Masih Banyak Masyarakat Indonesia Tak Bisa Makan Bergizi

Harga pangan Indonesia termasuk yang tertinggi

Setiap orang memerlukan asupan pangan dengan gizi yang seimbang. Menurut tim riset Food Prices for Nutrition dari Tufts University, Amerika Serikat, gizi seimbang berarti menu yang terdiri dari porsi seimbang antara sumber karbohidrat, protein dan lemak, sayuran dan buah, serta air minum.

Menurut standar komposisi gizi Healthy Diet Basket yang juga digunakan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), biaya yang perlu dikerluarkan oleh orang Indonesia untuk mendapatkan makanan sehat adalah sekitar Rp22.126 atau setara dengan Rp663.791 per bulan.

Lebih dari setengah masyarakat Indonesia tidak bisa mendapatkan gizi baik

Masih Banyak Masyarakat Indonesia Tak Bisa Makan Bergiziilustrasi makanan sehat (unsplash.com/Brooke Lark)

Menurut analisis yang dilakukan Kompas berdasarkan data tersebut, ada 68 persen atau 183,7 juta orang Indonesia yang tidak mampu memenuhi kecukupan tersebut. 

Menggunakan standar Angka Kecukupan Gizi Indonesia (AKG) tahun 2014, banyaknya penduduk Indonesia yang tidak dapat menjangkau makanan sehat turun dari 68 persen menjadi 57 persen. Angka ini setara dengan 155 juta penduduk di Indonesia. 

Harga pangan di Indonesia termasuk yang tertinggi

Masih Banyak Masyarakat Indonesia Tak Bisa Makan BergiziIlustrasi makanan bergizi (Pexels/Trang Doan)

Menurut laporan FAO, harga pangan di Indonesia termasuk yang tertinggi dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya berdasarkan daya beli masyarakat. 

Harga pangan bergizi di Indonesia mencapai hingga 4,47 dolar AS yang setara sekitar Rp69.000. Sebagai perbandingan, Thailand memiliki PPP 4,3 dolar AS, Filipina 4,1 dolar AS, Vietnam 4 dolar AS, dan Malaysia 3,5 dolar AS. 

Pandemi COVID-19 menjadi faktor

Masih Banyak Masyarakat Indonesia Tak Bisa Makan Bergiziilustrasi virus (IDN Times/Aditya Pratama)

Seperti yang kita tahu, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa dari berbagai aspek. Tidak hanya menelan banyak korban jiwa, pandemi juga menyebabkan kesulitan finansial di berbagai kelompok masyarakat. 

Pada 2017, banyaknya penduduk yang tidak mampu membeli pangan bergizi mencapai 70,7 persen. Terjadi perbaikan pada 2018 dengan presentase 68,9 persen,  dan 2019 dengan 67,3 persen. Akan tetapi, angka ini kembali meningkat menjadi 69,1 persen akibat pandemi COVID-19. 

Separuh masyarakat Indonesia belum bisa memenuhi kecukupan menu yang bergizi. Pandemi COVID-19 ikut menjadi faktor yang mengakibatkan besarnya angka ini. 

Baca Juga: #GiziLokal: 6 Manfaat Sayur Genjer bagi Kesehatan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya