Bagaimana Emosi Memengaruhi Pertumbuhan Sel Kanker? Ini Hasil Risetnya

Sistem komunikasi dalam tubuh yang sangat kompleks

Kamu pasti sudah sering mendengar bagaimana orang berusaha menghibur mereka yang tengah menderita kanker. Seringnya, kata-kata penghibur tersebut berintikan agar penderita tidak terlalu stres dan harus bahagia dan tetap semangat.

Sebenarnya, adakah bukti sains yang benar-benar membuktikan relasi antara emosi dan pertumbuhan sel kanker atau tumor? Benarkah emosi negatif akan memperburuk keadaan dan emosi positif dapat memperbaiki keadaan? Simak di sini untuk penjelasan selengkapnya!

1. Riset yang panjang

Bagaimana Emosi Memengaruhi Pertumbuhan Sel Kanker? Ini Hasil Risetnyaphysioguru.com

Hubungan antara emosi dan sel kanker pada seseorang sudah didemonstrasikan sejak dulu. Beberapa peneliti telah membuktikan adanya hubungan di antara keduanya, seperti yang dilakukan Profesor David Spiegel dari Standford University School of Medicine.

Namun, objek riset hanya fokus pada emosi negatif seperti stres dan depresi dan tanpa menggunakan peta fisiologis mekanisme aksi di dalam otak. Dengan demikian, belum diketahui secara pasti bagaimana emosi dapat memengaruhi pertumbuhan sel.

Profesor Asya Rolls dari Rappaport Faculty of Medicine pun melakukan riset. Bersama tim, dia mengadakan sebuah studi bagaimana emosi dapat memengaruhi respon sistem imun tubuh terhadap sel kanker.

2. Imunoterapi: pisau bermata dua

Bagaimana Emosi Memengaruhi Pertumbuhan Sel Kanker? Ini Hasil Risetnyaprogrammzcleancd.kiyotaki.info

Imunoterapi merupakan salah satu cara treatment yang semakin populer digunakan untuk mengatasi penyakit tertentu seperti kanker. Caranya adalah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Walau begitu, keterlibatan sel-sel imun dalam mengatasi masalah kanker seperti pisau bermata dua. Pasalnya, beberapa komponen dalam sel-sel ini juga mendukung pertumbuhan tumor. Respon imun akan diblok dan sebagai gantinya mereka akan menciptakan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya.

Namun, angin segar datang dari penelitian ini. Sebagaimana yang dijelaskan dalam jurnal, aktivitas sistem imbalan di dalam otak dapat membantu mengatur sistem imun mana yang bekerja. Sistem imbalan sendiri merupakan sekelompok struktur saraf yang bertanggung jawab atas emosi positif dan pembelajaran asosiatif.

Baca Juga: 7 Jenis Kanker Mematikan Ini Dapat Dicegah Hanya dengan Berolahraga

3. Sistem komunikasi tubuh yang kompleks

Bagaimana Emosi Memengaruhi Pertumbuhan Sel Kanker? Ini Hasil Risetnyatheregister.co.uk

Berdasarkan gagasan tersebut, Profesor Rolls dan tim pun melakukan studi praklinik. Eksperimen tersebut dilakukan dengan cara memanipulasi sistem imbalan model tikus kanker kulit dan kanker paru-paru.

Secara spesifik, mereka membidik neuron yang melepaskan dopamin yang ditemukan di area VTA (Ventral Tegmental Area). VTA sendiri merupakan bagian dari otak yang menjadi wilayah utama keberadaan sistem imbalan. VTA ini akan melakukan komunikasi dengan sistem limbik, yakni struktur otak yang bertugas untuk memproses emosi.

Dari sini, penelitian pun menemukan adanya interaksi dengan sistem saraf simpatik, jaringan neuron dan sistem yang ditemukan sebagian pada sistem saraf pusat, dan sebagian pada sistem saraf perifer. Interaksi rumit inilah yang kemudian meluas hingga ke sistem imun.

4. Hasil yang mencerahkan

Bagaimana Emosi Memengaruhi Pertumbuhan Sel Kanker? Ini Hasil Risetnyanationaldailyng.com

Ketika tim melakukan uji coba efek ini pada model tikus, mereka menermukan bahwa dengan memberikan stimulasi pada VTA, sistem imun memberikan respon yang lebih efektif. Setelah 14 hari aktivasi VTA dilakukan, ukuran sel tumor pada tikus berkurang 46,5 persen dan berat sel tumor juga berkurang hingga 52,4 persen.

Penelitian ini masih berupa studi praklinis dan hanya dilakukan pada dua jenis kanker saja. Walau begitu, mereka meyakini bahwa hasil eksperimen ini dapat memberikan pengaruh pada praktisi kesehatan dalam melihat peran emosi pasien terhadap perkembangan maupun pengobatan penyakitnya.

Menjadi seorang penderita kanker bukanlah hal mudah, pun demikian dengan orang-orang terdekat yang merawatnya. Kendati demikian, penelitian ini paling tidak dapat menjadi salah satu alasan logis mengapa tidak sebaiknya berputus asa dan menyerah pada keadaan.

Baca Juga: 7 Kanker Berbahaya Ini Sulit untuk Dideteksi Sebelum Memburuk

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya