Studi: Diet Mediterania Cegah Preeklamsia pada Ibu Hamil

Meski pricey, patut dicoba, nih!

Bagi para ibu hamil, preeklamsia (preeclampsia) adalah kondisi yang patut diwaspadai. Salah satu penyebab kematian ibu hamil dan janin tertinggi di dunia, inilah kondisi tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine yang umum terjadi saat 20 minggu kehamilan.

Untuk mencegah preeklamsia, ibu hamil bisa melakukan berbagai cara. Selain kontrol rutin, para ibu hamil bisa menjaga asupan makan. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa diet Mediterania ternyata bisa mencegah preeklamsia di kalangan ibu hamil.

Melibatkan ribuan ibu hamil

Studi: Diet Mediterania Cegah Preeklamsia pada Ibu Hamililustrasi ibu hamil (unsplash.com/Jordan Bauer)

Dimuat dalam JAMA Network pada 22 Desember 2022, para peneliti Amerika Serikat (AS) ingin mencari tahu apakah mengikuti diet Mediterania saat kehamilan berpengaruh terhadap risiko gangguan kehamilan

Penelitian ini menggunakan data Nulliparous Pregnancy Outcomes Study: Monitoring Mothers-to-Be yang melibatkan 10.038 perempuan pada 1 Oktober 2010–30 September 2013. Hasilnya, sebanyak 7.798 ibu hamil terlibat dalam penelitian ini. Data analisis dilakukan pada 3 Juni 2021 sampai 7 April 2022.

Pada awal penelitian, para peneliti mencatat bahwa sebanyak 1.522 partisipan mengidap obesitas. Para peneliti membagi para partisipan berdasarkan kepatuhannya terhadap diet Mediterania, yaitu:

  • Tinggi: 2.388 partisipan (30,6 persen).
  • Sedang: 2.430 partisipan (31,2 persen).
  • Rendah: 2.980 partisipan (38,2 persen).

Untuk menelaah efek diet Mediterania saat hamil muda, para peneliti menggunakan sistem penilaian khusus (alternate Mediteranian Diet/aMED) yang menakar asupan diet Mediterania, seperti sayur-mayur, buah-buahan, ikan, kacang-kacangan, dan gandum utuh. Makin tinggi skor aMED, makin tinggi kepatuhan diet Mediterania.

Hasil: konsumsi diet Mediterania menurunkan risiko preeklamsia

Lewat skor aMED, para peneliti ikut meneliti insiden komplikasi kehamilan. Setelah ditelaah, para peneliti menemukan bahwa memang ada hubungan antara kepatuhan diet Mediterania terhadap komplikasi kehamilan.

Skor aMED yang tinggi ternyata mencegah komplikasi kehamilan hingga 21 persen. Selain itu, para peneliti mencatat bahwa kepatuhan terhadap diet Mediterania berarti penurunan risiko preeklamsia dan/atau eklamsia hingga 28 persen dan risiko diabetes gestasional hingga 37 persen.

Risiko ini terlihat di seluruh ras, etnis, dan indeks massa tubuh sebelum kehamilan. Akan tetapi, para peneliti melihat bahwa manfaat diet Mediterania terhadap kehamilan paling terlihat pada ibu hamil berusia 35 tahun ke atas.

Baca Juga: 16 Infeksi saat Kehamilan yang Berisiko Fatal pada Janin

Merkuri dalam ikan menjadi kekhawatiran

Selama bertahun-tahun, diet Mediterania terus dianggap sebagai diet terbaik dan salah satu yang paling menyehatkan. Selain kesehatan secara keseluruhan, studi terbaru menunjukkan bahwa diet Mediterania ternyata bermanfaat untuk mencegah komplikasi kehamilan, terutama preeklamsia yang bisa berakibat fatal.

Salah satu komponen diet Mediterania yang paling umum adalah ikan, dan kandungan asam omega-3, EPA, dan DHA amat penting untuk ibu hamil serta janin. Namun, Medical News Today melansir bahwa para peneliti khawatir kandungan merkuri dalam ikan bisa berdampak terhadap kehamilan dan perkembangan janin.

Studi: Diet Mediterania Cegah Preeklamsia pada Ibu HamilIlustrasi mengolah ikan salmon (pexels.com/Huy Phan)

Menurut situs BPOM AS, ikan-ikan yang harus dihindari karena mengandung merkuri tinggi adalah:

  • Hiu.
  • Todak.
  • Marlin.
  • Kakap putih.
  • Tuna (albacoreyellowfin, ahi, bigeye).
  • King mackerel.

Untuk mencegah kontaminasi merkuri saat kehamilan dan pascapersalinan atau menyusui, FDA merekomendasikan konsumsi boga bahari (seafood) antara 227 gram hingga 340 gram per minggu. Pilihan yang direkomendasikan juga adalah seafood rendah merkuri, seperti:

  • Lele.
  • Teri.
  • Kepiting.
  • Makerel (Pasifik atau Atlantik).
  • Tiram.
  • Udang.
  • Salmon.
  • Nila.
  • Sarden.
  • Simping (scallop).
  • Haring.
  • Cumi-cumi.

Perlu ditelaah lebih lanjut

Studi: Diet Mediterania Cegah Preeklamsia pada Ibu Hamililustrasi ibu hamil (pexels.com/Leah Kelley)

Dalam penelitian tersebut, para peneliti mencatat beberapa kekurangan. Pertama, data berasal dari laporan mandiri partisipan, sehingga potensi kesalahan tinggi. Selain itu, beberapa partisipan memiliki akses perawatan pranatal, hasil rendahnya risiko komplikasi tidak murni dari konsumsi diet Mediterania saja.

Para peneliti mencatat bahwa penelitian ini terbatas di analisis sub-kelompok, sehingga perlu studi lebih lanjut. Terakhir, studi ini tidak menunjukkan sebab akibat antara diet Mediterania dan komplikasi kehamilan. Selanjutnya, para peneliti ingin mencari tahu manfaat diet Mediterania sebelum kehamilan dan usia kehamilan muda.

Teruntuk ibu hamil, alangkah lebih baik jika berkonsultasi dengan dokter kandungan dan ahli gizi untuk mengetahui diet yang tepat. Selain dukungan dari pasangan, ibu hamil juga bisa menggunakan aplikasi dari HP untuk membantu mengawal nutrisi dan gaya hidup sebelum melahirkan.

Baca Juga: 6 Kandungan Makanan Ini Bikin Cepat Hamil, Rata-rata dalam 1 Bulan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya