10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!

Umum dialami lansia, tapi usia lebih muda juga bisa kena

Demensia atau awam sering menyebutkan sebagai pikun adalah gangguan kesehatan yang menyerang otak hingga menyebabkan masalah saraf.

Berdasarkan keterangan dari Alzheimer’s Association, demensia menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan memori, susah berbicara, hingga kesulitan berkonsentrasi.

Perlu digarisbawahi bahwa demensia bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah gejala. Salah satunya adalah gejala penyakit Alzheimer.

Demensia terjadi akibat kerusakan pada otak yang menyebabkan tiap sisi otak tidak mampu berkomunikasi, menghasilkan gangguan tindakan pada penderitanya. 

Berikut ini adalah beberapa mitos seputar demensia yang sering bikin salah kaprah, khususnya pada awam. Yuk, lebih memahami kondisi medis ini!

1. Demensia tak bisa dihindari seiring pertambahan usia

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!ct.counseling.org

Melansir Alzheimer’s Association, 3 persen lansia berusia 65-74 tahun di Amerika Serikat mengalami demensia. Ini menegaskan bahwa demensia bukanlah hal normal dari penuaan.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 50 juta orang di dunia menderita demensia, dan hampir 10 juta kasus terjadi setiap tahunnya. Bahkan, WHO juga memperkirakan jumlah penderita demensia akan mencapai 152 juta kasus pada tahun 2050.

Pikun maupun demensia sebenarnya bukan sesuatu yang normal dalam proses penuaan. Demensia adalah sekelompok penyakit neurodegeneratif yang memengaruhi orang muda maupun tua. 

2. Demensia dan penyakit Alzheimer adalah kondisi yang sama

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!studyfinds.org

Secara umum, demensia merupakan masalah otak hingga menyebabkan gangguan kognitif, sedangkan penyakit Alzheimer adalah bagian dari demensia. 

Selain bagian dari penyakit Alzheimer, ada pula jenis lain demensia yang perlu diketahui, yaitu demensia vaskular, demensia dengan Lewy body, demensia frontotemporal, dan demensia campuran.

3. Demensia merupakan penyakit turunan

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!alzheimers.org.uk

Memang demensia memiliki komponen genetik, tetapi mayoritas kasusnya tidak berhubungan dengan masalah genetik. Ketimbang faktor genetik, risiko yang lebih besar adalah pertambahan usia.

4. Demensia hanya terjadi pada orang tua

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!symphonyseniorliving.com

Berdasarkan keterangan dari European Journal of Neurology, sebanyak 38-260 dari 100 ribu orang dengan rentang usia 30-64 tahun bisa mengalami demensia. Itu artinya, sekitar 0,038-0,26 persen orang di dunia bisa mengalami demensia di masa muda.

5. Demensia mengindikasikan berakhirnya hidup bahagia

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!mcknightsseniorliving.com

Menderita demensia bukan berarti akan menghabiskan seluruh hidupnya dengan berbaring di ranjang. Penderitanya masih bisa beraktivitas normal, meski memang membutuhkan bantuan dari orang-orang di sekitarnya.

Ada penyesuaian yang perlu dilakukan, tetapi penderita demensia tetap bisa menjaga kualitas hidupnya dan merasa bahagia.

Baca Juga: 5 Jenis Makanan yang Dapat Meningkatkan Risiko Alzheimer dan Amnesia

6. Kehilangan memori adalah pertanda demensia

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!npr.org

Kehilangan memori juga bisa menjadi tanda gangguan mental. Memang benar demensia ditandai dengan daya ingat yang pendek, tetapi itu harus diperiksa lebih lanjut apakah sampai mengganggu kegiatan sehari-hari seseorang atau tidak.

Tanda lain dari demensia adalah perubahan pada mood dan kebiasaan.

7. Demensia bisa dicegah

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!xclusive-finland.com

Sayangnya, ini tidak benar. Beberapa kasus demensia tidak bisa dihindari, melainkan hanya bisa ditunda.

Menurut laporan dari The Lancet Commissions tahun 2020, disebutkan ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya demensia: kurangnya edukasi, tekanan darah tinggi, obesitas, gangguan pendengaran, rendahnya interaksi sosial, cedera otak, paparan polusi udara, dan lainnya.

8. Vitamin dan suplemen dapat mencegah demensia

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!symphonyseniorliving.com

Tidak ada bukti ilmiah kuat yang mendukung anggapan tersebut. Memang vitamin dan suplemen bisa membantu menyehatkan tubuh. Namun, jika penggunaannya adalah untuk mencegah demensia, dikhawatirkan hal ini bisa mengarah ke penggunaan yang berlebihan dan malah menyebabkan gangguan kesehatan lain.

9. Penderita demensia bisa menjadi agresif

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!amindforallseasons.com

Dalam beberapa kasus, orang-orang dengan demensia akan merasa frustrasi akan kehidupannya dan menunjukkannya lewat agresivitas.

Berdasarkan laporan berjudul "Causes of aggressive behavior in patients with dementia" dalam jurnal The Journal of Clinical Psychiatry tahun 2010, dari 215 partisipan, 41 persen di antaranya menjadi agresif.

10. Demensia tidak pernah berakibat fatal

10 Mitos seputar Demensia yang Banyak Beredar, Cek Kebenarannya!amindforallseasons.com

Ini pun tidak benar. Menurut sebuah laporan dalam jurnal JAMA Neurology menunjukkan jika kematian akibat demensia lebih umum dari yang kamu kira. Dalam periode tahun 2000-2009, diperkirakan sebanyak 13,6 persen kematian berhubungan dengan demensia.

Selain itu, demensia disebut-sebut sebagai penyebab utama kecacatan pada lansia di seluruh dunia. Demensia bisa disebabkan oleh berbagai penyakit yang memengaruhi otak, seperti penyakit Alzheimer atau stroke.

Melansir keterangan dari Kementerian Kesehatan RI, untuk memperlambat timbulnya demensia, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yakni:

  • Menurunkan atau menjaga kadar kolesterol dalam darah
  • Menurunkan atau menjaga tekanan darah
  • Mengendalikan diabetes
  • Olahraga secara teratur
  • Terlibat dalam kegiatan yang merangsang pikiran
  • Peningkatan kualitas hidup
  • Menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang

Adapun tanda-tanda demensia yang bisa dikenali sebelum melaju ke tahap lanjut adalah:

  • Penurunan daya ingat misalnya lupa nama, lupa tempat menaruh benda.
  • Kebingungan, misalnya tersesat ketika ke luar rumah sendirian dan kadang tak bisa mengingat di mana dirinya atau bagaimana dia bisa sampai di sana.
  • Kesulitan melakukan tugas-tugas yang lazim.
  • Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dan sebagainya.
  • Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang bisa menjadi bingung, paranoid, atau ketakutan.
  • Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
  • Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum.
  • Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan ukuran suatu benda.
  • Kehilangan motivasi atau inisiatif.
  • Kehilangan pola tidur normal.

Itulah beberapa mitos seputar demensia dan berbagai penjelasan lainnya. Bila kamu, orang tua, atau orang lain yang kamu kenal mengalami gejala-gejala di atas, sebaiknya segera periksa ke dokter agar bisa diperiksa lebih lanjut.

Baca Juga: Peneliti: Tinggal di Dekat Jalan Raya Meningkatkan Risiko Penyakit Dementia

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya