanan telehealth atau telemedicine kian populer sejak awal pandemi COVID-19. Walaupun layanan ini sangat membantu, telehealth tampaknya membuat pasien lebih mudah untuk berbohong tentang kesehatan mereka.  

2. Alasan pasien berbohong tentang kesehatan mereka

Studi: Gen Z Lebih Sering Bohong tentang Kesehatannyailustrasi pasien (unsplash.com/National Cancer Institute)

Secara keseluruhan, pasien berbohong karena takut akan penilaian (33 persen), merasa sungkan (31 persen), atau malu (24 persen). Sebanyak 21 persen lainnya mengatakan mereka berbohong karena merasa dihakimi oleh profesional medis sebelumnya, sementara 19 persen mengatakan mereka menyangkal dan menghindari kebenaran. 

Sebanyak 15 persen juga berbohong karena takut akan catatan asuransi. Beberapa mungkin takut informasi pribadi mereka tersebar, sedangkan lainnya takut biaya asuransi kesehatan mereka meningkat. 

Alasan lain pasien berbohong adalah karena adanya ketidakpercayaan terhadap kemampuan tenaga ahli kesehatan. Pasien tersebut percaya bahwa mereka lebih tahu daripada penyedia layanan kesehatan.

Baca Juga: Studi: Alkohol Pengaruhi Tingkat Kesuburan dan Kelahiran

3. Setiap generasi memiliki alasan yang berbeda untuk berbohong

Studi: Gen Z Lebih Sering Bohong tentang Kesehatannyailustrasi Gen Z (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Karena adanya perbedaan budaya, agama, dan generasi, beberapa kelompok akan merasa lebih perlu untuk berbohong karena alasan tertentu. Gen Z adalah generasi yang paling cenderung menutupi kebenaran terkait kesehatan mereka, khususnya tentang riwayat seksual mereka. 

Gen Z dianggap cenderung memprioritaskan pengembangan diri daripada seks. Ini menjadi salah satu alasan mengapa mereka lebih malu dengan topik tersebut.

Di sisi lain, sebagian besar milenial berbohong tentang kebiasaan olahraga mereka, sementara Gen X lebih banyak berbohong tentang konsumsi alkohol. Untuk generasi Baby Boomers, kebanyakan berbohong tentang kebiasaan makan mereka. 

Persentase kebohongan setiap generasi bisa kamu lihat di bawah ini:

  • Gen Z sebanyak 93 persen.
  • Milenial sebanyak 76 persen.
  • Gen X sebanyak 75 persen.
  • Baby Boomers sebanyak 69 persen. 

Ada berbagai macam alasan pasien berbohong kepada dokter dan penyedia layanan kesehatan. Setiap generasi ternyata memiliki alasan yang berbeda saat berbohong tentang riwayat kesehatan mereka. Pastikan untuk selalu jujur saat membicarakan tentang kesehatan kamu kepada dokter, ya.

Baca Juga: Olahraga 150–600 Menit Seminggu Cegah Kematian Dini

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya