Seberapa Lama Manusia Bisa Hidup? Ini Fakta Ilmiahnya

Kalau mau panjang umur, perhatikan faktor-faktor ini

Mungkin banyak orang yang penasaran tentang berapa lama manusia bisa hidup, termasuk kamu? Penelitian telah menunjukkan bahwa manusia memiliki batas usia maksimal.

Hidup yang diimbangi dengan kesehatan fisik dan mental yang baik sering dianggap sebagai kunci penting seseorang untuk hidup panjang umur dan tetap sehat. Namun, pertanyaannya, seberapa lama kita bisa hidup di dunia?

Angka harapan hidup di tiap negara di seluruh belahan dunia pun berbeda-beda, bergantung pada kebiasaan, pola makan, faktor genetik, lingkungan dan masih banyak lagi.

Untuk menjawab pertanyaan tentang batas maksimal umur manusia, mari simak penjelasannya berikut ini.

1. Dalam dua abad terakhir usia harapan hidup manusia meningkat sampai dua kali lipat

Seberapa Lama Manusia Bisa Hidup? Ini Fakta Ilmiahnyapixabay.com/PICNIC-Foto-Soest

Di seluruh dunia, rentang umur manusia semakin panjang. Meski naik turun, tetapi dalam dua abad terakhir usia harapan hidup manusia peningkatannya sampai dua kali lipat.

Melansir The Local, di Swedia misalnya, berdasarkan data dengan tingkat akurasi sangat tinggi tentang populasi nasional sejak pertengahan abad ke-16, batas umur maksimum seseorang telah meningkat selama hampir 150 tahun.

Peningkatan usia harapan hidup ini juga telah terlihat di banyak negara lain, termasuk di Eropa Barat, Amerika Utara, dan Jepang.

Sebaliknya, menelitian dalam jurnal Nature tahun 2016 tidak menemukan peningkatan usia manusia. Disebutkan bahwa sejak tahun 1990, usia manusia tertua tidak ada peningkatan. Bahkan, tingkat harapan hidup cenderung semakin menurun menginjak usia 100 tahun.

Pemegang rekor manusia tertua saat ini adalah seorang perempuan asal Prancis bernama Jeanne Calment. Ia meninggal dunia pada 4 Agustus 1997 dengan usia 122 tahun 5 bulan.

2. Perempuan lebih mungkin hidup lebih lama ketimbang laki-laki

Seberapa Lama Manusia Bisa Hidup? Ini Fakta Ilmiahnyapixabay.com/stevepb

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), harapan hidup rata-rata manusia adalah 72 tahun di tahun 2016.

Namun, jika dipisahkan berdasarkan jenis kelamin, ada perbedaan yang mencolok. Rata-rata perempuan bisa hidup sampai usia 74 tahun lebih 2 bulan, dan rata-rata harapan hidup laki-laki adalah 69 tahun lebih 8 bulan.

Melansir BBC, menurut sensus tahun 2010 di Amerika Serikat (AS), negara tersebut memiliki 53.364 penduduk yang berusia di atas 100 tahun. Tercatat hanya ada 9.162 orang berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya yaitu 44.202 adalah perempuan.

Faktor-faktor seperti merokok, minum minuman keras, dan makan berlebihan sebagian dapat menjelaskan mengapa ukuran kesenjangan gender sangat bervariasi antar negara. Lelaki Rusia kemungkinan besar meninggal 13 tahun lebih awal daripada perempuan Rusia. Sebagian karena mereka lebih banyak minum minuman beralkohol dan merokok.

“Tentu saja, faktor sosial dan gaya hidup memiliki pengaruh, tetapi tampaknya ada sesuatu yang tertanam lebih dalam dalam biologi kita,” kata Tom Kirkwood, yang mempelajari dasar biologis untuk penuaan di Universitas Newcastle di Inggris, seperti mengutip dari BBC.

Baca Juga: Benarkah Kita Lebih Panjang Umur Tanpa Anak? Ini Hasil Risetnya!

3. Apakah waktu kematian bisa diprediksi?

Seberapa Lama Manusia Bisa Hidup? Ini Fakta Ilmiahnyapixabay.com/Sabina van Erp

Melansir Russia Beyond, jaringan saraf ternyata dapat memprediksi panjang usia dan bahkan kemungkinan waktu kematian, kata ilmuwan Rusia. Temuan ini bisa membantu mengembangkan aplikasi seluler baru untuk mengetahui angka harapan hidup.

Percaya atau tidak, tubuh kita tidak semuda atau setua yang dirasakan. Tingkat aktivitas fisik kita ternyata dapat mengungkap lebih banyak tentang kemungkinan lama usia daripada usia yang sesungguhnya.

Karena itu, para pendiri perusahaan rintisan (start-up) biotek Rusia, Gero, percaya bahwa beberapa indikator seperti tekanan darah, dapat mengungkapkan banyak informasi mengenai kesehatan dan bahkan risiko kematian seseorang.

Bersama dengan para ilmuwan dari Moscow Institute of Physics and Technology (MIPT), Rusia, Gero menganalisis data klinis 10 ribu orang berdasarkan Survei Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES) tahun 2003–2006.

Data penelitian NHANES berisi informasi tentang bagaimana orang-orang dengan berbagai kondisi kesehatan yang berbeda bergerak saat memakai pelacak kebugaran.

“Orang yang sehat dan muda dapat dengan mudah beralih dari istirahat ke gerakan-gerakan cepat, tetapi orang yang sakit atau lanjut usia harus bangkit dari kursi secara perlahan dan bertahap,” kata Dr. Peter Fedichev, direktur sains Gero dan kepala labaratorium MIPT, kepada Russia Beyond. “Algoritma kami dapat mengungkapkan orang-orang yang memiliki harapan hidup lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata populasi," lanjutnya.

Jaringan saraf sudah bisa mendeteksi aritmia (suatu tanda atau gejala dari gangguan detak jantung atau irama jantung) dalam data elektrokardiogram (EKG) — grafik yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu — mengambil penanda biologis (biomarker) usia dari tes darah dan memprediksi kematian berdasarkan catatan medis elektronik.

“Terinspirasi oleh contoh-contoh ini, kami mengeksplorasi potensi kecerdasan buatan (AI) untuk penilaian risiko kesehatan berdasarkan aktivitas fisik manusia,” kata Fedichev.

Satu minggu pengukuran aktivitas cukup bagi jaringan saraf untuk memprediksi usia biologis dan risiko kematian. Fedichev mengklaim bahwa algoritma berbasis AI yang dibuat oleh Gero telah mengungguli model-model usia biologis dan risiko kematian yang sebelumnya tersedia dari data yang sama.

4. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi umur manusia?

Seberapa Lama Manusia Bisa Hidup? Ini Fakta Ilmiahnyapixabay.com/besnopile

Melansir ThinkAdvisor, berbagai faktor dapat memengaruhi usia harapan hidup dan penting untuk dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan untuk masa pensiun. Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor tersebut:

  • Usia: angka kematian perempuan lebih rendah pada setiap usia dibandingkan lelaki. Rata-rata perempuan hidup lebih lama daripada pria. Beberapa penelitian lain juga mengaitkan kesenjangan ini dengan perilaku berisiko di antara lelaki yang dapat menyebabkan tingkat kecelakaan yang lebih tinggi.
  • Genetik: para ahli berpendapat bahwa ada hubungan antara faktor genetik dan angka kematian. Genetika mungkin berperan dalam 9 dari 10 penyebab utama kematian. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencantumkan penyebab utama kematian di negara tersebut yakni: penyakit jantung, kanker, penyakit saluran pernapasan bawah kronis, kecelakaan, stroke atau penyakit serebrovaskular, penyakit Alzheimer, diabetes, influenza dan pneumonia, penyakit ginjal, dan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
  • Tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi: tingkat edukasi yang lebih tinggi terkait dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi pula, dan keduanya berhubungan dengan peningkatan usia. Pendidikan yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan tingkat obesitas dan penggunaan tembakau yang lebih rendah, yang mungkin berkorelasi dengan umur yang lebih panjang. Status sosial ekonomi dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengakses perawatan medis yang memadai dan partisipasi mereka dalam mempertahankan kebiasaan gaya hidup yang lebih sehat, seperti lebih banyak berolahraga, tidak merokok, dan menjaga berat badan ideal.
  • Gaya hidup dan kebiasaan: misalnya pola makan yang tidak sehat, jarang olahraga, penggunaan tembakau dan alkohol berlebihan, perilaku seks berisiko, keamanan pangan, keamanan tempat kerja, dan keselamatan berkendara.
  • Akses pelayanan medis: kemajuan di bidang kedokteran serta akses pelayanan maupun teknologi medis berdampak besar pada peningkatan harapan hidup. Populasi orang yang mudah mendapatkan pelayanan terapi antibiotik dan imunisasi, sinar x, pembedahan, perawatan jantung dan transplantasi organ, semuanya telah membantu harapan hidup rata-rata menjadi lebih tinggi.

5. Mulai dengan Gaya Hidup Sehat

Seberapa Lama Manusia Bisa Hidup? Ini Fakta Ilmiahnyapixabay.com

Menerapkan gaya hidup sehat, setidaknya dalam lima hal, diyakini dapat memperpanjang harapan hidup hingga 12 tahun untuk laki-laki dan 14 tahun untuk perempuan. Demikian hasil studi dari Harvard T. H. Chan School of Public Health, AS.

Kelima hal yang dimaksud adalah konsumsi sayuran, buah, dan makanan rendah lemak, serta beraktivitas fisik tingkat sedang hingga berat selama beberapa jam dalam seminggu.

Kemudian, upayakan untuk terus menjaga berat badan tetap ideal, tidak merokok, dan tidak minum alkohol lebih dari satu porsi per hari.
 
Untuk menindaklanjuti data itu, para peneliti menelusuri lebih jauh usia harapan hidup tanpa terkena tiga penyakit kronis yakni penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan kanker. Melansir TIME, studi yang dipublikasikan dalam jurnal BMJ tahun 2018 tersebut menunjukkan bahwa perempuan dapat memperpanjang harapan hidup bebas penyakit setelah usia 50 tahun sekitar 10 tahun.

Sementara itu, laki-laki dapat menambah sekitar 8 tahun dalam hidupnya daripada orang yang tidak memiliki kebiasaan hidup sehat.

Jadi, batas usia maksimal manusia atau angka harapan hidup dapat dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya adalah gaya hidup. Karena itu, selalu terapkan pola hidup sehat dan utamakan faktor keamanan agar kamu panjang umur dan tetap sehat.

Baca Juga: 10 Kebiasaan yang Bisa Bikin Panjang Umur, Lakukan Yuk!

Rizky Kusumo Photo Verified Writer Rizky Kusumo

Sedang menjajaki karir sebagai penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya