16 Cara Mengobati Paru-paru Basah yang Efektif

Ikuti pengobatan dan instruksi dokter agar sembuh total

Paru-paru basah, atau istilah medisnya adalah pneumonia, adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Kantung udara dapat terisi cairan atau nanah (material purulen atau kental berisi nanah), menyebabkan batuk berdahak atau nanah, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Inilah kenapa banyak orang menyebutnya sebagai paru-paru basah.

Perawatan untuk pneumonia melibatkan penyembuhan infeksi dan mencegah komplikasi. Karena pneumonia mempunyai bentuk yang berbeda-beda, rencana pengobatannya sangat bervariasi. Beberapa orang mungkin hanya perlu istirahat di rumah, sementara yang lain butuh rawat inap.

Bekerja sama dengan dokter dan mengikuti arahannya dapat membantu kesembuhan dan pemulihan dari penyakit ini. Berikut cara mengobati paru-paru basah yang efektif

1. Pengobatan pneumonia akibat virus

Pneumonia akibat virus lebih cenderung dirawat di rumah, bukan di rumah sakit.

Pneumonia virus yang disebabkan oleh flu dapat diobati dengan obat antivirus yang disebut oseltamivir. Namun, untuk banyak pneumonia virus lainnya, dokter hanya dapat mengobati gejalanya saja. Artinya, minum banyak cairan, makan dengan baik, istirahat, minum obat nyeri atau demam, dan mengatasi kesulitan bernapas.

Pneumonia akibat virus mungkin memerlukan waktu satu hingga tiga minggu untuk hilang sepenuhnya (Medicine, 2015).

2. Pengobatan pneumonia akibat bakteri

16 Cara Mengobati Paru-paru Basah yang Efektifilustrasi pneumonia (freepik.com/macrovector)

Pneumonia bakterial dapat diobati dengan antibiotik. Ini bisa membuat pasien merasa lebih baik dalam beberapa hari hingga satu minggu (The New England Journal of Medicine, 2015).

Lansia, anak kecil, atau orang yang mengalami sesak napas atau demam tinggi mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan antibiotik intravena. Jika kamu perlu pergi ke rumah sakit, dokter mungkin melakukan kultur dari dahak atau tes darah untuk mengidentifikasi dan menargetkan bakteri yang tepat.

Pneumonia mikoplasma disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae, yang awalnya dianggap sebagai virus atau jamur, tetapi kini diklasifikasikan sebagai bakteri, dilansir Centers for Disease Control and Prevention. Disebut juga pneumonia atipikal, ini adalah jenis pneumonia ringan dan umum yang paling mungkin menyerang anak-anak dan dewasa muda. Pneumonia jenis ini dapat diobati dengan beberapa jenis antibiotik, dan biasanya tidak memerlukan rawat inap.

Orang dengan kasus pneumonia bakterial yang lebih parah dapat diobati dengan oksigen, cairan infus, dan perawatan pernapasan untuk meringankan gejala.

3. Pengobatan pneumonia akibat jamur

Jika perjalanan pneumonianya lambat dan rontgen dada terlihat tidak biasa, kamu mungkin mengidap pneumonia akibat jamur. Kondisi ini bisa didiagnosis dengan tes antibodi atau antigen darah. Keduanya dapat menunjukkan bukti adanya infeksi jamur.

Lebih dari 10 jenis jamur dapat menyebabkan pneumonia jamur, yang lebih sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (Proceedings of the American Thoracic Society, 2009).

Beberapa obat antijamur bisa digunakan untuk mengobati pneumonia dan dapat diberikan secara oral atau intravena.

4. Antibiotik

16 Cara Mengobati Paru-paru Basah yang Efektifilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Antibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia bakterial. Mungkin perlu waktu untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab pneumonia dan memilih antibiotik terbaik untuk mengobatinya. Jika gejala tidak membaik, dokter mungkin merekomendasikan antibiotik lain.

Dirangkum dari HealthCentral, berikut ini jenis antibiotik yang bisa digunakan untuk mengobati paru-paru basah:

  • Amoxicillin: Biasanya ini merupakan pengobatan lini pertama untuk orang dewasa dengan pneumonia tanpa “penyakit penyerta” (penyakit jantung, paru-paru, hati, atau ginjal; diabetes tipe 2; alkoholisme; kanker; atau orang dengan limpa yang diangkat).
  • Doxycycline: Ini adalah anggota kelas antibiotik yang dikenal sebagai tetrasiklin. Seperti amoxicillin, ini direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk pneumonia tidak parah yang tidak memerlukan rawat inap, dan tidak disertai dengan satu atau lebih kondisi mendasar yang tercantum di atas.
  • Azithromycin atau clarithromycin: Obat lini pertama ini termasuk dalam kelas antibiotik yang dikenal sebagai makrolida. Kadang-kadang diresepkan dalam kombinasi dengan obat lain (lihat di bawah), dokter menggunakannya pada orang yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
  • Augmentin (amoxicillin/clavulanate): Obat ini menggabungkan amoxicillin dengan clavulanate untuk bekerja melawan bakteri yang lebih luas. Jika memiliki salah satu penyakit penyerta yang tercantum di atas, kamu mungkin akan diresepkan Augmentin yang dikombinasikan dengan doxycycline atau makrolida.
  • Cefpodoxime atau cefuroxime: Kedua obat ini termasuk dalam golongan antibiotik cephalosporin. Seperti Augmentin, cefpodoxime atau cefuroxime mungkin diresepkan dalam kombinasi dengan doxycycline atau makrolida jika memiliki penyakit penyerta.
  • Fluoroquinolones: Sebagai alternatif terapi kombinasi dengan Augmentin atau cephalosporin plus obat lain, dokter mungkin akan meresepkan salah satu antibiotik berspektrum luas dalam kelas ini, seperti levofloxacin, moxifloxacin, atau gemifloxacin.

5. Obat batuk

Obat batuk dapat digunakan untuk meredakan batuk sehingga kamu bisa beristirahat. Karena batuk membantu melonggarkan dan mengeluarkan cairan dari paru-paru, sebaiknya jangan menghilangkan batuk sepenuhnya.

Perlu diketahui bahwa sangat sedikit penelitian yang mengamati apakah obat batuk yang dijual bebas dapat mengurangi batuk yang disebabkan oleh pneumonia.

Menurut American Lung Association, sebaiknya jangan mengonsumsi obat batuk tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Batuk adalah salah satu cara tubuh bekerja untuk menghilangkan infeksi. Namun, jika batuk membuatmu sulit beristirahat, tanyakan kepada dokter tentang langkah-langkah bisa kamu lakukan untuk meredakannya.

Baca Juga: Ini Perbedaan Gejala Pneumonia dan Bronkitis, Awas Keliru

6. Penurun demam atau pereda nyeri

16 Cara Mengobati Paru-paru Basah yang Efektifilustrasi demam (freepik.com/freepik)

Kamu bisa minum obat pereda nyeri atau penurun demam sesuai kebutuhan untuk mengatasi gejala demam dan ketidaknyamanan. Ini termasuk obat-obatan seperti aspirin, ibuprofen, dan asetaminofen. Tanyakan kepada dokter mengenai pilihan obat yang terbaik buat kamu.

7. Rawat inap

Dilansir Mayo Clinic, jika kamu didiagnosis dengan pneumonia, kamu mungkin butuh dirawat di rumah sakit apabila:

  • Berusia di atas 65 tahun.
  • Kebingungan tentang waktu, orang, atau tempat.
  • Mengalami penurunan fungsi jantung.
  • Tekanan darah sistolik di bawah 90 mmHg atau tekanan darah diastolik 60 mmHg atau lebih rendah.
  • Napas cepat (30 napas atau lebih dalam 1 menit).
  • Membutuhkan bantuan pernapasan.
  • Suhu tubuh di bawah normal.
  • Detak jantung di bawah 50 atau di atas 100.

Kamu mungkin butuh dirawat di unit perawatan intensif jika perlu dipasangi ventilator untuk membantu bernapas atau jika gejala parah.

Anak-anak dapat dirawat di rumah sakit jika:

  • Usianya kurang dari 2 bulan.
  • Anak tampak lesu atau sangat mengantuk.
  • Kesulitan bernapas.
  • Memiliki kadar oksigen darah yang rendah.
  • Anak tampak dehidrasi.

8. Banyak istirahat

16 Cara Mengobati Paru-paru Basah yang Efektifilustrasi istirahat saat sedang sakit (unsplash.com/David Mao)

Jangan kembali ke sekolah atau bekerja sampai suhu tubuh kembali normal dan kamu berhenti batuk berdahak. Bahkan, ketika kamu mulai merasa lebih baik, berhati-hatilah untuk tidak memaksakan diri. Ini karena pneumonia bisa kambuh. Jadi, lebih baik jangan kembali melakukan rutinitas sampai kamu benar-benar pulih. Tanyakan kepada dokter jika kamu tidak yakin.

9. Tetap terhidrasi

Bahkan jika kamu sehat, kamu butuh banyak cairan agar tetap terhidrasi. Ini menjadi lebih penting jika kamu memiliki pneumonia untuk membantu mengencerkan lendir di paru-paru. Dengan begitu, lendir ini bisa dikeluarkan saat batuk, mengutip dari WebMD.

Pilihan terbaik mencakup air, teh hangat, dan sup berbahan dasar kaldu, seperti sup ayam. Namun, jauhi kafein dan alkohol karena bisa menyebabkan dehidrasi.

10. Jauhi asap

16 Cara Mengobati Paru-paru Basah yang Efektifilustrasi asap rokok (pixabay.com/maxknoxvill)

Jauhi asap agar paru-paru pulih. Ini termasuk merokok, menghirup asap rokok (perokok pasif), dan asap pembakaran kayu atau sampah. Kalau kamu merokok, ini adalah alasan kuat untuk berhenti. Merokok membuat kamu lebih mungkin terkena pneumonia atau masalah paru-paru lainnya di kemudian hari.

Bicaralah dengan dokter jika kamu menggunakan produk tembakau dan mengalami kesulitan untuk berhenti menggunakannya selama masa penyembuhan.

Baca Juga: Jenis Pneumonia, Perawatannya Bisa Berbeda-beda

11. Latihan pernapasan

Latihan pernapasan dapat mendukung paru-paru saat kamu sembuh dari pneumonia. Tarik napas dalam 5 hingga 10 kali, lalu batuk kuat 2 atau 3 kali. Cara ini membantu mengeluarkan lendir dari paru-paru. Atau, tarik napas dalam-dalam secara perlahan. Tips dari WebMD, latihan lain yang bisa dicoba adalah meniup sedotan ke dalam secangkir air.

12. Terapi uap

16 Cara Mengobati Paru-paru Basah yang Efektifilustrasi air humidifier (pexels.com/Roman Koval)

Kelembapan di udara yang kamu hirup membantu mengencerkan lendir di paru-paru. Ini juga bisa membantu memudahkan kamu bernapas. Mandi atau berendamlah dengan air hangat agar kamu bisa menghirup uapnya.

Karena tidak mungkin untuk mandi atau berendam air hangat sepanjang waktu, kamu juga bisa memasang humidifier di rumah untuk memberikan lebih banyak kelembapan pada udara. Ikuti petunjuk untuk tingkat kelembapan yang tepat dan jaga kebersihan mesin untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.

13. Kompres hangat

Kompres hangat bisa membantu kamu merasa lebih nyaman saat menunggu obat untuk menurunkan demam. Basahi handuk kecil dengan air hangat dan letakkan di dahi atau leher selama 20–30 menit. Ini bisa menjadi cara yang menenangkan untuk mendinginkan tubuh dari luar.

14. Pneumonia pada anak

16 Cara Mengobati Paru-paru Basah yang Efektifilustrasi anak sedang sakit (freepik.com/user18526052)

Apabila anak didiagnosis dengan pneumonia, ia mungkin tidak mau makan banyak. Tidak apa-apa selama anak minum banyak cairan. Jika mereka merasakan nyeri atau demam, berikan ibuprofen atau asetaminofen.

Jangan pernah memberikan aspirin kepada anak-anak karena dapat menyebabkan penyakit serius yang disebut sindrom Reye.

Selain itu, jangan memberikan ibuprofen jika anak mengalami dehidrasi atau berusia di bawah 6 bulan tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu.

15. Apabila anak batuk

Tanyakan kepada dokter anak sebelum kamu memberinya obat batuk. Faktanya, jika usianya kurang dari 6 tahun, tanyakan sebelum kamu memberikan anak obat yang dijual bebas.

Memasang humidifier di samping tempat tidur mungkin bisa membantu. Jika anak sulit tidur, sanggalah kepala dan dadanya agar lebih tinggi dari bagian tubuhnya yang lain.

Selain itu, jangan biarkan siapa pun merokok di rumah karena bisa membuat batuk anak makin parah.

16. Mendapatkan vaksin pneumonia dan melakukan tindakan pencegahan

16 Cara Mengobati Paru-paru Basah yang Efektifilustrasi vaksinasi (IDN Times/Herka Yanis)

Ada dua jenis vaksin untuk pneumonia:

  • Vaksin konjugasi pneumokokus: Biasanya berupa Prevnar 15 (PCV15) atau Prevnar 20 (PCV20).
  • Vaksin polisakarida pneumokokus: Pneumovax 23 (PPSV23).

Dilansir Centers for Disease Control and Prevention, vaksinasi direkomendasikan untuk semua orang dewasa berusia 65 tahun ke atas, serta siapa pun yang berusia 19 hingga 64 tahun dengan kondisi medis tertentu atau faktor risiko lainnya. Orang-orang dalam kelompok ini harus menerima PCV20, vaksin konjugasi pneumokokus, tunggal; atau PCV15 diikuti dengan dosis PPSV23 berikutnya.

Untuk bayi dan anak di bawah usia 5 tahun, atau anak usia 5 hingga 18 tahun dengan kondisi atau risiko medis tertentu, rekomendasinya adalah PCV15 atau PCV13.

Dalam beberapa kasus, PPSV23 harus digunakan untuk anak-anak berusia 2 hingga 18 tahun.

Dalam semua kasus, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan pilihan yang tepat untuk kamu maupun anak.

Orang dewasa yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit pneumokokus termasuk perokok, orang dengan kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh (seperti HIV atau AIDS), dan pasien dengan penyakit kronis (seperti penyakit jantung, hati, ginjal, atau paru-paru; diabetes; atau alkoholisme).

Siapa pun yang merokok juga sangat direkomendasikan untuk mendapatkan vaksinasi pneumonia.

Sekali terkena pneumonia tidak membuat kamu kebal untuk terkena lagi. Di sinilah langkah-langkah pencegahan berperan. Ini bisa dilakukan dengan cara:

  • Sering-sering mencuci tangan.
  • Berhenti merokok.
  • Menutup hidung dan mulut dengan tisu atau lengan baju saat batuk atau bersin.
  • Membuang tisu bekas di tempat sampah berpenutup.
  • Tetap di rumah saat sakit, dan jaga anak di rumah jika ia sakit.

Selain mendapatkan pengobatan sesuai arahan dokter, kamu bisa mencoba cara-cara mengobati paru-paru basah yang efektif seperti yang dipaparkan di atas.

Pastikan kamu benar-benar sehat sebelum kembali ke rutinitas biasa. Jangan pergi ke sekolah atau kantor sampai suhu tubuh kembali normal dan berhenti batuk berdahak. Kalau tidak yakin apakah kamu sudah benar-benar pulih, konsultasikan dengan dokter.

Baca Juga: Pneumonia saat Hamil: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Wendy Novianto
  • Nurulia
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya