Studi: Divaksinasi COVID-19 Dongkrak Kesehatan Mental

Ini karena rasa aman dari vaksin membuat kita merasa lega

Pandemik COVID-19 memberi dampak yang sangat luas. Penularan yang masih marak, berita kematian, dampaknya pada ekonomi, mobilitas terbatas, hingga protokol kesehatan yang ketat memang dapat memberi tekanan pada kesehatan psikis.

Program vaksinasi massal pun diharapkan dapat membantu kita keluar dari situasi pandemik ini. Tak hanya menawarkan proteksi imun, vaksin COVID-19 juga ternyata bisa meningkatkan kesehatan mental, lo. Kok, bisa? Yuk, simak faktanya!

1. Studi hubungan psikis dan vaksin libatkan lebih dari 8.000 orang

Studi: Divaksinasi COVID-19 Dongkrak Kesehatan Mentalilustrasi suntikan vaksin COVID-19. (pixabay.com/fotoblend)

Dengan digulirkannya vaksinasi di seluruh dunia, para peneliti dari University of Southern California, Amerika Serikat (AS) tertarik untuk melihat manfaatnya pada aspek psikologis. Hasilnya adalah penelitian yang dimuat di PLOS One pada 8 September 2021 yang bertajuk "COVID-19 vaccines and mental distress".

Berlangsung selama satu tahun dari Maret 2020 sampai Maret 2021, para peneliti AS merekrut 8.003 partisipan berusia 18 tahun ke atas. Antara April 2020 dan Februari 2021, para peneliti meminta respons partisipan setiap 2 minggu dan mengukurnya setiap 4 minggu. Secara keseluruhan, total data berjumlah 157.227 observasi partisipan.

2. Pengukuran lewat vaksinasi dan keadaan mental

Studi: Divaksinasi COVID-19 Dongkrak Kesehatan Mentalilustrasi vaksin COVID-19 (healthsmartvaccines.com)

Para peneliti AS kemudian mengukur tingkat kesehatan mental dengan bantuan kuesioner Patient Health Questionnaire (PHQ-4). PHQ-4 digunakan untuk mengukur gejala depresi dan kecemasan pada partisipan.

Tanggapan untuk setiap bagian berkisar di nilai antara 0 hingga 4, yang kemudian dijumlahkan oleh para peneliti untuk membuat rentang indeks antara 0 hingga 16. Makin tinggi angkanya, makin tinggi juga risiko tekanan mental yang diderita.

Mulai Desember 2020, para partisipan melapor pada para peneliti mengenai status vaksinasi COVID-19 dosis pertama. Para peneliti kemudian menilai respons para partisipan. Nilai-nilai tersebut digunakan untuk membandingkan kesehatan mental para penerima vaksin dengan yang tidak menerima vaksin.

Baca Juga: 7 Aktivitas Positif Ini Bantu Cegah Depresi saat Pandemi COVID-19

3. Hasil: menerima dosis pertama vaksin COVID-19 mendongkrak kesehatan mental

Studi: Divaksinasi COVID-19 Dongkrak Kesehatan Mentalilustrasi vaksin COVID-19 (pixabay.com/fernandozhiminaicela)

Pada Desember 2020, dunia menerima kabar baik bahwa vaksin Pfizer-BioNTech telah menerima izin penggunaan dan masyarakat pun berduyun-duyun mengantre. Para peneliti kemudian melihat adanya perbedaan mencolok pada kesehatan mental di partisipan penerima vaksin dan yang belum menerima vaksin.

Dari Desember 2020 hingga Maret 2021, para partisipan setidaknya sudah menerima satu dosis vaksin COVID-19. Setelah mengisi kuesioner, para peneliti melihat adanya efek positif dalam jangka pendek pada mental setelah vaksinasi dosis pertama. Efek vaksin terhadap psikis ini ternyata "menular" ke orang lain juga!

"Mereka yang tidak divaksinasi melihat penurunan prevalensi pada populasi sekitar. Hal ini membuat mereka tidak lagi khawatir akan kehilangan orang-orang tercinta dan mendapatkan manfaat dari peningkatan peluang sosial dan ekonomi," tulis para peneliti.

4. Kekurangan pada studi ini

Studi: Divaksinasi COVID-19 Dongkrak Kesehatan MentalPetugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Sementara penelitian terbaru ini memberikan berita baik untuk kesehatan mental para penerima vaksin, riset ini sejatinya memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah faktor kesehatan mental pribadi. Para peneliti AS menjelaskan bahwa perbedaan saat penyortiran juga berperan.

Individu dengan risiko yang lebih rendah terhadap depresi memiliki kemungkinan lebih besar untuk segera menerima vaksin COVID-19. Oleh karena itu, para peneliti berharap penelitian di masa depan akan meneliti hubungan vaksin COVID-19 dan kesehatan mental secara lebih mendalam.

5. New normal masih jadi momok

Studi: Divaksinasi COVID-19 Dongkrak Kesehatan Mentalilustrasi frustrasi dengan keadaan COVID-19 (news.berkeley.edu)

Temuan dari para peneliti AS menjadi bukti kuat bahwa vaksin tidak hanya menekan kasus dan keparahan COVID-19, melainkan juga memberikan kelegaan mental. Tidak hanya untuk yang menerima vaksin, mereka yang belum atau tidak dapat menerima vaksin COVID-19 pun ikut kecipratan manfaatnya.

Meski begitu, peningkatan kesehatan mental karena vaksin dosis tidak serta-merta bermanfaat dalam jangka panjang dan jangka luas. Salah satu kekhawatiran yang masih menghantui adalah kebiasaan new normal yang dikhawatirkan akan terus berlangsung selamanya.

Sekali lagi, COVID-19 dan segala dampaknya memang bisa memberikan tekanan pada mental. Untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitarmu, segera dapatkan vaksinasi COVID-19 lengkap dan tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan agar angka kasus bisa diminimalkan, dan roda kehidupan pun bisa kembali ke sedia kala.

Baca Juga: Dunia Akan Berubah setelah Vaksin COVID-19? Ini Faktanya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya