Detoksifikasi Tubuh: Definisi, Manfaat, dan Cara

Apakah membuat tubuh menjadi lebih sehat?

Tanpa disadari, tubuh kita sehari-harinya terpapar zat berbahaya atau racun. Makanan yang kita konsumsi pun sering kali tidak bergizi atau bahkan mengandung pengawet. Lalu, udara yang kita hirup pun berpolusi. Pada saat yang bersamaan, kondisi kian parah jika kamu sering stres, jarang makan makan buah dan sayur, serta kurang berolahraga.

Akumulasi dari itu semua sudah pasti berdampak negatif pada tubuh. Sistem tubuh kita memang memiliki proses otomatis untuk membuang racun dalam tubuh. Namun, apa jadinya kalau tubuh kita kemasukan zat berbahaya dalam jumlah besar? Sudah pasti akan menambah beban kerja hati, ginjal, sistem pencernaan, dan organ lain. Dampaknya membuat kerja organ-organ tersebut terhambat dan terganggu. Lebih dari itu, tubuh dapat melemah.

Salah satu cara untuk membantu tubuh melakukan pembuangan racun adalah melalui proses detoksifikasi atau detoks. Agar bisa memahami proses itu, mari simak penjelasan berikut!

1. Apa itu detoksifikasi?

Detoksifikasi Tubuh: Definisi, Manfaat, dan Carailustrasi detoksifikasi (pexels.com/Vegan Liftz)

Mengutip The Nutrifit Coach, detoksifikasi secara singkat adalah proses pembuangan racun pada tubuh. Istilah "racun" biasanya merujuk pada elemen dari luar tubuh yang berdampak buruk bagi kesehatan, seperti pengawet, polutan, dan bahan kimia berbahaya.

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tubuh kita memang sudah melakukan proses pembuangan racun setiap harinya. Namun, detoksifikasi dalam artikel ini mengarah pada proses yang dilakukan oleh kamu sendiri dalam mengeluarkan racun untuk meringankan kerja organ tubuh. Racun tersebut biasanya dikeluarkan tubuh manusia melalui feses, keringat, urine, dan berbagai reaksi lain seperti batuk atau bersin.

2. Manfaat detoksifikasi

Detoksifikasi Tubuh: Definisi, Manfaat, dan Carailustrasi anatomi tubuh manusia (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dilansir Tonic Natural Health, manfaat langsung yang dirasakan setelah melakukan proses detoks adalah peningkatan energi. Ini karena perubahan pola dan asupan makan ke arah yang lebih baik dan lebih bergizi. Karena lebih berenergi, maka sistem imunitas tubuh juga lebih baik. Sel darah putih akan bekerja optimal untuk melawan patogen yang masuk ke dalam tubuh.

Sementara itu, bagi organ tubuh, proses ini sangat meringankan, sehingga membuat fungsinya tetap terjaga. Hati, ginjal, kulit, dan organ lain akan terhindar dari berbagai efek buruk yang berpotensi bahaya bagi kesehatan. 

Tidak hanya itu, tubuh akan terasa lebih ringan karena kotoran di usus telah dikeluarkan. Dampaknya berat badan pun dapat berkurang. Selain itu, detoks dapat membuat kamu lebih bahagia dan mengalami stabilitas mental. 

Baca Juga: 7 Cara Detoks Media Sosial Tanpa Meninggalkan Gadget

3. Langkah-langkah detoksifikasi

Detoksifikasi Tubuh: Definisi, Manfaat, dan Carailustrasi pola makan sehat (pexels.com/Nathan Cowley)

Melakukan detoksifikasi artinya melakukan perubahan gaya hidup. Kamu harus lebih fokus dengan menyantap makanan yang lebih bergizi dan bermanfaat. Kamu harus menghindari gorengan, fast-food, dan makanan yang mengandung pengawet. Jadi, konsumsilah makanan yang tidak hanya membuat kamu kenyang, melainkan juga membuat perubahan dalam hidup kamu.

Dilansir Medical News, kamu tidak hanya harus menyantap makanan bergizi, tetapi juga porsi seimbang. Porsi sayuran dan buah diperbanyak, khususnya yang banyak mengandung serat.

Menambahkan dari Inverse, asupan serat yang diperlukan, yaitu 38 gram per hari untuk laki-laki dan 25 gram per hari untuk perempuan. Serat menjebak kolesterol yang tidak sehat dan mendorong pergerakan usus yang sehat, yang mana ini adalah cara lain kita membersihkan tubuh kita dari zat berbahaya.

Jika memungkinkan, kamu bisa rutin sauna. Keringat akibat suhu panas sebagai efek panas dari sauna membuat keringat keluar lebih banyak dan membantu proses detoks. Terakhir, jauhkan dirimu dari zat-zat berbahaya. Gunakan masker jika berada di luar ruangan dan pilihlah kosmetik yang aman dan memiliki izin edar dari BPOM.

Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, sayuran silangan, termasuk brokoli dan kubis Brussel, bersama buah beri, artichoke, bawang putih, bawang bombai, dan kacang polong, semuanya mendukung jalur detoksifikasi.

Selain itu, kalau kamu ingin membantu mendukung sistem detoksifikasi alami tubuh, minumlah air dalam jumlah yang cukup adalah langkah pertama yang baik. Ini mendorong buang air kecil, dan urine adalah cara penting untuk menghilangkan zat berbahaya dari tubuh kita.

Tak lupa, kurangi asupan gula dan garam dan tingkatkan asupan makanan fermentasi seperti yoghurt, kimci, dan sebagainya yang dapat membantu kesehatan usus.

4. Tanda-tanda kamu butuh detoksifikasi

Detoksifikasi Tubuh: Definisi, Manfaat, dan Carailustrasi sembelit atau konstipasi (freepik.com/pressfoto)

Seperti diterangkan dalam The Well, tanda-tanda kamu membutuhkan detoksifikasi antara lain:

  • Kabut otak (brain fog).
  • Perut kembung.
  • Konstipasi.
  • Tonjolan abnormal atau pembesaran lokal (puffiness).
  • Kelelahan.
  • Iritasi kulit (jerawat, rosasea, ruam).
  • Kenaikan berat badan.

Perlu dicatat, alasan utama untuk melakukan detoksifikasi adalah memberi tubuh peluang untuk mengembalikan keseimbangannya. Jadi, jangan melakukannya terlalu berlebihan karena ini malah dapat menciptakan ketidakseimbangan baru.

Detoksifikasi tidak untuk semua orang. Ini tidak disarankan untuk orang-orang dengan:

  • Riwayat makan yang tidak teratur
  • Sangat kekurangan nutrisi
  • Kelelahan.
  • Kehamilan atau menyusui.
  • Memiliki kondisi jantung lemah.
  • Pasien kanker harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu sebelum memulai detoks. 
  • Akan menjalani operasi atau hingga enam minggu setelahnya saat tubuh sedang dalam proses penyembuhan.

5. Perlukah melakukan diet detoks?

Detoksifikasi Tubuh: Definisi, Manfaat, dan Carailustrasi diet detoks (pexels.com/Pixabay)

Seperti dijelaskan dalam laman Everyday Health, pakar nutrisi tidak setuju dengan gagasan bahwa kita memerlukan bantuan tambahan untuk menghilangkan zat beracun di dalam tubuh. Pasalnya, tubuh kita secara alami mendetoksifikasi diri setiap hari. Itulah kenapa kita memiliki hati dan ginjal.

Dengan kata lain, setiap kali buang air kecil, buang air besar, atau berkeringat saat berolahraga, kita membuang produk limbah yang bisa membahayakan tubuh. 

Belum lagi, tidak ada uji coba terkontrol secara acak (yang merupakan standar emas untuk penelitian ilmiah) yang menemukan bahwa  memberi sistem gastrointestinal waktu istirahat dari mencerna makanan memberi manfaat dengan cara apa pun.

Banyak pakar yang percaya bahwa alasan diet detoks atau cleansing banyak diminati adalah karena ini membantu banyak orang merasa lebih baik pada awalnya, terutama jika mereka banyak makan makanan olahan atau kemasan.

Lebih banyak energi adalah salah satu klaim besar yang digadang-gadang diet detoks atau program cleansing. Jika seseorang telah mengonsumsi makanan tinggi kalori atau lemak, tinggi gula, junk food, maka mengurangi itu semua dapat mengurangi kelesuan. Namun, setelah dua atau tiga hari, menjalani hari-hari dengan sedikit kalori dan sedikit atau tanpa protein atau lemak, maka ini tidak baik dan banyak pelaku diet detoks atau cleansing yang melaporkan kelelahan.

Mungkin hal terbaik mengenai metode cleansing untuk detoksifikasi adalah ini merupakan alat psikologis yang baik untuk membantu mengurangi atau menghilangkan komponen pola makan yang tidak sehat, seperti gula atau alkohol. Namun, jangan menganggapnya sebagai rencana jangka panjang. 

Rekomendasi Brigitte Zeitlin, RD, pemilik of BZ Nutrition di New York City, Amerika Serikat, mengutip Everyday Health, apabila kamu sangat ingin melakukan cleansing, lakukan secara singkat, misalnya dua hingga tiga hari sebelum acara besar (misalnya pernikahan), dan waspadai risikonya. Ya, kamu bisa menurunkan berat badan dengan cepat karena pembatasan kalori. Namun, segera setelah pola makan kembali normal, berat badan akan kembali seperti semula dan mungkin bertambah.

Itulah penjelasan singkat mengenai detoksifikasi. Dengan mengadopsi pola makan makanan utuh dan sumber makanan sehat bergizi seimbang, mengelola stres dengan baik, tidur berkualitas, rutin olahraga, serta kebiasaan sehat lainnya dapat membantu tubuh kita melakukan proses detoksifikasi secara optimal.

Penulis: Muhammad Fakhriansyah

Baca Juga: Tingkatkan Kesehatan, 5 Kebiasaan Baik untuk Detoks Lever secara Alami

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya