Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata Ahli

Tetap optimis dengan vaksin yang tersedia!

Baik vaksin Sinovac dan Sinopharm dari Tiongkok telah mengantongi izin dari dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat. Tak cuma di Tiongkok, vaksin ini sudah digunakan di berbagai negara lainnya, termasuk Indonesia.

Mengingat mendominasinya varian Delta (B.1.617.2) di Indonesia, apakah vaksin Sinovac dan Sinopharm memberikan perlindungan penerimanya dalam melawan varian Delta?

1. Sinovac belum rilis data efektivitas terhadap varian Delta

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata Ahliilustrasi vaksin COVID-19 buatan Sinovac (Dok. Sinovac)

Beberapa negara, seperti Indonesia dan Brasil, berharap pada vaksin Sinovac. Namun, dilansir Reuters, Sinovac belum merilis data apa pun mengenai efikasi vaksin terhadap varian Delta.

Riset terkini memperlihatkan Sinovac mampu mengurangi risiko kasus COVID-19 bergejala akibat varian Delta. Namun, ahli epidemiologi dari Tiongkok, Zhong Nanshan, mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut masih belum selesai dan ukuran sampelnya masih skala kecil.

Berbicara kepada Reuters, juru bicara Sinovac, Liu Peicheng, mengatakan bahwa hasil dari penelitian Zhong tersebut didasarkan pada sampel darah dari penerima vaksin Sinovac. Hasilnya, Liu mengklaim vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech memberikan perlindungan tiga kali lipat terhadap varian Delta.

2. Tiongkok pun ngebet pakai booster shot dapat meningkatkan kekebalan setelah vaksinasi

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata Ahliilustrasi vaksin Pfizer-BioNTech (Dok. Reuters/Edgar Su)

Sempat ogah dengan vaksin Barat, ternyata Tiongkok pun luluh juga. Pada Kamis (15/7/2021) lalu, media Tiongkok, Caixin, memberitakan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech akan segera didistrbusikan di negara tersebut. Fosun Pharma, distributor vaksin Pfizer-BioNTech di Tiongkok, mengatakan bahwa mereka masih menunggu izin.

Jika sudah diberikan lampu hijau, Fosun akan segera mendistribusikan 100 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang sudah ada sejak Desember 2020 lalu pada akhir 2021. Selain itu, mereka pun akan memproduksi 1 miliar dosis vaksin Pfizer-BioNTech.

Bukan sebagai pilihan, suntikan Pfizer-BioNTech ditawarkan sebagai booster shot. Ini dilakukan agar tidak merusak citra vaksin Tiongkok. Selain itu, Tiongkok pun tengah berjuang untuk memformulasi vaksin tipe messenger ribonucleic acid (m-RNA) sendiri lewat Walvax Biotechnology yang sekarang menunggu tahap ketiga uji klinis.

3. Jadi, apakah vaksin Sinovac dan Sinopharm bisa ampuh melawan varian Delta?

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata AhliVaksin buatan Sinopharm yang akan digunakan dalam vaksinasi di Peru pada Februari 2021. (flickr.com/Ministerio de Defensa del Perú)

Dihubungi IDN Times pada Senin (19/7/2021), guru besar departemen farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt., mengatakan bahwa untuk saat ini, data ilmiah mengenai efektivitas Sinovac dan Sinopharm melawan varian Delta masih nihil.

Mengutip Reuters, memang vaksin yang dikatakan efektif untuk varian Delta sejauh ini adalah Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca. Pfizer-BioNTech mencatatkan efektivitas sebesar 88 persen terhadap varian Delta, sementara vaksin AstraZeneca mencatatkan 60 persen.

Sementara CoronaVac disuntikkan untuk tenaga kesehatan pada Januari-April 2021, Prof. Zullies mengingatkan bahwa data uji klinis umum memperlihatkan potensi vaksin Sinovac dalam mengurangi keparahan hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Lalu, mengapa bisa sampai ada yang positif COVID-19 setelah mendapat dosis kedua? Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dr. Dicky Budiman, MD, M.Sc.PH, mengatakan bahwa efektivitas Sinovac memang menurun dalam waktu 6 bulan. Ini terlihat dari kasus infeksi pada para penerima vaksin atau breakthrough infection.

"Ini bukan berarti Sinovac dan Sinopharm sama-sama tidak ampuh. Tidak mungkin 0 persen efektivitasnya," kata Dr. Dicky.

Baca Juga: Serba-serbi Vaksin AstraZeneca dan Sinopharm, Kenali Lebih Dekat

4. Menelaah insiden infeksi tenaga nakes di Kudus, Jawa Tengah, itu bukan cuma masalah vaksin

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata Ahliilustrasi tenaga nakes memeriksa pasien (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Pada Juni lalu, data menunjukkan kalau lebih dari 350 nakes di Kudus, Jawa Tengah terkena COVID-19 varian Delta dan lebih dari puluhan dilarikan ke rumah sakit. Padahal, mereka sudah menyelesaikan program vaksinasi COVID-19 hingga dua dosis dengan Sinovac. Apa artinya hal ini bagi para tenaga kesehatan?

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D, mengingatkan masih ada tenaga nakes yang belum divaksinasi. Dokter Pandu menjelaskan kalau mereka mungkin memiliki kondisi penyerta atau bahkan tidak mau divaksinasi.

"Tetapi, kan, banyak yang terinfeksi juga karena memang, vaksin tidak mencegah infeksi. Vaksin hanya untuk mencegah kemungkinan COVID-19 berat dan kematian," kata dr. Pandu.

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata Ahliilustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Selain itu, Dr. Dicky mengatakan ada berbagai faktor yang bisa memengaruhi mortalitas akibat COVID-19. Dari mulai varian, kondisi penyerta, hingga kondisi pandemi di Indonesia yang memang belum terkendali. Dengan kata lain, tidak bisa hanya menyalahkan vaksin.

Dilansir Rappler, ada sekitar 5.000 nakes di Kudus yang sudah divaksinasi lengkap dengan Sinovac. Jika 350-an terkena COVID-19 varian Delta, maka sekitar 4.600-an tidak terinfeksi oleh varian terinfeksi.

Data tersebut berarti tingkat proteksi yang ditawarkan Sinovac bisa mencapai 93 persen, apalagi melihat tenaga kesehatan dihadapkan dengan pasien COVID-19. Untuk khalayak ramai, maka tingkat proteksi yang ditawarkan juga bisa lebih tinggi.

5. Mengapa harus booster shot? Selain tenaga kesehatan, apakah penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm juga akan menerima booster shot?

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata AhliPetugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Profesor Zullies mengingatkan bahwa tenaga kesehatan adalah garda terdepan dalam menghadapi pandemi dan setiap hari bertemu dengan pasien COVID-19. Menyuntikkan mereka dengan booster shot adalah keputusan yang baik. Namun, yang paling penting adalah jangan sampai masyarakat malah berpikir kalau vaksin tidak ampuh.

"Vaksin Sinovac pun banyak manfaatnya. Ditambah vaksin dengan platformyang baru, dapat memberikan proteksi pada para tenaga kesehatan," ujar Prof. Zullies. 

Mengapa harus vaksin dengan teknologi lain? Doktor Dicky mengatakan kalau hingga saat ini, Sinovac belum memiliki booster sendiri. Oleh karena itu, vaksin berteknologi seperti m-RNA oleh Moderna yang terbukti memiliki efikasi lebih tinggi pun dipakai untuk dosis ketiga.

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata Ahliilustrasi penyuntikan vaksin (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Dokter Pandu memperkirakan pemberian booster shot pada khalayak ramai yang sebelumnya menerima vaksin Sinovac pun bisa dilaksanakan dalam waktu satu tahun, melihat jumlah vaksin.

Untuk saat ini, targetnya adalah memperluas cakupan vaksin agar seluruh rakyat Indonesia bisa mendapatkannya. Jika jumlah vaksin berlebih, maka booster shot bisa saja diberikan dalam waktu kurang dari satu tahun.

"Nanti akan dipikirkan strateginya jika sudah ada data. Mungkin nanti akan ada booster, tetapi kita harus tunggu dulu. Mungkin tahun depan," ujar dr. Pandu.

Doktor Dicky juga mengharapkan hal yang sama. Beliau ingin booster shot segera disuntikkan bagi para penerima vaksin Sinovac di akhir tahun 2021. Malah, booster shot-nya pun diharapkan juga dari Sinovac agar efektivitasnya bertambah.

Baca Juga: Ditemukan di Jakarta dan Sumsel, Ini 5 Fakta Virus Corona Varian Kappa

6. Kenapa bisa sampai ada kombinasi dengan booster shot?

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata Ahliilustrasi berbagai jenis vaksin COVID-19 (parkwayshenton.com)

Profesor Zullies menjelaskan bahwa ada berbagai faktor yang menyebabkan penyuntikan dua jenis vaksin COVID-19 yang berbeda, yaitu:

  • Keterbatasan jumlah vaksin
  • Kekhawatiran efek samping vaksin
  • Munculnya varian baru

Karena jumlah vaksin terbatas, maka muncul ide pencampuran vaksin atau vaccine mixing. Namun, Prof. Zullies mengingatkan bahwa praktik ini pun butuh pengawasan, dan hasilnya pun masih dicari tahu karena kebanyakan produsen vaksin hanya menelusuri keampuhan vaksin mereka secara individu, tidak lintas produk.

Lalu, satu vaksin dapat dicampur karena takut dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Prof. Zullies menceritakan kasus pembekuan darah atau trombosis setelah vaksin AstraZeneca sempat membuat rakyat tidak percaya. Oleh karena itu, banyak yang memilih vaksin merek lain sebagai dosis kedua.

Terakhir, Prof. Zullies mengingatkan kalau SARS-CoV-2 akan terus bermutasi. Dengan platform berbeda, maka kemungkinan besar cara kerja menangkal varian baru pun lebih terjamin meskipun berbeda. Akan tetapi, dikarenakan kondisi pandemi COVID-19 yang dinamis, pencampuran vaksin pun masih dipantau dan ditunggu kepastiannya.

7. Jangan ragu untuk mendapatkan vaksinasi!

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata Ahliilustrasi suntik vaksin (pixabay.com/Tumisu)

Dokter Pandu memperingatkan kalau menunda vaksinasi adalah hal yang berbahaya. Dari Sinovac, Sinopharm, sampai AstraZeneca, mendapatkan vaksin yang tersedia di Indonesia saat ini adalah yang terbaik.

Sekali pun tak ada vaksin yang memberikan proteksi 100 persen, setidaknya vaksin COVID-19 menekan risiko gejala kronis hingga kematian pada pasien COVID-19. Mendukung pernyataan tersebut, Prof. Zullies menjelaskan bahwa profil keamanan platform Sinovac dan Sinopharm sudah teruji.

"Platform inactivated virus pada Sinovac dan Sinopharm sudah terbukti lama dan sering dipakai untuk vaksin anak dan tidak aneh-aneh KIPI-nya. Dari segi efikasi, memang bervariasi," kata Prof. Zullies.

Vaksin Sinovac dan Sinopharm Ampuh Lawan Varian Delta? Ini Kata Ahliilustrasi penyuntikan vaksin (ANTARA FOTO/Soeren Stache/Pool via REUTERS)

Sebelum bicara booster shot, Dr. Dicky memperingatkan kalau alangkah baiknya Indonesia berpikir soal memperluas cakupan vaksin. Dengan kata lain, menyelesaikan program vaksinasi dua dosis adalah hal yang terpenting saat ini untuk masyarakat untuk mengurangi angka kematian dan pasien di rumah sakit.

"Namun, dua vaksin ini tetap bermanfaat. Kasus kematian saat isolasi mandiri terjadi 100 persen pada mereka yang tidak divaksinasi. Inilah bukti yang nyata." 

Ingat kalau vaksinasi bukan berarti benar-benar kebal dari COVID-19, melainkan dapat memperkecil risiko gejala berat dan mortalitas. Oleh karena itu, dr. Pandu juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan diri dan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 untuk dapat melandaikan kurva dan memutus rantai penyebaran COVID-19.

Baca Juga: Studi: Vaksin AstraZeneca Ampuh Cegah COVID-19 Varian Delta

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya