Studi: Tidur Kelamaan maupun Kurang Tingkatkan Risiko Infeksi

Yuk, pastikan tidur kita lebih berkualitas

Beberapa faktor seperti usia, kondisi kesehatan yang mendasari, dan kehamilan diketahui meningkatkan risiko seseorang mengalami infeksi. Pilek dan flu merupakan contoh infeksi yang umum terjadi.

Penelitian baru dalam jurnal Frontiers in Psychiatry menemukan bahwa tidur juga memengaruhi risiko seseorang untuk sakit. Temuan ini menjadi bukti tambahan mengapa setiap orang harus memprioritaskan tidur yang berkualitas.

1. Melibatkan 1.848 partisipan

Studi: Tidur Kelamaan maupun Kurang Tingkatkan Risiko Infeksiilustrasi penelitian (pexels.com/Fauxels)

Sebelumnya, penelitian biasanya berfokus pada tidur dan infeksi dalam kondisi yang terkontrol. Untuk studi ini, tim peneliti ingin mengeksplorasi hubungan tidur dan infeksi dalam kondisi kehidupan nyata.

Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti membagikan survei kepada pasien di ruang tunggu dokter umum di Norwegia. Secara keseluruhan, mereka berhasil mengumpulkan 1.848 tanggapan dari survei tersebut.

Survei tersebut mengajukan pertanyaan seperti berapa lama mereka biasanya tidur, kapan mereka tidur, dan apakah mereka menganggap kualitas tidur mereka baik. 

Responden juga diminta mengungkapkan apakah mereka pernah mengalami infeksi atau mengonsumsi antibiotik dalam tiga bulan sebelumnya.

2. Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur berpengaruh pada risiko infeksi

Studi: Tidur Kelamaan maupun Kurang Tingkatkan Risiko Infeksiilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Para peneliti menemukan bahwa peserta yang tidur terlalu sedikit (6 jam atau kurang) atau terlalu banyak (9 jam atau lebih) lebih mungkin mengembangkan infeksi.

Dilaporkan bahwa partisipan yang tidur lebih dari 9 jam 44 persen lebih mungkin mengalami infeksi dibandingkan dengan mereka yang tidur 7–8 jam. Di sisi lain, mereka yang melaporkan tidur kurang dari 6 jam 27 persen lebih mungkin melaporkan infeksi.

Data juga mengungkapkan bahwa mereka yang tidur kurang dari 6 jam setiap malam atau menderita insomnia kronis, lebih mungkin memerlukan antibiotik untuk mengatasi infeksi mereka.

Baca Juga: Studi: Kopi Sebabkan Kematian Dini pada Pasien Hipertensi

3. Hubungan tidur dan kekebalan tubuh

Studi: Tidur Kelamaan maupun Kurang Tingkatkan Risiko InfeksiIlustrasi tubuh manusia (unsplash.com/Camilo Jimenez)

Tidur dan ketahanan tubuh memiliki hubungan yang erat. Dilansir Healthline, tidur merupakan waktu untuk tubuh melakukan "reset". Pada saat ini, tubuh dapat mengisi kembali banyak bahan kimia yang dibutuhkan. Proses ini sekaligus memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Lebih lanjut, studi dalam jurnal Physiological Review menemukan bahwa tidak cukup tidur dapat menghalangi sel darah putih mencapai tempat yang terkena infeksi. Sel darah putih adalah elemen vital dari sistem kekebalan tubuh kita dan membantu tubuh melawan infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Studi menemukan bahwa tidur terlalu lama atau terlalu sedikit bisa meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi. Mulailah perbaiki kualitas tidur kita untuk tubuh yang lebih sehat. 

Baca Juga: Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Kematian Dini 20%

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya