Mengenal Jenis, Faktor, dan Penanganan Cedera Olahraga

Jangan lupa pemanasan dulu sebelum olahraga

Seperti yang kita ketahui, olahraga memiliki berbagai macam manfaat untuk kesehatan. Terlebih lagi, pandemik COVID-19 mendorong masyarakat untuk memiliki gaya hidup sehat dan aktif berolahraga. 

Sayangnya, meningkatnya jumlah pegiat olahraga berbanding lurus dengan risiko gangguan kesehatan akibat cedera olahraga

Demi mengatasi masalah cedera olahraga, RS Pondok Indah - Bintaro Jaya resmi menghadirkan Sport Medicine, Injury & Recovery Center (SMIRC) pada Selasa (16/8/2022). 

Acara grand launching ini menghadirkan beberapa narasumber. Salah satunya adalah dr. Grace Joselini Corlesa, SpKO, MMRS, Spesialis Kedokteran Olahraga di SMIRC RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, untuk menjelaskan faktor penyebab, jenis, serta pencegahan cedera olahraga.

1. Faktor cedera olahraga

Mengenal Jenis, Faktor, dan Penanganan Cedera Olahragailustrasi cedera olahraga (unsplash.com/Diana Polekhina)

Cedera olahraga adalah kerusakan pada jaringan tubuh yang terjadi akibat olahraga atau latihan fisik. Menurut dr. Grace, faktor, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan cedera olahraga. Faktor penyebab ini meliputi faktor internal dan eksternal.

Beberapa risiko umum yang bisa menyebabkan cedera olahraga adalah:

  • Tidak rutin berolahraga.
  • Tidak melakukan pemanasan yang baik sebelum berolahraga
  • Melalukan olahraga yang banyak melibatkan kontak fisik antar pemain (contact sports). 

"Jadi, pada saat warm-up (pemanasan) yang diharapkan adalah ototnya sudah lemas. Aliran darah ke otot sudah siap. Kemudian, ototnya tidak dalam keadaan tertarik. Terus, menaikkan denyut nadinya juga pelan-pelan. Jadi, yang dilihat tidak hanya masalah muskuloskeletal, tetapi juga metabolisme dan denyut jantung," jelas dr. Grace terkait pentingnya pemanasan sebelum olahraga.

2. Jenis-jenis cedera olahraga

Mengenal Jenis, Faktor, dan Penanganan Cedera Olahragailustrasi cedera olahraga (unsplash.com/Terry Shultz)

Menurut pemaparan dr. Grace, cedera olahraga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan mekanisme cedera dan waktu munculnya gejala. Dua jenis cedera olahraga yaitu cedera akut dan cedera overuse.

  • Cedera akut: Jenis cedera ini terjadi secara mendadak dan memiliki onset yang jelas. Gejala dari cedera ini meliputi nyeri yang muncul tiba-tiba, bengkak, kekuatan otot berkurang, dan adanya perubahan bentuk atau ukuran tulang.
  • Cedera overuse: Jenis cedera ini terjadi secara perlahan. Gejala umumnya akan muncul pada saat beraktivitas, muncul nyeri tumpul, dan kadang disertai bengkak.

"Kalau cedera akut, kejadiannya itu langsung. Misalnya terkilir, jatuh, bengkak, atau memar. Kalau overuse, biasanya terjadi karena gerakan yang repetitif dan terus-menerus. Awalnya ngilu, sakit sedikit, lama-lama makin tidak nyaman," dr. Grace menjelaskan.

3. Cedera olahraga yang umum terjadi

Mengenal Jenis, Faktor, dan Penanganan Cedera Olahragailustrasi golfer's elbow (unsplash.com/Harlie Raethel)

Secara umum, cedera olahraga yang umum terjadi adalah sprain dan strain. Sprain (keseleo) adalah cedera pada ligamen yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya. Sedangkan strain (salah urat) adalah cedera pada otot atau tendon yang menghubungkan tulang dan otot.

Beberapa contoh cedera olahraga yang sering terjadi meliputi:

  • Anterior cruciate ligament (ACL): ACL merupakan jaringan yang menghubungkan tulang paha ke tulang kering. Cedera pada ACL bisa terjadi saat seseorang berubah arah secara tiba-tiba yang menyebabkan ligamen robek atau pecah.
  • Hamstring: Cedera hamstring merupakan kondisi ketika otot paha bagian belakang mengalami tarikan atau robekan.
  • Golfer's elbow: Golfer's elbow atau medial epicondylitis merupakan peradangan pada ujung siku bagian dalam.
  • Tennis elbow: Tennis elbow atau lateral epicondylitis adalah cedera olahraga yang menyebabkan peradangan pada ujung siku bagian luar.
  • Cedera meniskus: Cedera ini terjadi ketika tulang rawan mengalami luka. Cedera meniskus umumnya disebabkan oleh putaran yang kuat sehingga menyebabkan robekan.
  • Cedera ankle: Cedera ankle merupakan cedera pada pergelangan kaki. Jenis cedera ini bisa berupa cedera tendon, keseleo, hingga patah tulang.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Tulang Belakang Menurut Pakar

4. Penanganan cedera olahraga

Mengenal Jenis, Faktor, dan Penanganan Cedera Olahragailustrasi penanganan cedera olahraga oleh dokter (unsplash.com/Toralf Thomassen)

Dokter Grace menjelaskan bahwa penanganan pertama pada cedera olahraga bisa dilakukan dengan metode PRICE. Metode ini berlaku untuk cedera trauma, strain, dan sprain pada 24–72 jam pertama setelah terjadinya cedera. Metode PRICE meliputi:

  • Protect.
  • Rest.
  • Ice (kompres es 10–15 menit per 4 jam).
  • Compression.
  • Elevation

Jika cedera tidak membaik dan makin parah, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Berikut prinsip penanganan cedera olahraga yang bisa menjadi panduan:

  • Menggunakan metode PRICE 24–72 jam setelah terjadinya cedera. 
  • Konsultasi ke dokter yang meliputi pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan.
  • Pemeriksaan penunjang, seperti MRI, CT scan, dan sinar-X. 
  • Penanganan cedera olahraga oleh dokter, seperti operasi minimal invasif atau terapi modalitas. 

"Yang pasti, kalau misalnya sudah tidak nyaman dan sudah terlihat bengkak, apa lagi kalau pada saat jatuh ada bunyi "krek" atau pop sound, lebih baik dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata dr. Grace.

5. Pencegahan cedera olahraga

Mengenal Jenis, Faktor, dan Penanganan Cedera Olahragailustrasi pemanasan (unsplash.com/ Anupam Mahapatra)

Mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati. Menurut dr. Grace, ada langkah-langkah yang bisa diambil untuk meminimalkan cedera  olahraga. Beberapa di antaranya adalah:

  • Berolahraga dengan teknik yang tepat. 
  • Menggunakan pakaian dan peralatan olahraga yang layak. 
  • Tidak berlebihan dalam berolahraga. 
  • Melakukan pemanasan sebelum berolahraga. 
  • Melakukan pendinginan setelah berolahraga. 
  • Melanjutkan aktivitas dengan perlahan. 
  • Istirahat dan tidur yang cukup. 
  • Menangani cedera olahraga sebelumnya dialami dengan tuntas. 

"Jadi olahraganya apa, sesuaikan sepatunya. Olahraganya pada suhu berapa, bajunya juga harus sesuai. Jadi tidak menggunakan jaket atau baju sauna pada saat lari-lari di outdoor. Karena sebenarnya itu tidak ada hubungannya. Nanti yang ada jadi dehidrasi."

Penanganan cedera olahraga dapat berbeda-beda, tergantung penyebab dan area cedera. Jika kamu mengalami cedera olahraga, segera konsultasi dengan dokter dan melakukan pemeriksaan penunjang. Ini penting dilakukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat serta penanganan cedera yang akurat dan optimal. 

Baca Juga: Olahraga 150–600 Menit Seminggu Cegah Kematian Dini

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya