5 Hal Mengenai Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi yang Tak Bergejala

Hipertensi jarang bergejala, kecuali kondisinya sudah parah

Biasanya orang yang suka marah identik dengan masalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Faktanya, hipertensi lebih mengerikan dari itu, karena bisa menjadi penyebab kemunculan penyakit mematikan. Lebih mengkhawatirkannya lagi, hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan umum masyarakat.

Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, 1,12 miliar orang di dunia hidup dengan tekanan darah tinggi. Dari jumlah itu, dua pertiganya datang dari negara dengan pendapatan menengah ke bawah. Setidaknya 1 dari 4 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki punya kondisi medis tersebut.

Bukan tak mungkin kamu mengalaminya juga, berikut ini adalah hal-hal tentang tekanan darah tinggi yang perlu kamu ketahui.

1. Hipertensi mampu menyebabkan stroke dan serangan jantung

5 Hal Mengenai Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi yang Tak Bergejalamedicalert.org

Hipertensi adalah gangguan tertekannya dinding arteri akibat darah yang menekan ke berbagai arah. Ini mampu menyebabkan banyak gangguan kesehatan.

Melansir Mayo Clinic, tekanan darah tinggi yang tidak ditangani bisa menyebabkan komplikasi berbahaya seperti serangan jantung, stroke, aneurisme, gagal jantung, melemahnya fungsi ginjal, kehilangan penglihatan, sindrom metabolik, hingga demensia.

Melansir National Health Service, tekanan darah normal berada pada kisaran 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Seseorang dikatakan punya hipertensi jika tekanan darahnya di atas 140/90 mmHg, atau 150/90 mmHg jika sudah berumur di atas 80 tahun.

Apabila tekanan darahmu berada di kisaran 120/80 mmHg dan 140/90 mmHg, ada indikasi kamu punya risiko terkena hipertensi.

2. Ada banyak faktor yang mampu menyebabkan seseorang mengalami hipertensi

5 Hal Mengenai Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi yang Tak Bergejalaclaritychi.com

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Apa perbedaannya?

Menurut laporan berjudul "Essential Hypertension" dalam jurnal Circulation tahun 2000, hipertensi primer (dikenal juga sebagai hipertensi esensial atau hipertensi idiopatik) didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi di mana penyebab sekunder seperti penyakit renovaskular, gagal ginjal, feokromasitoma, aldosteronisme, atau penyebab lain dari hipertensi sekunder atau bentuk mendelian (monogenik) tidak ada. Tidak diketahui secara pasti penyebabnya, hipertensi primer menyumbang 95 persen dari semua kasus hipertensi.

Walaupun demikian, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko hipertensi primer, meliputi: genetik, obesitas, kekurangan kalium, konsumsi garam berlebihan, dan kebiasaan buruk seperti merokok, stres, konsumsi alkohol berlebihan, atau kurang tidur.

Sementara itu, hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit tertentu, seperti kondisi yang memengaruhi ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin. Jenis hipertensi ini juga bisa terjadi selama kehamilan.

Baca Juga: Waspadai 5 Komplikasi Hipertensi, Si Pembunuh Senyap Gak Terdeteksi

3. Risiko lebih tinggi jika ada anggota keluarga yang punya riwayat kesehatan dengan hipertensi

5 Hal Mengenai Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi yang Tak Bergejalafreepik.com/rawpixel.com

Berbicara tentang faktor risiko, ada beberapa hal yang bisa meningkatkan kemungkinan kamu mengalami hipertensi, melansir American Heart Association, yakni:

  • Riwayat keluarga: bila orang tua atau kerabat dekat lainnya punya hipertensi, kemungkinan kamu juga bisa mendapatkannya.
  • Pertambahan usia: seiring usia menua, pembuluh darah secara bertahap kehilangan beberapa kualitas elastisitasnya, yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Namun, anak juga bisa mengalami tekanan darah tinggi.
  • Jenis kelamin: hingga usia 64 tahun, laki-laki lebih mungkin mengalami hipertensi ketimbang perempuan. Sementara, pada usia 65 tahun ke atas, perempuan lebih cenderung mengalaminya.
  • Ras: sebagai contoh, ras Afrika-Amerika lebih mungkin mengembangkan hipertensi ketimbang orang-orang dari latar belakang ras lain di Amerika Serikat.
  • Penyakit ginjal kronis: hipertensi bisa terjadi akibat adanya penyakit ginjal, dan punya hipertensi juga bisa mengakibatkan kerusakan ginjal lebih lanjut.

Selain faktor risiko di atas, ada pula faktor risiko lainnya yang bisa dimodifikasi, alias yang bisa dicegah untuk membantu mencegah dan mengelola tekanan darah tinggi, meliputi:

  • Kurang beraktivitas fisik: gaya hidup malas gerak atau sedenter bisa meningkatkan risiko hipertensi. Aktivitas fisik sangat baik untuk jantung dan sistem peredaran darah secara umum, tak terkecuali tekanan darah.
  • Pola makan tidak sehat, khususnya yang tinggi sodium: nutrisi baik dari sumber yang bervariasi sangat penting untuk kesehatan. Pola makan yang tinggi garam, kalori, lemak jenuh, lemak trans, dan gula membawa risiko tambahan tekanan darah tinggi. Di sisi lain, konsumsi makanan sehat bisa menurunkan tekanan darah. 
  • Kelebihan berat badan atau obesitas: berat badan berlebih dapat menciptakan beban ekstra pada jantung dan sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Ini juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes dan tekanan darah tinggi.
  • Konsumsi alkohol berlebihan: minum alkohol secara berlebihan dan rutin dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, termasuk gagal jantung, stroke, dan detak jantung tidak teratur (aritmia). Ini dapat menyebabkan tekanan darahmu meningkat secara dramatis serta dapat meningkatkan risiko kanker, obesitas, alkoholisme, bunuh diri, dan kecelakaan.
  • Sleep apnea: sleep apnea obstruktif dapat meningkatkan risiko berkembangnya hipertensi dan umum ditemui pada orang-orang dengan hipertensi resistan.
  • Kolesterol tinggi: lebih dari setengah penderita hipertensi juga punya kolesterol tinggi
  • Diabetes: kebanyakan orang dengan diabetes juga mengembangkan tekanan darah tinggi.
  • Merokok dan penggunaan produk tembakau: bisa menyebabkan tekanan darah meningkat sementara waktu dan dapat menyebabkan kerusakan arteri. Asap rokok dan paparan asap rokok orang lain juga meningkatkan risiko penyakit jantung bagi perokok pasif.
  • Stres: stres bukan selalu hal yang buruk. Namun, terlalu banyak stres dapat berkontribusi pada kenaikan tekanan darah. Juga, stres yang terlalu banyak juga dapat mendorong perilaku yang dapat meningkatkan tekanan darah, seperti pola makan tidak sehat, tidak aktif secara fisik, serta penggunaan tembakau atau alkohol yang lebih sering dari biasanya. Status sosial ekonomi dan stres psikososial dapat memengaruhi akses ke kebutuhan hidup dasar, pengobatan, penyedia layanan kesehatan, dan kemampuan untuk mengadopsi perubahan gaya hidup sehat. 

4. Sebagian besar penderita hipertensi tidak menunjukkan gejala

5 Hal Mengenai Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi yang Tak Bergejalahealth.usnews.com

Melansir WebMD, Salah satu hal yang paling berbahaya dari hipertensi adalah penderitanya tak tahu dirinya punya masalah kesehatan tersebut. Faktanya, hampir sepertiga orang dengan tekanan darah tinggi tak mengetahuinya. Itu karena tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala apa pun, kecuali kondisinya sudah sangat parah.

Meski demikian, beberapa orang dengan tekanan darah tinggi mungkin mengalami sakit kepala, napas pendek atau mimisan, tetapi tanda-tanda dan gejala tersebut tidak spesifik dan umumnya tidak muncul sampai tekanan darah tinggi telah mencapai tahap yang parah atau mengancam jiwa, seperti dijelaskan di laman Mayo Clinic.

Cara terbaik untuk mengetahui apakah tekanan darah kamu tinggi atau tidak adalah lewat pemeriksaan kesehatan rutin. Kamu juga bisa memantaunya sendiri di rumah. Ini sangat penting untuk dilakukan, khususnya jika ada anggota keluarga yang punya hipertensi.

5. Risiko hipertensi bisa diminimalkan dengan melakukan beberapa upaya

5 Hal Mengenai Hipertensi, Tekanan Darah Tinggi yang Tak BergejalaIlustrasi Makan Sehat (IDN Times/Mardya Shakti)

Berdasarkan keterangan dari WHO, ada sejumlah cara untuk mencegah dan mengelola tekanan darah tinggi, yang meliputi:

  • Mengurangi konsumsi garam (kurang dari 5 gram per harinya)
  • Makan lebih banyak buah dan sayur
  • Aktif melakukan kegiatan fisik
  • Tidak merokok
  • Berhenti, kurangi, atau batasi konsumsi alkohol
  • Membatasi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans tinggi
  • Mengelola stres dengan baik
  • Rutin mengecek tekanan darah
  • Mengobati kondisi medis yang ada, khususnya yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi

Itulah hal-hal penting yang perlu kamu tahu tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi memang bisa menimbulkan komplikasi fatal, tetapi penyakit ini bisa dicegah sedini mungkin dan dikelola dengan baik dengan menerapkan pola hidup sehat dan melakukan cek kesehatan secara rutin.

Baca Juga: Bisa Bantu Obati Hipertensi, Tambahkan 10 Rempah Ini ke dalam Masakan

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya