Benarkah Orang dengan Hipertensi Dilarang Makan Daging Kambing?

Asal jangan kalap makan daging kambing saat Lebaran nanti

Tak terasa, Lebaran tinggal menghitung hari. Selain baju baru, mungkin kamu juga memikirkan berbagai hidangan khas Lebaran yang akan kamu lahap. Di antara berbagai sajian makanan, daging kambing bisa jadi merupakan salah satu favorit. Dari mulai satai, gulai, tongseng, duh, enak!

Namun, mungkin kamu pernah dengar ada yang bilang bahwa daging kambing tidak aman untuk dikonsumsi orang dengan kondisi kardiovaskular seperti penyakit jantung dan hipertensi, serta diabetes. Benarkah faktanya demikian?

1. Kandungan nutrisi daging kambing

Benarkah Orang dengan Hipertensi Dilarang Makan Daging Kambing?ilustrasi daging kambing (pixabay.com/Black Wolfi)

Sebelum membahas keamanan daging kambing untuk pasien penyakit kardiovaskular dan diabetes, mari kita ketahui dulu fakta nutrisi daging embek. Menurut Data Komposisi Pangan Indonesia, 100 gram daging kambing mengandung:

  • Air: 70,3 gram
  • Energi: 149 kalori
  • Protein: 16,6 gram
  • Lemak: 9,2 gram
  • Kalsium: 11 miligram (mg)
  • Fosfor: 124 mg
  • Natrium: 96 mg
  • Kalium: 268,7 mg
  • Tembaga: 0,31 mg
  • Seng: 4,9 mg
  • Tiamina: 0,09 mg
  • Riboflavin: 0,23 mg
  • Niasin: 5,0 mg

2. Lebih baik dari daging lainnya

Pada Senin (25/4/2022), Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, SpPD-KHOM, dokter spesialis penyakit dalam dengan subspesialisasi hematologi onkologi medik meluruskan beberapa miskonsepsi mengenai daging kambing, terutama untuk pasien penyakit jantung, hipertensi, dan diabetes, lewat cuitan di Twitter.

Salah satunya adalah bahwa daging ini lebih baik dari daging lainnya karena rendah kolesterol. Data dari Prairie View A&M University (PVAMU) di Amerika Serikat (AS) mencatat bahwa daging kambing mengandung kolesterol lebih sedikit dibanding jenis daging lainnya, sehingga baik untuk mencegah penyakit jantung.

"Kandungan kolesterol dalam 100 gram daging kambing tercatat cuma 57 mg, sementara kadar kolesterol dalam 100 gram daging sapi dan ayam masing-masing mencapai 89 mg dan 83 mg," cuit Prof. Zubairi.

Selain itu, Prof. Zubairi mengatakan bahwa jumlah kalori daging kambing lebih kecil dibanding daging sapi dan ayam. Faktanya, Data Komposisi Pangan Indonesia membenarkan bahwa 100 gram daging daging kambing memiliki 249 kalori, sementara 100 gram daging sapi dan ayam masing-masing mengandung 273 dan 298 kalori.

Benarkah Orang dengan Hipertensi Dilarang Makan Daging Kambing?ilustrasi daging kambing sedang dimarinasi (commons.wikimedia.org/David Blaine)

Makan daging umumnya dikaitkan dengan asupan lemak dan kalori berlebih. Akibatnya, daging kambing juga dianggap bisa menyebabkan obesitas hingga diabetes. Padahal, dilansir Healthline, daging kambing memiliki kandungan lemak yang minim sehingga bagus untuk orang-orang yang ingin diet.

Faktanya, menurut data Kementerian Pertanian AS (USDA), daging kambing hanya mengandung 0,9 gram lemak jenuh, lebih rendah dari daging lainnya. Konsumsi lemak jenuh bisa menumpuk low-density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat dalam darah, faktor utama yang menyebabkan penyakit kardiovaskular.

American Heart Association (AHA) menyarankan pembatasan asupan lemak jenuh cukup 5 sampai 6 persen saja. Dalam daftar makanan yang "dilarang" oleh AHA, daging kambing bukanlah salah satu bahan yang memiliki lemak jenuh tinggi (dibanding sapi, domba, ayam, atau babi).

Baca Juga: Benarkah Makan Daging Kambing Bisa Menyembuhkan Darah Rendah?

3. Mencegah anemia dan hipertensi

Profesor Zubairi melanjutkan cuitannya bahwa daging kambing ampuh untuk mencegah anemia. Ini karena daging kambing mengandung zat besi, senyawa yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah. Untuk memenuhi asupan 18 mg harian, USDA mencatat 100 gram daging kambing mengandung 3,73 mg zat besi.

Berbeda dari pemahaman awam, daging kambing sebenarnya memiliki khasiat untuk hipertensi. Kuncinya adalah kandungan kalium daging kambing yang lebih tinggi dibanding natrium. Dengan begitu, daging kambing sebenarnya bisa membantu mengendalikan tekanan darah.

4. Benarkah bisa cegah kanker?

Benarkah Orang dengan Hipertensi Dilarang Makan Daging Kambing?ilustrasi daging kambing (theglobeandmail.com)

Kemudian, Prof. Zubairi juga membenarkan bahwa daging kambing bisa membantu mencegah kanker. Ini karena salah satu lemak dalam daging kambing adalah asam linoleat terkonjugasi atau conjugated linoleic acid (CLA), senyawa yang dikenal mampu mencegah risiko kanker.

Meski begitu, klaim anti-karsinogenik CLA masih harus dibuktikan lebih lanjut. Dilansir Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSKCC), berbagai studi hewan memang menunjukkan bahwa CLA punya khasiat antioksidan dan mencegah kanker. Namun, studi terhadap manusia masih minim dan harus dikaji lebih dalam.

Proses memasak lebih menentukan risiko kanker dibanding daging itu sendiri. Jika proses melibatkan suhu tinggi (mencapai 200 derajat Celsius) atau sampai sedikit hangus, ini bisa memunculkan polisiklik aromatik hidrokarbon atau polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) dan amina heterosiklik atau heterocyclic amines (HCA), senyawa-senyawa yang meningkatkan risiko kanker, mengutip Healthline. Kabar baiknya, daging kambing umumnya dimasak secara perlahan dan dalam suhu panas yang lebih rendah.

5. Syarat makan daging kambing

Pertanyaan yang sebenarnya, apakah orang-orang yang memiliki penyakit kardiovaskular dan/atau diabetes diperbolehkan? Prof. Zubairi mengatakan bahwa itu bukanlah larangan namun dengan syarat.

"Kalau penyakit jantungnya sudah diobati (misalnya dipasang ring atau operasi bypass, dan kejadiannya lebih dari 4 bulan... Apalagi jika sudah bisa olahraga teratur dan terkontrol," kata Prof. Zubairi.

Secara spesifik, Prof. Zubairi mengatakan kalau pasien penyakit jantung bisa naik turun tangga sampai tiga lantai, berarti sudah tak masalah. Selain naik turun tangga, pasien penyakit jantung dikatakan fit bila bisa jalan cepat dan naik sepeda hingga 3 kilometer (km).

Untuk pasien diabetes, Prof. Zubairi mengatakan bahwa kadar hemoglobin A1C atau HbA1c (tes darah untuk memantau kadar gula dalam darah) harus terkontrol dengan baik. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat angka di bawah 5,7 persen sebagai normal, dan di bawah 6,5 persen sebagai kondisi pradiabetes.

"Untuk hipertensi juga sama. Asal terkontrol. Misalnya tekanan darahnya 135/85. Ya boleh saja makan sate kambing," cuit Prof. Zubairi.

Benarkah Orang dengan Hipertensi Dilarang Makan Daging Kambing?ilustrasi gulai kambing (pixabay.com/geraldoobici)

Jantung terkontrol? Cek. Diabetes dan hipertensi? Cek. Jadi, apakah boleh kalap makan daging kambing? Tentu tidak! Profesor Zubairi menyarankan untuk menerapkan gaya hidup dan makan sehat, seperti rutin mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan serta disiplin olahraga setiap hari (150 menit/minggu).

Jika sudah terbiasa menerapkan gaya hidup sehat, mengonsumsi daging kambing sebenarnya tidak jadi masalah. Yang jadi masalah apabila kamu kalap dan mengonsumsinya secara berlebihan. Jadi, kendalikan diri sebelum dikendalikan nafsu makan daging kambing, ya! Prinsipnya, semua yang berlebihan itu tidak baik.

Baca Juga: Makan Yoghurt Bisa Turunkan Risiko Hipertensi? Ini Faktanya!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya