Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  

Paling sering dialami oleh pasien penyakit hati tahap lanjut

Pembuluh darah merupakan organ yang berperan sangat penting dalam sistem transportasi tubuh manusia. Secara umum, pembuluh darah manusia ada tiga jenis, yakni arteri, vena, dan kapiler. Tentunya, setiap jenis pembuluh darah ini bisa mengalami gangguan ataupun penyakit.

Khusus pembuluh vena, ada sebuah kondisi yang bisa mengintai, yakni varises. Varises sendiri adalah fenomena membesar atau membengkaknya pembuluh vena dan umumnya terjadi di bagian kaki. Lantas bagaimana bila varises ini terjadi di kerongkongan atau esofagus? Kondisi ini istilah medisnya adalah varises esofagus atau esophageal varices.

1. Apa itu varises esofagus?

Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  ilustrasi varises esofagus (myamericannurse.com)

Varises esofagus adalah kelainan pembuluh darah vena yang membesar di saluran yang menghubungkan tenggorokan dan lambung (kerongkongan). Kondisi ini paling sering terjadi pada orang-orang dengan penyakit hati yang serius atau tahap lanjut.

Varises esofagus berkembang ketika aliran darah normal ke hati tersumbat oleh gumpalan atau jaringan parut di hati. Untuk mengatasi penyumbatan, darah mengalir ke pembuluh darah yang lebih kecil yang tidak dirancang untuk membawa darah dalam jumlah besar. Pembuluh darah lama-lama bisa bocor atau bahkan pecah, menyebabkan pendarahan yang dapat mengancam jiwa.

2. Penyebab

Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  ilustrasi sirosis dan varises esofagus (mayoclinic.org)

Dilansir Cleveland Clinic, hati atau lever adalah organ yang membersihkan racun dari darah. Varises esofagus biasanya terjadi pada orang yang memiliki penyakit hati. Aliran darah melalui hati melambat pada orang yang memiliki penyakit hati. Ketika ini terjadi, tekanan di vena portal (membawa darah menuju hati) meningkat.

Tekanan darah tinggi di vena portal (hipertensi portal) mendorong darah ke pembuluh darah di sekitarnya, termasuk pembuluh di kerongkongan. Pembuluh darah ini memiliki dinding tipis. Hal inilah yang menyebabkan pembuluh mengembang dan membengkak. Varises juga bisa berkembang di pembuluh darah kecil di bagian atas perut.

Jika tekanan yang disebabkan oleh darah ekstra menjadi terlalu tinggi, varises bisa pecah dan terjadi perdarahan. Perdarahan ini merupakan keadaan darurat yang butuh perawatan segera. Perdarahan yang tidak terkontrol dapat dengan cepat menyebabkan syok dan kematian.

Trombosis (bekuan darah) di vena portal atau vena limpa, yang menghubungkan ke vena portal, juga dapat menyebabkan varises esofagus.

Selain itu, ada dua kondisi langka yang dapat menyebabkan varises esofagus: sindrom Budd-Chiari (penyumbatan pembuluh darah tertentu di hati) dan infeksi parasit schistosomiasis.

3. Faktor risiko

Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  ilustrasi laki-laki mabuk-mabukan (unsplash.com/Matteo Vistocco)

Walaupun banyak orang dengan penyakit hati lanjut mengembangkan varises esofagus, tetapi sebagian besar tidak akan mengalami perdarahan. Varises esofagus lebih cenderung mengalami perdarahan pada orang-orang dengan kondisi ini:

  • Tekanan vena portal tinggi. Risiko perdarahan meningkat karena tekanan dalam vena portal meningkat (hipertensi portal).
  • Varises berukuran besar. Makin besar varises esofagus, makin besar kemungkinannya untuk mengalami perdarahan.
  • Tanda merah pada varises. Bila dilihat melalui tabung tipis dan fleksibel (endoskop) yang diturunkan ke tenggorokan saat pemeriksaan, beberapa varises esofagus menunjukkan garis-garis merah panjang atau bintik-bintik merah. Tanda-tanda ini menunjukkan risiko tinggi perdarahan.
  • Sirosis berat atau gagal hati. Paling sering, makin parah penyakit hati seseorang, makin besar kemungkinan varises esofagus mengalami perdarahan.
  • Konsumsi alkohol terus-menerus. Risiko perdarahan varises jauh lebih tinggi pada orang-orang yang terus minum alkohol meski telah disarankan untuk berhenti, terutama bila penyakit yang dimiliki berhubungan dengan alkohol.
  • Apabila pernah mengalami perdarahan dari varises esofagus sebelumnya, seseorang lebih berisiko untuk mengalaminya lagi.

Baca Juga: Batu Kandung Kemih: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

4. Gejala

Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  ilustrasi pusing (pixabay.com/geralt)

Seseorang dengan varises esofagus mungkin tidak memiliki gejala, khususnya bila varises berukuran kecil. Beberapa orang hanya merasakan gejala jika varises mengalami perdarahan. 

Menurut keterangan dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, gejala varises esofagus bisa meliputi:

  • Kulit pucat yang tidak biasa
  • Kelelahan yang berkelanjutan
  • Sesak napas
  • Rasa ingin pingsan atau pusing
  • Tinja berwarna hitam atau seperti ter
  • Ada darah berwarna merah gelap atau merah terang dalam tinja

Jika mengalami gejala-gejala di atas, segera cari pertolongan medis.

5. Diagnosis

Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  ilustrasi diagnosis varises esofagus (cfh.cmhshealth.org)

Skrining rutin untuk varises esofagus direkomendasikan untuk orang yang memiliki penyakit hati lanjut. Skrining dilakukan dengan endoskopi.

Endoskopi adalah tabung tipis dan fleksibel dengan lampu dan kamera kecil di ujungnya. Endoskopi akan dimasukkan ke esofagus, lalu kamera akan mengirim gambar bagian dalam esofagus ke monitor. Ini bisa membantu dokter mendeteksi pembuluh darah yang membesar dan menilainya berdasarkan ukuran. Garis merah pada pembuluh darah adalah tanda adanya perdarahan.

Dokter juga dapat menggunakan endoskop untuk memeriksa perut dan bagian atas usus kecil. Ini disebut esophogastroduodenoscopy (EGD).

Pencitraan dengan CT atau MRI juga bisa digunakan, dan sering kali dikombinasikan dengan endoskopi.

Gambar yang dibuat oleh CT atau MRI menunjukkan kerongkongan, hati, vena portal, dan limpa. Ini memberi dokter lebih banyak informasi tentang kesehatan hati daripada pemeriksaan dengan endoskopi saja.

6. Pengobatan

Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  ilustrasi pengobatan varises esofagus (pixabay.com/jarmoluk)

Perawatan utama varises esofagus adalah mencegah perdarahan. Langkah pertama biasanya adalah menurunkan tekanan darah di vena portal. Bentuk perawatannya mungkin termasuk:

  • Obat-obatan untuk mengurangi tekanan pada vena portal
  • Menggunakan karet untuk mengikat pembuluh darah yang mengalami perdarahan

Jika terjadi perdarahan pada varises esofagus, ini bisa mengancam jiwa dan pengobatan sesegera mungkin sangat penting. Perawatan yang digunakan untuk menghentikan perdarahan dan membalikkan efek kehilangan darah meliputi:

  • Menggunakan karet gelang untuk mengikat pembuluh darah yang berdarah
  • Memberi obat-obatan untuk memperlambat aliran darah ke vena portal
  • Mengalihkan aliran darah dari vena portal
  • Menempatkan dan menggembungkan balon untuk memberi tekanan pada varises hingga 24 jam (balloon tamponade)
  • Memulihkan volume darah (transfusi darah dan pemberian faktor pembekuan untuk menghentikan pendarahan)
  • Mencegah infeksi (antibiotik)
  • Transplantasi hati

7. Pencegahan

Varises Esofagus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan  ilustrasi diet sehat (helpguide.org)

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko varises esofagus, seperti:

  • Jika telah didiagnosis dengan penyakit hati, tanyakan kepada dokter tentang strategi untuk menghindari komplikasi penyakit hati. 
  • Jangan minum minuman beralkohol.
  • Makan makanan yang sehat (buah-buahan, sayuran, biji-bijian, hingga sumber protein tanpa lemak). Kurangi pula jumlah makanan berlemak dan gorengan.
  • Pertahankan berat badan yang sehat. 
  • Gunakan bahan kimia dengan hati-hati. Ikuti petunjuk tentang bahan kimia rumah tangga, seperti persediaan pembersih dan semprotan serangga. Jika sedang bekerja di sekitar bahan kimia, ikuti semua tindakan pencegahan keselamatan. Fungsi hati membuang racun dari tubuh. Oleh karenanya batasi jumlah racun yang masuk.
  • Kurangi risiko hepatitis. 

Demikianlah penjelasan mengenai varises esofagus, kondisi yang banyak dialami oleh pasien dengan penyakit hati tahap lanjut. Lakukanlah tips di atas untuk meminimalkan risikonya. Bila memiliki gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi dan punya faktor risikonya, sebaiknya bergegas temui dokter.

Baca Juga: Ulkus Dekubitus: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan

bocah bandung99 Photo Verified Writer bocah bandung99

I will write an amazing researched article

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya