Pemahaman Vaksinasi ala Dokter Syifa Mustika
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Belakangan pemerintah Indonesia mulai menggencarkan vaksinasi massal di berbagai wilayah. Namun, masih banyak masyarakat yang enggan mengikuti vaksinasi. Ada banyak hal yang menjadikan mereka masih menganggap bahwa vaksinasi adalah hal yang tidak pernting. Ditambah lagi, masih beredarnya sejumlah informasi simpang siur mengenai vaksin membuat sebagaian masyarakat masih enggan menjalani vaksinasi.
Prihatin akan hal itu, seorang dokter bernama Syifa Mustika di Kota Malang mencoba mengupas tuntas mengenai vaksinasi. Ia menuangkan pembahasan mengenai seluk-beluk vaksinasi dalam sebuah buku yang diberi judul 'Kupas Tuntas Vaksin COVID-19'.
1. Seri lanjutan dari buku sebelumnya
Syifa Mustika menjelaskan bahwa buku 'Kupas Tuntas Vaksin COVID-19' ini merupakan karya kedua selama pandemik. Buku pertama yang sudah terbit pada November lalu juga berisi tentang seputar pandemik COVID-19 yang diberi judul 'The New Normal Live'. Syifa menyebut, kedua buku memiliki keterkaitan. Buku pertama memberikan panduan kepada masyarakat tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan di tengah pandemik COVID-19. Sementara buku kedua merupakan lanjutan dari penjelasan pada buku pertama, berisi tentang seluk-beluk vaksinasi COVID-19 beserta kontroversi, mitos dan hal menarik lainnya.
"Awalnya memang didesain untuk edisi revisi dari buku pertama. Tetapi karena seiring berjalannya waktu banyak hal menyertai program vaksinasi ini. Serta masih banyak salah kaprah pemahaman tentang vaksin, maka buku ini kemudian menjadi seri lanjutan dari yang sudah terbit sebelumnya," katanya, Senin (30/8/2021).
Baca Juga: Pengelola Mal di Kota Malang Mengaku Siap Buka
2. Pemicu masyarakat untuk vaksinasi
Lebih jauh, Syifa menyampaikan, banyak pemikiran dan hal-hal seputar vaksinasi yang dibahas lebih detail dalam buku tersebut. Ia ingin mereka yang membaca buku tersebut bisa memahami lebih jauh dan lebih detail tentang vaksin termasuk juga manfaatnya. Paling tidak untuk menekan informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan mengenai vaksin. Setelah itu tentu saja, masyarakat menjadi terpicu untuk segera mengikuti vaksinasi sebagaimana yang sudah diprogramkan pemerintah.
Editor’s picks
"Satu hal yang perlu diketahui bahwa vaksin itu bukan obat tetapi salah satu cara untuk mempercepat terbentuknya herd immunity," tambah dokter yang juga merupakan Satgas COVID-19 Nahdlatul Ulama itu.
3. COVID-19 sebagai hal baru dalam kehidupan
Tak bisa dimungkiri bahwa pandemik COVID-19 ini memaksa semuanya untuk kembali beradaptasi dengan kehidupan. Tidak hanya hanya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, tetapi juga dalam dunia medis. Untuk itu, Syifa berharap tulisannya tersebut bisa memberikan edukasi kepada masyarakat agar mereka tahu dan bisa memahami kondisi yang ada saat ini. Kemudian setelah itu bisa mulai membiasakan diri dan beradaptasi dengan kondisi baru ini.
"Bagi kami di dunoa medis, COVID-19 ini juga hal yang baru. Kami juga belajar agar bisa beradaptasi dengan kondisi yang terus berkembang," sambungnya.
4. Buku pertama yang bahas vaksinasi COVID-19 secara tuntas
Terlepas dari itu, Syifa menyebut bahwa buku yang ia tulis tersebut merupakan yang pertama membahas tuntas tentang vaksinasi COVID-19. Sejauh ini, tulisan-tulisan yang banyak beredar kebanyakan merupalan rilis dari pemerintah dalam hal ini Kemenkes dan beberapa instansi terkait. Kalaupaun ada, Syifa menyebut bahwa pembahasan yang dilakukan tidak sampai detail ke akar-akarnya.
"Selain pembahasan mengenai vaksinasi COVID-19, saya juga masukkan sedikit fatwa-fatwa dari MUI, kemudian juga ketetapan-ketetapan dari NU untuk mereka yang masih meragukan vaksinasi," tandasnya.
Baca Juga: IDI Gaungkan Lawan Disinformasi dan Percepat Vaksinasi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.