Menerka Asal-usul Varian Omicron, dari Hewan sampai HIV!

Ada tiga teori mengenai asal-usul varian Omicron

Sementara masih berjibaku melawan varian B.1.351 (Beta) dan B.1.617.2 (Delta), kawasan Afrika bagian selatan dikejutkan dengan penemuan varian B.1.1.529 (Omicron) pada 24 November 2021. Dengan lebih dari 30 mutasi protein spike, varian Omicron dikatakan lebih cepat menular dan bisa meningkatkan risiko reinfeksi.

Pada 26 November 2021, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Omicron sebagai variant of concern (VOC). Oleh karena itu, berbagai riset terhadap Omicron pun dilancarkan. Salah satu yang menjadi bahan pertimbangan adalah asal-usul varian ini.

Baca Juga: 5 Cara Mencegah Infeksi COVID-19 Varian Omicron, Lakukan yuk!

1. Amat berbeda dari varian awal

Menerka Asal-usul Varian Omicron, dari Hewan sampai HIV!ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 (imi.europa.eu/Image courtesy of the NIH CC 0)

Salah satu hal yang dicari tahu para ilmuwan untuk menjelaskan asal-usul varian Omicron adalah kode genetik. Layaknya manusia dan riwayat leluhurnya, genom pada strain virus corona SARS-CoV-2 varian Omicron memiliki berbagai petunjuk asal-usulnya.

Virolog di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, Amerika Serikat (AS), Trevor Bedford, mengungkapkan temuan yang mengejutkan. Jika kita melihat silsilah varian Omicron, sekuens yang terdekat berasal dari pertengahan 2020. Kenapa temuan ini mengejutkan?

"Varian ini tidak terkait dengan versi apa pun yang beredar belakangan ini," kata Trevor dilansir NPR.

Sementara ilmuwan bisa menjelaskan kalau varian Omicron bermutasi dari strain yang beredar di pertengahan 2020, varian ini seolah-olah bersembunyi. Hingga November 2021, para peneliti tidak mencatat bentuk awal Omicron seiring varian tersebut berkembang menjadi varian yang dunia ketahui saat ini.

2. Teori 1: dari hewan berpindah ke manusia

Menerka Asal-usul Varian Omicron, dari Hewan sampai HIV!ilustrasi kelelawar (pixabay.com/jochemy)

Teori pertama mengapa hal ini bisa terjadi adalah strain Omicron pada pertengahan 2020 menginfeksi sebuah populasi hewan. Lalu, strain ini bermutasi dan menular ke manusia. Namun, Bedford mengatakan teori tersebut kemungkinan besar tidak benar.

"Harusnya kita bisa melihat materi genetik hewan pada genom Omicron. Namun, ada RNA manusia. Ini membuktikan kalau seiring evolusi Omicron, mutasi tersebut terjadi pada manusia," kata Bedford.

Mengomentari teori tersebut, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan bahwa hal ini sama dengan dugaan kalau SARS-CoV-2 di Wuhan pada akhir Desember 2019 berasal hewan, seperti kelelawar atau trenggiling. Namun, dr. Nadia mengatakan bahwa hal ini belum terbukti.

"Untuk bertahan, SARS-CoV-2 bermutasi, dan inilah yang menyebabkan Omicron. Dulu, SARS-CoV-2 diduga dari kelelawar dan sebagainya, ya. Akan tetapi, kemudian kita tahu bahwa virus ini bermutasi sama seperti varian virus lainnya," ujar dr. Nadia saat dihubungi oleh IDN Times pada Kamis (2/12/2021).

3. Teori 2: menyebar di kawasan yang luput dari pengawasan

Menerka Asal-usul Varian Omicron, dari Hewan sampai HIV!ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 (wikimedia.org/NIAID)

Jika bukan hewan, teori selanjutnya menduga bahwa Omicron bersirkulasi di daerah yang rendah pengawasan sebelum bermutasi dan merebak. Dokter Nadia membantah teori tersebut, dan mengatakan bahwa salah satu faktor risiko terbesar dari munculnya varian Omicron ini adalah upaya protokol kesehatan yang diabaikan.

"Jadi, pada waktu SARS-CoV-2 menular atau menginfeksi, virus akan beradaptasi dengan manusia tersebut. Kenapa dia tertular? Karena tidak ada prokes, tidak divaksinasi, dan daya tahannya jadi berkurang karena kondisi tersebut," dr. Nadia menjelaskan.

Trevor juga tidak setuju dengan teori tersebut. Jika kemungkinannya seperti itu, maka versi awal Omicron harus menyebar dengan sangat luas sebelum "meledak" di Afrika bagian selatan. Kalaupun begitu, varian Omicron seharusnya sudah keburu terdeteksi.

Baca Juga: [BREAKING] Pasien Pertama COVID Omicron Pekerja di RS Wisma Atlet

Menerka Asal-usul Varian Omicron, dari Hewan sampai HIV!ilustrasi tes PCR (unsplash.com/Mufid Majnun)

Di sisi lain, epidemiolog dari University of KwaZulu-Natal yang ikut pertama kali menemukan Omicron, Richard Lessells, justru setuju dengan skenario tersebut. Ia mencatat bahwa ada beberapa kawasan di Afrika di mana pengecekan COVID-19 belum memadai.

Selain itu, Omicron juga menunjukkan hasil berbeda di tes polymerase chain reaction (PCR). Oleh karena itu, saat Richard dan timnya menerima PCR yang aneh tersebut dan mengurutkan genomnya, mereka menemukan varian Omicron.

"Ada titik buta yang amat besar hingga kita bisa kecolongan sebuah virus yang sudah berevolusi dalam hitungan bulan," kata Richard.

Baca Juga: Update Varian B.1.1.529 atau Omicron, Perlukah Kita Panik?

4. Teori 3: menyebar di kalangan orang dengan gangguan imun

Menerka Asal-usul Varian Omicron, dari Hewan sampai HIV!ilustrasi HIV (newsroom.uw.edu)

Lalu, ada juga teori yang mengatakan kalau SARS-CoV-2 bermutasi dalam tubuh seseorang. Orang tersebut menderita gangguan imun (seperti HIV/AIDS). Alhasil, SARS-CoV-2 terus berkembang dan bermutasi sehingga dapat mengelak antibodi dari sistem imun.

"Memang, prevalensi HIV di Afrika Selatan cukup tinggi, tetapi bukan berarti pasien Omicron adalah pasien HIV. Namun, bisa saja pasien AIDS tertular COVID-19, lalu virus beradaptasi dan menimbulkan varian baru ini," kata dr. Nadia.

Richard juga membuktikan teori ini dengan menganalisis sampel SARS-CoV-2 dari pasien HIV yang tidak dirawat dengan benar. Jika memang benar begitu, maka kenapa Omicron tidak menyebar di satu titik evolusi? Lagi-lagi, teori ini masih bersifat dugaan sementara.

5. Kenapa mengetahui sumber Omicron penting?

Menerka Asal-usul Varian Omicron, dari Hewan sampai HIV!ilustrasi rupa virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 (unsplash.com/@fusion_medical_animation)

Menurut dr. Nadia, mengetahui sumber varian Omicron amat penting. Setiap skenario harus diteliti agar ilmuwan dapat mengetahui akar masalahnya. Dengan jumlah mutasi terbanyak, dr. Nadia mengatakan bahwa sebenarnya Omicron memiliki potensi menyaingi varian Delta.

Bila dari hewan, maka harus diputuskan dulu rantai penularannya di hewan, jika di kelainan imunitas, maka harus dilihat kelainan imunitasnya. Lalu, untuk pasien HIV/AIDS, maka mereka harus dirawat dengan terapi  antiretroviral (ARV) dan vaksinasi COVID-19.

Selain itu, Bedford mengatakan kepada NPR kalau menerka asal-susul Omicron dapat menolong para ilmuwan menakar potensi risiko dari varian tersebut.

6. Apakah vaksin tetap dapat melindungi?

Menerka Asal-usul Varian Omicron, dari Hewan sampai HIV!ilustrasi penyuntikan vaksin (ANTARA FOTO/Soeren Stache/Pool via REUTERS)

Bagi dr. Nadia, bicara tentang varian Omicron tidak hanya mengenai orang-orang yang imunitasnya lemah. Bahkan, COVID-19 bisa menulari siapa saja yang tidak menjaga protokol kesehatan atau menerima vaksin. Meski diketahui mengalami penurunan, dr. Nadia tetap yakin kalau vaksin tetap memberikan perlindungan.

"Ya, tetap memberikan perlindungan meskipun tidak terlalu tinggi saat berhadapan dengan Omicron. Oleh sebab itu, perlindungan tidak hanya melalui vaksinasi, tetapi memiliki proteksi ganda dengan menerapkan prokes," kata dr. Nadia.

Selain vaksin, agar penyebaran tidak meluas, maka mereka yang terdiagnosis positif SARS-CoV-2 varian apa pun harus melakukan isolasi. Dengan mencegah penyebaran, maka SARS-CoV-2 tidak akan merebak luas dan bermutasi lebih jauh.

"Virus itu jadi hanya ada di tubuh satu orang, tidak akan menular ke orang lain. Dengan begitu, tak akan berkembang lebih lanjut," imbuh dr. Nadia.

7. Langkah selanjutnya untuk Indonesia

Menerka Asal-usul Varian Omicron, dari Hewan sampai HIV!ilustrasi perjalanan internasional (Dok. PT Angkasa Pura II)

Untuk mencegah skenario varian Omicron di Indonesia, dr. Nadia mengatakan bahwa harus ada pengetatan di pintu masuk. Salah satu langkah yang ditempuh Indonesia adalah dengan tidak memberi akses ke 11 negara yang melaporkan infeksi Omicron.

"Saat ini, kita sudah menunda akses dari 11 negara yang melaporkan Omicron atau WNI dan WNA yang memiliki riwayat ke 11 negara ini untuk tidak masuk ke Indonesia terlebih dulu. Kita juga menambah waktu karantina jadi 10 hari untuk WNA dan WNI di luar dari 11 negara tadi," kata dr. Nadia.

Lalu, bagaimana dengan skenario mutasi lokal? Dokter Nadia mengatakan untuk sekarang, fokus Indonesia masih pada varian Delta yang mendominasi sebagian besar kasus. Kecepatan dan cakupan vaksinasi masih menjadi kunci utama dalam mengatasi masuknya Omicron dan penyebaran Delta.

"Karena kita tahu bahwa makin banyak infeksi yang terjadi, makin mudah terjadinya mutasi," tutup Nadia.

Baca Juga: Ini Daftar Negara yang Laporkan Infeksi Varian Omicron

Topik:

  • Nurulia
  • Septi Riyani
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya