10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! 

Ada yang sepenuhnya salah, ada juga yang sesuai fakta  

Masa nifas atau postpartum adalah masa hingga enam atau delapan minggu pascapersalinan.

Menurut Saleha, 2020, masa ini merupakan masa rawan bagi perempuan karena hampir 50 persen kematian pada masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, dan sekitar 60 persen kematian ibu terjadi setelah melahirkan.

Oleh karena itu, penting bagi setiap ibu untuk mengetahui segala sesuatu tentang masa nifas, tidak terkecuali mitos-mitosnya. Jangan sampai mempercayai mitos yang salah, karena malah bisa berbahaya.

Tidak sedikit ibu yang mengikuti anjuran-anjuran perawatan masa nifas berdasarkan kepercayaan turun-temurun dari teman, kerabat, atau orang tua, karena dianggap lebih berpengalaman karena pernah merasakannya.

Meski demikian, walaupun niat mereka baik, tetapi anjuran-anjuran tersebut perlu disaring, mana yang baik dan mana yang merugikan. Sebab, mitos yang berkembang tidak hanya berpengaruh bagi kesehatan ibu saja, tetapi juga bisa berdampak pada buah hati.

Karena begitu pentingnya masa nifas, yuk, langsung saja cek fakta-fakta seputar mitos kesehatan seputar masa nifas yang banyak beredar.

1. Dilarang makan ikan, telur, dan daging supaya jahitan luka cepat sembuh

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! unsplash.com/Jason Leung

Banyak mitos seputar masa nifas yang berkembang di Indonesia, yang pertama adalah ibu nifas dilarang mengonsumsi sumber protein seperti ikan, telur dan daging supaya jahitan luka yang ada dapat segera pulih.

Faktanya, menurut Ambarwati, 2008, dalam Asuhan Kebidanan Nifas, dari sisi medis justru sebaliknya. Mengonsumsi makanan yang berprotein tinggi sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang dalam masa nifas, karena salah satu fungsi protein adalah membantu penyembuhan luka, termasuk luka jahitan.

Jadi, bila kebutuhan protein pada masa ini tidak terpenuhi, maka proses penyembuhan luka akan berjalan lambat dan berpotensi mengalami infeksi.

Saat masa nifas, ibu juga menyusui bayinya. Bila tidak mendapat asupan protein, kalsium, dan magnesium yang cukup, maka bisa berpotensi mengalami nyeri pada punggung.

Selain itu, magnesium, yang terkandung dalam beberapa jenis ikan, pun terbukti diperlukan tubuh untuk memperkuat tulang, gerak otot, dan fungsi saraf pada perempuan dalam masa nifas.

2. Minum banyak air akan membuat luka sulit sembuh

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! pexels.com/Daria Shevtsova

Mitos selanjutnya adalah kepercayaan ibu setelah melahirkan yang menolak untuk minum air banyak karena dipercaya dapat membuat luka di jalan lahir (passage) menjadi basah, sehingga proses penyembuhan luka jadi lebih lama.

Faktanya, kepercayaan tersebut salah. Seperti yang sudah kita tahu, kita dianjurkan untuk minum air setidaknya 8 gelas atau 2 liter per hari, tak terkecuali untuk perempuan setelah melahirkan.

Sejalan dengan pernyataan ini, laporan berjudul "Budaya Nifas Masyarakat Indonesia: Perlukah Dipertahankan?" yang dimuat dalam jurnal eJKI tahun 2018 menyebutkan bahwa anggapan tersebut jangan diikuti.

Pascapersalinan, perempuan butuh asupan cairan yang cukup selama masa nifas, yang mana asupan cairan ini diperoleh dari minum air yang cukup.

Baca Juga: 7 Mitos Masturbasi Terpopuler, Jangan Mudah Percaya

3. Ibu dilarang makan makanan yang berkuah 

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! unsplash.com/Henrique Felix

Mirip seperti mitos sebelumnya, mitos kali ini yaitu ibu yang sedang dalam masa nifas tidak boleh makan makanan berkuah karena diyakini membuat vagina terus-menerus basah.

Faktanya, berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan RI, 2019, informasi ini salah, sebab selama masa postpartum akan banyak cairan yang keluar dari vagina. Hal ini tidak berhubungan dengan konsumsi makanan berkuah. Oleh karena itu, tidak ada larangan mengonsumsi makanan seperti soto, bakso, sup, dan sebagainya pada masa masa nifas.

4. Ibu harus minum jamu khusus

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! freepik.com/fanjianhua

Mitos lain yang beredar cukup luas berikutnya adalah konsumsi jamu, yang dipercaya bisa mengembalikan vagina ke ukuran normalnya seperti saat sebelum melahirkan.

Faktanya, ini mitos belaka, tak didukung fakta. Menurut laporan berjudul "Gambaran Sikap Ibu Postpartum pada Kepercayaan Budaya Melayu" yang terbit dalam Jurnal Ners Indonesia tahun 2020, perempuan tidak diharuskan untuk minum jamu khusus selama masa nifas karena vagina dan rahim akan berangsur pulih seperti semula secara alami.

Di samping itu, umumnya dokter akan memberikan obat-obatan untuk membantu pemulihan kesehatan sang ibu. Bahkan, banyak dokter yang melarang ibu untuk minum jamu karena sering kali kandungan dalam jamu bila bereaksi dengan obat yang diresepkan dokter, bisa memengaruhi bilirubin bayi, yang mana bilirubin ini dapat menyebabkan penyakit kuning pada bayi.

5. Selama masa nifas, ibu dilarang mengonsumsi sayuran

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! pexels.com/Cats Coming

Tak sedikit ibu yang percaya bahwa mengonsumsi banyak sayuran selama masa nifas bisa membuat sendi jadi lemah.

Faktanya, menurut laporan berjudul "Penerapan Kelas Ibu Nifas untuk Meningkatkan Pengetahuan tentang Gizi dan Mitos Makanan pada Periode Pasca Partum" yang diterbitkan dalam Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan tahun 2019, kepercayaan ini salah besar. Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa konsumsi sayuran bisa menyebabkan sendi jadi lemah.

Dampak negatif dari mitos ini bisa berbahaya, yaitu bisa membuat ibu kekurangan asupan vitamin dan mineral. Padahal, vitamin dan mineral sangat membantu proses pemulihan itu setelah melahirkan.

6. Menggunakan stagen atau gurita  

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! freepik.com/bearfotos

Tak sedikit yang percaya bahwa penggunaan stagen atau gurita bisa membuat postur tubuh terjaga dan kembali seperti sediakala. 

Faktanya, ini tidak salah tapi tidak sepenuhnya benar. Menurut Rahmilasari dkk., 2020, penggunaan stagen yang tidak tepat dapat menimbulkan beberapa kerugian, seperti alergi karena penumpukan keringat dan bahan kain yang tidak cocok dengan kulit, serta bisa menghambat pergerakan bila dipakai terlalu ketat.

Namun, laporan berjudul "Pengaruh Pemakaian Bengkung terhadap Nyeri Punggung pada Ibu Nifas di Desa Keling" yang dimuat dalam Jurnal Ilkes tahun 2017, stagen juga punya beberapa manfaat, antara lain dapat memaksimalkan involusi rahim (kembalinya rahim seperti sedia kala), memulihkan tonus abdomen, dan mengurangi sakit punggung, sehingga membantu pembentukan postur tubuh.

Pemakaian stagen atau gurita ini memang masih menjadi pro dan kontra di bidang kesehatan. Ibu yang sedang dalam masa nifas disarankan untuk memakainya dengan cara yang benar agar manfaatnya bisa dirasakan. Jangan memakainya terlalu kencang, dipakai ketika luka perineum sudah kering, dipakai setelah mandi, dipakai oleh ibu nifas fisiologis pada hari kedua dan maksimal penggunaannya adalah 4-6 jam per hari.

7. Larangan tidur siang dan kedua ibu jari kaki diikat

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! pexels.com/Ketut Subiyanto

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmilasari dkk., 2020, dikatakan bahwa ibu yang sedang dalam masa nifas dilarang tidur siang karena bisa menyebabkan sel darah putih naik ke mata. Selain itu, katanya kalau tidur siang pun harus duduk dan kedua jempol kaki diikat agar dapat merapatkan vagina ibu.

Faktanya, mitos tersebut belum terbukti secara ilmiah. Alih-alih menguntungkan, tradisi ini justru merugikan karena dapat membuat pergerakan ibu jadi kurang nyaman. Padahal, setelah melahirkan perempuan sangat disarankan untuk beraktivitas fisik ringan, seperti senam, yang dapat melancarkan peredaran darah.

8. Menyimpan gunting di bawah bantal

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! pexels.com/Karolina Grabowska

Salah satu kepercayaan masyarakat Sunda mengenai masa nifas adalah ibu harus meletakkan benda tajam seperti gunting di bawah bantal untuk menangkal datangnya makhluk halus.

Faktanya, berdasarkan laporan dalam Jurnal Ners Indonesia tahun 2020, hal ini merupakan mitos. Pada dasarnya, meletakkan benda tajam di bawah bantal malah akan membahayakan ibu dan sang bayi jika ibu lupa menyimpan benda tersebut. Jadi, sebaiknya anjuran tersebut jangan dilakukan.

9. Ibu tidak boleh mandi malam 

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! freepik.com/torwaiphoto

Banyak berkembang mitos bahwa ibu dilarang mandi pada malam hari karena dipercaya dapat membuat bayinya masuk angin.

Faktanya, tidak ada hubungannya antara waktu mandi ibu yang sedang dalam masa nifas dengan kesehatan bayinya. Menurut Yulianti, 2015, dalam Ilmu Sosial Budaya Dasar, mandi pada malam hari menjadi pilihan bagi ibu karena mungkin saja ia baru punya waktu luang untuk membersihkan dirinya. Ini wajar, dengan syarat air yang digunakan tidak terlalu dingin.

10. Tidak boleh berhubungan intim selama 40 hari masa nifas

10 Mitos seputar Masa Nifas, Jangan Sampai Keliru! unsplash.com/Womanizer WOW Tech

Terakhir, ada pula mitos mengenai ibu nifas yang tidak boleh berhubungan intim selama 40 hari setelah persalinan.

Nah, kalau ini memang benar. Dari sisi medis, ibu dalam masa nifas memang dilarang untuk melakukan hubungan seks selama 40 hari pascapersalinan, karena ini akan menghambat proses penyembuhan jalan lahir maupun involusi rahim.

Itulah berbagai mitos kesehatan seputar masa nifas. Ada yang sepenuhnya salah, tetapi ada juga bisa bisa diterima akal sehat dan benar faktanya. Apa pun anjuran atau nasihat yang diterima, baiknya jangan langsung percaya. Akan lebih baik lagi bila mengonsultasikannya ke dokter. Semoga menambah pengetahuanmu, ya!

Baca Juga: 7 Penyebab Sebenarnya Mata Kedutan, Jangan Percaya Mitos!

Frigia Atalia Photo Writer Frigia Atalia

Love yourself. Love myself. Peace✌

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya