5 Cedera yang Sering Dialami Pelari dan Cara Mencegahnya 

Jangan sampai cedera menghentikan kebiasaan sehat ini ya

Lari menjadi salah satu olahraga yang sangat mudah dilakukan dan mempunyai segudang manfaat kesehatan. Meskipun mudah, tetapi berarti olahraga ini minim risiko cedera, lho.

Melansir Yale Medicine, paling tidak 50 persen pelari reguler mengalami cedera setiap tahunnya saat berlari. Beberapa cedera yang dialami karena trauma saat terjatuh atau lari secara berlebihan.

Meskipun punya risiko cedera, jangan hentikan aktivitas yang menyehatkan ini. Lebih baik pahami apa saja cedera lari dan bagaimana cara menghindarinya agar kamu tetap bisa konsisten untuk melakukannya.

1. Nyeri patellofemoral 

5 Cedera yang Sering Dialami Pelari dan Cara Mencegahnya freepik.com/jcomp

Nyeri ini memang sering dialami oleh pelari dan biasanya terjadi di sekitar atau belakang tempurung lutut.

Penyebabnya adalah tumpuan kekuatan yang berulang atau hentakan kencang ketika berlari di jalan keras atau jalanan yang menurun. Keduanya meningkatkan risiko otot jadi tidak seimbang dan pinggul jadi lebih lemah, sehingga tubuh lebih menekan tempurung lutut hingga terasa nyeri.

Cara menghindari cedera ini, sebaiknya memilih jalan yang datar dan tidak terlalu keras ketika berlari. Sementara itu, bila sudah terlanjur terjadi, untuk mengobati rasa sakitnya para ahli kesehatan menyarankan untuk menggunakan penyangga lutut, minum obat antiinflamasi nonsteroid, dan mengurangi jarak tempuh lari.

2. Sindrom pita iliotibial (ITBS) 

5 Cedera yang Sering Dialami Pelari dan Cara Mencegahnya peakendurancesport.com

Iliotibial band syndrome (ITBS) atau sindrom pita iliotibial adalah sindrom yang memicu rasa sakit di bagian luar lutut. Rasa sakit ini muncul karena adanya peradangan pada pita iliotibial atau tendon tebal yang berada di tulang panggul hingga paha. Penyebab umum ITBS ini sendiri karena peningkatan jarak tempuh secara drastis, lari menuruni bukit, dan pinggul yang lemah.

Berdasarkan sebuah laporan yang dimuat dalam International Journal of Sports Physical Theraphy tahun 2015, ITBS membuat atlet tidak bisa lari dengan optimal. Selain itu, disebutkan juga bahwa ITBS bisa diredakan dengan melakukan terapi fisik untuk mengurangi peradangan sekaligus mengurangi rasa sakit.

Baca Juga: Kenali 7 Macam Cedera Lutut yang Paling Sering Terjadi

3. Cedera tendinitis patela (lutut pelompat) 

5 Cedera yang Sering Dialami Pelari dan Cara Mencegahnya freepik.com/rawpixel.com

Cedera ini paling sering dialami oleh pelari jarak jauh. Terlalu lama berlari, bertumpu pada tempurung, atau berusaha dalam berlari menyebabkan adanya robekan kecil di daerah tendon patella, yakni penghubung tempurung lutut ke tulang kering. Cedera di daerah tendon patella dikenal sebagai nama tendinitis patella atau nyeri lutut pelompat.

Untuk mengurangi risiko mengalami cedera ini, kamu bisa berlatih memperkuat paha depan dan belakang dan mengompres lutut dengan es ketika rasa nyeri timbul. Selain itu, para ahli juga menyarankan untuk melakukan terapi fisik agar tendon menjadi lebih kuat dan relaks.

4. Plantar fasciitis

5 Cedera yang Sering Dialami Pelari dan Cara Mencegahnya freepik.com/yanalya

Apakah kamu pernah merasa tumitmu terasa sangat sakit ketika bangun tidur? Rasa sakit ini semakin menjadi-jadi dari hari ke hari? Jika kamu merasakan hal ini, kemungkinan kamu mengalami plantar fasciitis.

Berdasarkan artikel ilmiah yang diterbitkan dalam American Academy of Orthopaedic Surgeons tahun 2019, plantar fascitiis merupakan pembengkakan pada tendon Achilles, penghubung tumit ke otot kaki di bagian bawah.

Cedera ini disebabkan oleh banyak faktor, seperti peningkatan jarak tempuh secara cepat, otot betis yang kencang dan tetap dipaksa tetap bergerak, sepatu yang tidak tepat, dan anatomi kaki yang rata secara alami, dan lainnya.

Supaya cedera ini tidak terjadi, kamu harus melakukan peregangan otot betis sesudah berolahraga dan pakailah sepatu lari yang mendukung. Kalau kamu sedang mengalami plantar fasciitis, sebaiknya segera konsumsi obat antiinflamasi, peregangan, dan kompres.

5. Side sticthes (exercise-related transient abdominal pain atau ETAP)

5 Cedera yang Sering Dialami Pelari dan Cara Mencegahnya exercise.co.uk

Pernah mengalami rasa sakit yang luar biasa di bagian samping perut ketika berlari? Bisa dibilang rasa nyeri perut sementara ini pernah dialami lebih dari 70 persen pelari. Banyak ahli yang percaya jika rasa nyeri ini disebabkan oleh aktivitas yang melibatkan gerakan batang tubuh yang berulang seperti lari ini.

ETAP sendiri merupakan nyeri terlokalisasi yang paling sering terjadi di bagian perut bagian tengah. Namun, tidak menutup kemungkinan bagian perut yang lain mengalaminya juga.

Menurut sebuah laporan berjudul "Exercise-Related Transient Abdominal Pain (ETAP)" yang diterbitkan dalam jurnal Sports Medicine NZ tahun 2015, ETAP adalah penyakit yang sebenarnya tidak hanya dialami oleh pelari, tetapi juga atlet cabang olahraga lainnya. Setidaknya, sebanyak 70 persen pelari pernah melaporkan nyeri ETAP dalam setahun. Biasanya dalam satu kompetisi lari terdapat satu dari lima peserta yang mengalami kondisi ini.

Untuk menghindari ETAP, sebaiknya hindari mengonsumsi makanan dan minuman dalam jumlah besar setidaknya 2 jam sebelum berolahraga. Di samping itu, jagalah postur tubuh yang benar, terlebih di daerah toraks, ketika berlari dan menggunakan sabuk yang lebar agar bisa menopang organ perut untuk meningkatkan kekuatan inti perut.

Jika ETAP menyerang, cobalah bungkukkan badan sambil mengencangkan perut atau bernapas dengan mengerutkan bibir agar rasa sakit berkurang.

Itulah beberapa cedera yang sering dialami oleh pelari. Sebenarnya kamu bisa, kok, menghindarinya dengan melakukan pemanasan terlebih dulu, menggunakan sepatu lari yang nyaman, dan minum air putih yang cukup. Tetap semangat berolahraga, ya!

Baca Juga: 7 Cara Mudah Meningkatkan Kecepatan Lari Ala Para Atlet

IamLathiva Photo Verified Writer IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya