Dari Obesitas hingga Depresi, Berikut Dampak Fast Food Bagi Tubuh

Fakta kesehatan dari berbagai penelitian ilmiah

Sudah menjadi hal umum bahwa bisnis makanan siap saji kian menjamur di tanah air, mulai dari bisnis skala rumahan hingga bisnis skala internasional. Makin hari pun makin banyak yang menyukai dan terbiasa dengan makanan cepat saji, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Di balik kelezatan dan ketenarannya tersebut, sejumlah studi menunjukkan beberapa masalah kesehatan karena mengonsumsi makanan siap saji yang berlebihan. Berikut beberapa masalah kesehatan yang dapat muncul karena sering mengonsumsi makanan siap saji. Yuk, disimak!

1. Makanan siap saji meningkatkan risiko obesitas

Dari Obesitas hingga Depresi, Berikut Dampak Fast Food Bagi Tubuhilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Minnesota, partisipan penelitian yang memakan makanan siap saji (fast food) sebanyak dua kali atau lebih dalam seminggu mengalami penambahan berat badan kurang lebih sebanyak 10 pound atau sekitar 4,5 kilogram. Studi ini melibatkan 3.031 responden yang berumur 18-30 tahun (pada tahun 1985) dengan kurun waktu selama 15 tahun.

Makanan siap saji mengandung tinggi kalori, tinggi lemak dan tinggi garam yang dapat memicu terjadinya obesitas dan dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah. Karena kandungannya inilah timbul masalah kesehatan lain, seperti stroke, penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan perut kembung.  

2. Meningkatkan risiko diabetes tipe 2

Dari Obesitas hingga Depresi, Berikut Dampak Fast Food Bagi Tubuhilustrasi mengecek gula darah (pexels.com/Artem Podrez)

Dari penelitian yang sama, partisipan yang memakan makanan siap saji sebanyak dua kali atau lebih dalam seminggu mengalami resistensi insulin dua kali lebih besar dibanding partisipan yang lebih jarang memakan makanan tersebut.

Resistensi insulin ialah suatu kondisi dimana tubuh sudah tidak lagi peka dan merespons insulin dalam tubuh. Normalnya, hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas berfungsi untuk membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa yang akan diubah menjadi energi. Ketika resistensi insulin terjadi, sel-sel tubuh tidak menyerap glukosa dengan baik walaupun pankreas telah menghasilkan insulin. Akibatnya, terjadi penumpukan glukosa dalam darah dan kadarnya melebihi batas normal.

Orang yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas rentan mengalami resistensi insulin. Kondisi ini merupakan salah satu faktor terjadinya diabetes tipe 2, karenanya memakan makanan siap saji berlebih berisiko memunculkan diabetes tipe 2 pada tubuh.

Baca Juga: 7 Hal yang Dialami Tubuh saat Berhenti Mengonsumsi Fast Food

3. Terpapar bahan kimia berbahaya ftalat

Dari Obesitas hingga Depresi, Berikut Dampak Fast Food Bagi Tubuhilustrasi ibu hamil (pexels.com/Leah Kelley)

Menurut studi yang dilakukan oleh Universitas George Washington, hasil menunjukkan bahwa orang yang sering memakan makanan siap saji memiliki kandungan phthalate 40% lebih tinggi di dalam tubuhnya. Peneliti juga menemukan bahwa biji-bijian dan daging merupakan kontributor paling signifikan terhadap paparan zat ftalat. Biji-bijian yang dimaksudkan dapat pula berupa hidangan olahan seperti kue, roti, pizza, mi, hingga hidangan dari nasi. 

Phthalate atau ftalat merupakan zat yang digunakan dalam pembuatan kemasan makanan, kemasan produk susu, pembuatan plastik, dan barang lainnya pada industri fast food. Zat ini dapat terlepas dari kemasan makanan plastik dan menyatu dengan makanan.

Phthalate yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan pada orang dewasa dan anak-anak, seperti keguguran, gangguan sistem endoktrin dan sistem motorik, termasuk rendahnya kemampuan kognitif dan keterlambatan berbicara pada anak.

4. Berisiko tinggi terkena depresi

Dari Obesitas hingga Depresi, Berikut Dampak Fast Food Bagi Tubuhilustrasi orang depresi (pexels.com/Polina Zimmerman)

Sebuah penelitian dari Universitas Las Palmas de Gran Canaria dan Universitas Granada menunjukkan bahwa orang yang memakan makanan siap saji (seperti burger, hotdog dan pizza) dan makanan yang dipanggang (seperti kue, croissant, dan donat) berisiko terkena depresi 51% lebih tinggi dibanding mereka yang sama sekali tidak makan atau hanya sedikit makan makanan tersebut. 

Selain berpotensi terkena depresi, mereka pun cenderung kurang aktif, dan memiliki kebiasaan makan yang buruk, seperti jarang mengonsumsi sayuran, buah, ikan, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Studi lainnya menyebutkan, dengan mengonsumsi vitamin B, asam lemak omega-3 dan minyak zaitun akan mencegah terjadinya depresi di kemudian hari.

5. Berisiko terkena asma, eksim dan rinitis yang parah

Dari Obesitas hingga Depresi, Berikut Dampak Fast Food Bagi Tubuhilustrasi orang sakit (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Studi yang ditunjukkan oleh British Medical Journal menunjukkan bahwa memakan makanan siap saji sebanyak tiga kali atau lebih dalam seminggu dikaitkan dengan peningkatan risiko asma parah sebesar 39% pada remaja dan 27% pada anak-anak, dan secara keseluruhan untuk eksim dan rinitis pula. 

Tampaknya, buah-buahan menjadi agen pelindung anak-anak dan remaja yang mengalami masalah kesehatan ini. Dengan mengonsumsi buah-buahan sebanyak tiga kali atau lebih dalam seminggu dapat mengurangi parahnya gejala sebesar 11% - 14% pada remaja dan anak-anak.

Itu dia beberapa masalah kesehatan yang dapat muncul karena seringnya memakan makanan siap saji. Ada baiknya untuk memperhatikan pola makan yang sehat dan seimbang jika ingin dibarengi memakan fast food

Baca Juga: Hindari Junk Food, Ini 7 Makanan Sehat yang Sebaiknya Kamu Konsumsi

Roselin A. Photo Verified Writer Roselin A.

Halo!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya