Studi: Cukup Minum Bikin Awet Muda dan Panjang Umur

Makin banyak alasan untuk rajin minum air!

Siapa yang di sini suka lupa minum? Ternyata, selain dehidrasi, kurang minum mengakibatkan berbagai konsekuensi yang merugikan tubuh secara keseluruhan. Selain kurang fokus hingga risiko infeksi penyakit, ternyata kurang minum juga bisa memengaruhi usia.

Semua hal tersebut sebenarnya bisa dicegah jika kamu menjaga asupan cairan tetap cukup. Bahkan, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa cukup minum bukan hanya bisa mencegah penyakit, melainkan juga bisa bikin panjang umur.

Sudah diuji pada subjek hewan

Studi: Cukup Minum Bikin Awet Muda dan Panjang Umurilustrasi tikus penelitian (pixabay.com/tiburi)

Banyak orang yang melewati usia lanjut tanpa penyakit, tetapi tidak sedikit yang mengidap penyakit kronis. Bahkan, ada yang menua lebih cepat. Salah satu hal yang dikhawatirkan adalah kurangnnya cairan. Dimuat dalam jurnal eBioMedicine pada Januari 2023, inilah yang dicari tahu oleh para peneliti Amerika Serikat (AS).

Sebenarnya, hal ini sempat dites melalui subjek hewan. Para peneliti dari National Heart Lung and Blood Institute (NHLBI) di Bethesda menguji bagaimana kekurangan cairan memengaruhi harapan hidup tikus percobaan.

Dimuat dalam jurnal JCI Insight pada September 2019, kurang minum memperpendek angka harapan hidup tikus hingga 14 bulan dan terlihat penurunan kesehatan serta fisik yang signifikan. Dengan kata lain, tikus-tikus tersebut hidun 6 bulan lebih pendek, atau 15 tahun (usia manusia). Bagaimana efeknya terhadap manusia?

Melibatkan belasan ribu partisipan dewasa sampai lansia

Dalam penelitian terbarunya, para peneliti Laboratory of Cardiovascular Regenerative Medicine di NHLBI menggunakan analisis dari data studi 1985–2021 Atherosclerosis Risk in Communities (ARIC). Akhirnya, studi ini merekrut 15.572 partisipan dengan rentang usia dari 45 hingga 66 tahun.

Untuk mengukur kecukupan cairan, para peneliti mengandalkan kadar natrium serum. Sekadar informasi, standar kadar natrium serum adalah 135–145 milliequivalents per liter (mEq/L). Makin tinggi kadar natrium serum yang terdeteksi, makin besar kemungkinan subjek kekurangan cairan.

Selain kebiasaan cukup minum, para peneliti juga memperhitungkan faktor penuaan para partisipan. Caranya adalah menghitung usia biologis dari biomarker yang tergantung usia, lalu memperhitungkan risiko penyakit kronis dan kematian dini, yaitu:

  • Tekanan darah.
  • Gula dalam darah.
  • Kolesterol.
  • Kardiovaskular.
  • Pernapasan.
  • Metabolisme.
  • Hati/lever.
  • Sistem imun.

Baca Juga: Dehidrasi: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan

Hasil: kekurangan cairan bisa membuat tubuh menua dan memperpendek usia

Studi: Cukup Minum Bikin Awet Muda dan Panjang Umurilustrasi dehidrasi (unsplash.com/Hans Reniers)

Para peneliti memantau para partisipan selama 25 tahun, lewat informasi medis yang terpapar dari lima kali check-up: dua check up pertama saat para partisipan di usia 50-an, dan terakhir saat mereka berusia 70–90 tahun.

Hasilnya, partisipan dengan kadar natrium serum tinggi lebih cepat menua. Hal ini terlihat dari faktor kardiovaskular, fungsi paru, dan inflamasi. Kadar natrium serum lebih tinggi dari 142mEq/L berisiko 10–15 persen lebih cepat menua secara biologis.

Risiko penuaan dini ini naik ke 50 persen jika kadar natrium serum berada di atas 144 mEqL. Selain itu, para peneliti menemukan bahwa mereka yang memiliki kadar natrium serum di rentang 144,5–146mEq/L berisiko mengalami kematian dini 21 persen lebih tinggi dibanding mereka dengan kadar natrium serum normal.

Para partisipan yang memiliki kadar natrium serum antara 138–140mEq/L memiliki risiko terkecil mengidap penyakit kronis. Sebaliknya, para peneliti memperingatkan bahwa kadar natrium serum di atas normal berisiko 64 persen lebih tinggi mengalami penyakit kronis, seperti:

  • Gagal jantung.
  • Stroke.
  • Fibrilasi atrium.
  • Penyakit arteri perifer.
  • Penyakti paru kronis.
  • Diabetes.
  • Demensia.

Bukan 8 gelas, kebutuhan cairan orang berbeda-beda

Dalam pernyataan resminya pada Selasa (3/1) minggu lalu, pemimpin penelitian tersebut, Natalia I. Dmitrieva, Ph.D., mengatakan bahwa temuan penelitian terbaru berbanding lurus dengan temuan para peneliti AS dari studi hewan 2019. Mereka yang kurang minum bisa terkena penyakit kronis di usia lanjut atau mengalami kematian dini.

"Hasil ini menunjukkan bahwa cukup minum memperlambat penuaan dan menjamin hidup bebas penyakit," kata Natalia.

Sementara gagasan umum adalah 8 gelas per hari, sebenarnya takaran cairan berbeda tergantung dari kondisi individu. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat bahwa untuk kelompok dewasa dan lansia, standar konsumsi cairan adalah:

  • 20–39 tahun: 1,5 liter
  • 40–59 tahun: 1,3 liter
  • Lebih dari 60 tahun: 1,1 liter
Studi: Cukup Minum Bikin Awet Muda dan Panjang Umurilustrasi minum air putih (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Terlalu banyak pun tidak baik. Dilansir Medical News Today, beberapa pasien dengan kondisi tertentu harusnya mengonsumsi sedikit cairan. Sebagai contoh, pasien gagal jantung tidak perlu minum terlalu banyak cairan karena bisa terjadi penumpukan cairan hingga menyebabkan sesak napas.

Selain gagal jantung, orang dengan gagal ginjal juga tidak perlu mengonsumsi lebih banyak air karena organ tersebut tidak berfungsi optimal untuk meregulasi cairan dalam tubuh. Selain itu, ginjal juga tak mampu menyingkirkan cairan berlebih dan mengakibatkan hiponatremia yang bisa mengancam nyawa.

Sementara itu, beberapa individu butuh lebih banyak air. Contohnya adalah orang-orang dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi hingga ibu hamil.

Bagaimana menjaga kadar cairan agar cukup?

Para peneliti mengatakan bahwa sejatinya, penelitian ini tidak menunjukkan hubungan kausalitas antara konsumsi cairan cukup dan penuaan serta kematian dini. Selain itu, perlu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Namun, penelitian ini bisa menjadi acuan untuk gaya hidup sehat bagi masyarakat luas.

Para peneliti AS mencatat bahwa sekitar setengah penduduk dunia ternyata kurang cairan, terutama kaum lansia. Menurut Natalia, hal ini bisa berdampak signifikan, dan ini terlihat dari kadar natrium serum yang tinggi.

"Dengan kadar cairan yang terjaga, kamu bisa memperlambata proses penuaan dan mencegah atau memperlambat perkembangan penyakit kronis," tutur Natalia.

Penting untuk memantau kadar cairan agar tetap cukup. Dewasa ini, hal ini bisa kita pantau melalui aplikasi HP, baik bawaan atau pihak ketiga. Tidak sedikit aplikasi minum air yang tidak hanya memantau, melainkan juga mengingatkan penggunanya untuk tidak lupa minum.

Studi: Cukup Minum Bikin Awet Muda dan Panjang Umurilustrasi air kelapa (freepik.com/svetlanasokolova)

Natalia mengatakan bahwa mereka yang tinggal di iklim tropis atau yang sering berpartisipasi dalam aktivitas fisik aktif perlu lebih ekstra hati-hati dalam menjaga asupan cairannya.

Selain air putih, Natalia mengatakan bahwa sumber cairan lain, seperti kopi, teh, atau minuman elektrolit pun, bisa menjaga asupan kadar cairan. Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa minuman selain air putih tidak seharusnya diandalkan sebagai sumber cairan utama. Bagaimana dengan infused water?

"Air putih dengan timun, lemon, atau jeruk nipis amat disarankan sebagai sumber cairan utama untuk kesehatan jantung optimal," tutur Natalia.

Bukan hanya cairan, Natalia mengatakan bahwa air juga terdapat dalam makanan padat, terutama sayur dan buah. Dilansir Healthline, beberapa makanan yang kandungan airnya tinggi antara lain:

  • Timun.
  • Semangka.
  • Apel.
  • Tomat.
  • Seledri.
  • Selada air.
  • Kembang kol.
  • Stroberi.
  • Persik.
  • Jeruk.
  • Jeruk bali.
  • Air kelapa.

Baca Juga: Ketahui 7 Manfaat dan Risiko Kesehatan Minum Air Dingin

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya