9 Efek Samping Vaksin, Tidak Sebanding dengan Dampak Wabah Mematikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Vaksin adalah inovasi yang mengubah wajah dunia akan kesehatan. Dilansir dari tulisan chop.edu, setidaknya vaksin ditemukan pada 1796 untuk memerangi cacar air dan seterusnya dikembangkan hingga mampu menghalangi perkembangan polio serta campak.
Kanal YouTube Kurzgesagt – In a Nutshell dalam videonya “The Side Effects of Vaccines - How High is the Risk?” menjelaskan bagaimana cara kerja vaksin di dalam tubuh. Pada dasarnya tubuh kita secara spontan akan membuat antibodi suatu penyakit dengan cara mengingat penyakit apakah yang masuk dalam tubuh. Namun prosesnya cukup membutuhkan waktu lama hingga sebelum terbentuk imun tubuh, bisa jadi ada penyakit lebih lanjut yang masuk.
Vaksin mencoba mengatasi masalah itu dengan cara memasukkan bakteri atau virus penyakit yang sudah dilemahkan. Tubuh pun menjadi lebih mudah memprosesnya. Ini membuat risiko penyakit parah berkurang dengan pembentukan imun yang lebih cepat.
Namun tidak bisa diabaikan, terdapat efek samping dari penerimaan vaksin. Dilansir dari vaccines.gov dan sumber-sumber lainnya, berikut adalah beberapa efek samping vaksin.
1. Adanya rasa sakit, bengkak atau kemerahan pada area yang disuntik
Salah satu efek yang paling bisa diamati dari suntikan vaksin adalah adanya bekas kemerahan di area suntikannya. Hal ini akan cepat hilang dengan sendirinya dan seharusnya tidak akan memakan waktu satu hari untuk hilang. Rata-rata akan hilang dalam waktu 12 jam.
2. Demam rendah
Diambil dari seattlechildrens.org, demam umum didapat setelah mendapatkan vaksinasi. Itu biasa terjadi setelah 12 jam penyuntikan dan dapat berlangsung hingga dua, tiga hari lamanya. Panggil atau periksa ke dokter jika demam lebih dari tiga hari dan kembali lagi setelah kurun waktu 24 jam.
3. Kedinginan
Vaksin tetanus umum memberikan efek ini. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), efek samping ini hanya terjadi pada satu dari 10 anak. Tenang, gejala ini tidak sampai mengganggu kegiatan sehari-hari.
4. Kelelahan
Ini adalah respons paling umum yang orang-orang dapatkan. Menurut Medical News Today, kelelahan itu merupakan bentuk proses tubuh membentuk imunitas karena membutuhkan energi yang cukup besar. CDC memperkirakan satu dari empat orang akan merasakan ini.
Baca Juga: 3 Dekade Berlalu, Ini 7 Pengembangan Vaksin HIV dari Awal hingga Akhir
Editor’s picks
5. Kepala pusing
Gejala yang bisa didapat dan bukan sesuatu yang serius. Meminum obat pereda sakit kepala bisa membantu mengatasi gejala ini.
6. Pegal otot dan persendian
Menurut shannonlawgroup.com, peneliti tidak bisa memastikan apa yang menyebabkan beberapa orang bisa mendapatkan gejala ini setelah divaksinasi. Salah satu teori adalah vaksin yang hidup itu benar-benar diperkirakan penyakit dan direspons oleh tubuh serupa. Ini akan hilang dalam beberapa waktu.
7. Reaksi alergi
Dari kanal YouTube Kurzgesagt, disebutkan anak-anak yang mendapatkan efek ini hanyalah 0,001 persen dari 10 juta kasus efek samping vaksin di seluruh dunia atau sekitar 100 anak saja. Ini bisa disebabkan karena sang anak memang memiliki alergi protein telur atau gelatin hingga berkembang menjadi alergi vaksin. Masalah ini perlu ditangani serius.
8. Peradangan genital
Diperkirakan hanya 10 anak dari 10 juta kasus vaksinasi yang mendapatkan efek samping ini. Umumnya gejala ini terjadi karena infeksi pada alat kelamin.
9. Encephalitis
Ini adalah kasus peradangan pada otak dengan penyebab paling umum adalah infeksi bakteri. Untuk efek samping vaksin, diperkirakan hanya 0,0001 persen dari 10 juta penyuntikan vaksin yang akan memiliki efek samping ini. Encephalitis sendiri menurut Mayo Clinic memberikan gejala berupa sakit kepala hingga kejang-kejang, pingsan serta memiliki permasalahan berbicara dan mendengar.
Efek samping vaksin memang ada, tapi ini tidak bisa dibandingkan dengan parahnya suatu wabah yang merebak. Campak sendiri diperkirakan bisa membunuh lebih dari 20 ribu anak tiap tahunnya jika tidak ada vaksinasi. Maka dari itu, alangkah lebih baik mendapatkan vaksinasi dan efek sampingnya ketimbang membiarkan penyakit mematikan berkembang dan menyebar.
Baca Juga: Ayo, Vaksin! Ini Keuntungan yang Didapat jika Kamu Melakukannya