5 Fakta tentang Filariasis, Penyakit yang Ubah Kaki Seukuran Gajah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit filariasis di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan kaki gajah. Penyakit ini lebih mudah berkembang di daerah tropis dan subtropis dunia seperti Afrika, India, dan Asia Tenggara.
WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2000 sekitar 120 juta orang terinfeksi penyakit ini. Ingin tahu informasi lebih lengkap mengenai filasiasis? Yuk, simak 5 faktanya pada ulasan di bawah ini.
1. Filariasis merupakan penyakit yang ditularkan kepada manusia melalui perantara nyamuk
Penyakit kaki gajah terjadi akibat gigitan nyamuk dalam jangka waktu yang lama. Tidak semua nyamuk dapat menularkan penyakit ini, hanya nyamuk jenis tertentu yang telah terinfeksi larva cacing.
Larva kecil tersebut dapat bertahan dan tumbuh dalam aliran darah setelah berhasil menggigit manusia. Mereka terus berkembang selama bertahun-tahun dan menyebabkan banyak kerusakan pada sistem getah bening yang akhirnya menyebabkan pembengkakan.
2. Nyamuk yang menjadi perantara Filariasis telah terinfeksi larva cacing. Ada tiga jenis cacingnya!
Kementerian Kesehatan RI menyatakan kasus kaki gajah di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh infeksi cacing brugia malayi. Selain cacing tersebut, ada pula dua jenis cacing lainya yaitu brugia timori dan wuchereria bancrofti.
Larva cacing yang ditularkan oleh nyamuk tersebut akan tumbuh pada sistem limfatik. Pertumbuhan larva tersebut menyebabkan beberapa fungsi seperti pembuangan limbah dan racun menjadi terganggu.
Baca Juga: Kenali 10 Gejala Meningitis, Penyakit Peradangan pada Otak
3. Filariasis yang telah akut memiliki beberapa gejala, pembengkakan kelenjar getah bening adalah salah satunya
Editor’s picks
Filariasis yang lambat terdiagnosa atau tidak segera diobati akan berkembang semakin parah. Tanda utama yang diperlihatkan saat penyakit ini semakin akut adalah terjadinya pembengkakan di area kelenjar getah bening seperti ketiak dan lipatan paha bahkan disertai rasa nyeri, panas hingga kemerahan.
Jika tidak segera diobati, pembengkakan yang terjadi dapat semakin parah, pecah dan mengeluarkan nanah. Pecahnya benjolan di bagian kelenjar getah bening tersebut menandakan infeksi cacing berkembang semakin luas.
4. Bertempat tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan banyak nyamuk meningkatkan risiko terserangnya filariasis
Mengingat larva cacing penyebab filariasis dibawa dengan perantara nyamuk, maka untuk menghindari penyakit ini salah satu caranya adalah menjaga kebersihan lingkungan.
Lingkungan yang bersih akan menghambat dan menutup ruang nyamuk dapat berkembang. Dengan sulitnya nyamuk berkembang, kemungkinan larva cacing penyebab filariasis dapat tertular kepada manusia menjadi semakin kecil.
5. Komplikasi penyakit filariasis dapat menyebabkan cacat permanen
Penyakit filariasis yang telah akut biasanya akan menyebabkan pembengkakan yang sangat parah dan menyulitkan penderitanya beraktivitas. ika seseorang telah terserang penyakit ini, biasanya larva cacing telah merusak beberapa jaringan limfatik penderitanya dan sebagian besar dapat menyebabkan cacat permanen.
Untuk mencegah keparahan kondisi biasanya dokter akan menyarankan penderita mengonsumsi obat-obatan jenis tertentu untuk melindungi infeksi lain maupun menghentikan penularan kepada orang lain. Biasanya obat-obatan yang diresepkan merupakan obat antiparasit seperti Doxyxycline, Diethylcarbamazine, Albenza, maupun Mectizan.
Itulah 5 fakta penting mengenai penyakit filariasis alias kaki gajah. Semoga informasi di atas bermanfaat dan menambah pengetahuan kesehatanmu!
Baca Juga: Ini 12 Fakta tentang Penyakit Demam Berdarah, Apa Hanya karena Nyamuk?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.