Kurang Vitamin D Picu Penyakit Kardiovaskular? Ini Faktanya

Rajin berjemur bisa cegah masalah jantung?

Penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyakit yang makan korban paling banyak setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa setiap tahunnya, sebanyak 17,9 juta kematian (sekitar 32 persen dari angka kematian global) disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Bukan cuma faktor usia dan riwayat keluarga, penyakit kardiovaskular juga bisa dipicu oleh gaya hidup dan kondisi medis penyerta lain. Namun, penelitian terbaru mengungkap bahwa ada faktor lain yang bisa menyebabkan penyakit kardiovaskular, yaitu vitamin D. Simak ulasan penelitian selengkapnya!

1. Riset melibatkan data dari hampir 300.000 partisipan

Kurang Vitamin D Picu Penyakit Kardiovaskular? Ini Faktanyailustrasi jantung (healthline.com)

Dimuat dalam European Heart Journal pada Desember 2021 silam, para peneliti Australia mencari tahu koneksi antara serum 25-hydroxyvitamin D/25(OH)D dan risiko penyakit kardiovaskular. Sebagai informasi, 25[OH]D adalah penanda vitamin D pada tubuh.

Bertajuk "Non-linear Mendelian randomization analyses support a role for vitamin D deficiency in cardiovascular disease risk", para peneliti mengambil data dari 295.788 partisipan (44.519 pasien kardiovaskular dan 251.269 kasus kontrol) pada periode 2006–2009.

Para partisipan mengisi kuesioner mengenai kondisi medis dan gaya hidup pada awal penelitian dan memberikan sampel darah untuk uji biomarker dan genetik. Lewat uji genetik, para peneliti mendapatkan informasi mengenai 25(OH)D.

2. Hanya sedikit yang memasok vitamin D

Kurang Vitamin D Picu Penyakit Kardiovaskular? Ini Faktanyailustrasi vitamin D dan sinar matahari (unsplash.com/Michele Blackwell)

Para peneliti lalu membandingkan hasil terhadap kelompok kontrol (tanpa diagnosis penyakit kardiovaskular). Selain risiko kardiovaskular, para peneliti juga meneliti hubungan antara konsentrasi 25(OH)D dan tekanan darah.

Dari 267.980 partisipan, para peneliti mencatat rata-rata konsentrasi 25(OH)D adalah 50 nanomol per liter (nmol/L). Hasilnya, para peneliti juga mencatat:

  • Sebanyak 11,4 persen (32.868) partisipan memiliki konsentrasi di bawah 25 nmol/L.
  • Sebanyak 41,3 persen (119.243) partisipan memiliki konsentrasi antara 25 dan 49,9 nmol/L.
  • Sebanyak 35,3 persen (101.848) partisipan memiliki konsentrasi antara 50 dan 74,9 nmol/L.
  • Sebanyak 10,5 persen (30.314) partisipan memiliki konsentrasi antara 75 dan 99,9 nmol/L.
  • Sebanyak 1,4 persen (4.110) partisipan memiliki konsentrasi antara 100 dan 124,9 nmol/L.
  • Sebanyak 0,2 persen (570) partisipan memiliki konsentrasi lebih dari 125 nmol/L
  • Sebanyak <0,1 persen (107) partisipan memiliki konsentrasi lebih dari 150 nmol/L.

Baca Juga: Olahraga saat Kualitas Udara Buruk Picu Penyakit Kardiovaskular

3. Hasil: meski non-linear, defisiensi vitamin D picu penyakit kardiovaskular

Kurang Vitamin D Picu Penyakit Kardiovaskular? Ini Faktanyailustrasi kesehatan jantung (diabetes.co.uk)

Para peneliti mencatat bahwa para partisipan dengan konsentrasi serum 25(OH)D di kisaran 25 nmol/L memiliki risiko terkena penyakit kardiovaskular 11 persen lebih tinggi, dibanding konsentrasi 50 nmol/L. Namun, para peneliti melihat pengurangan tipis risiko penyakit kardiovaskular pada individu dengan konsentrasi 25(OH)D tinggi.

Para partisipan yang memiliki konsentrasi 75 nmol/L mencatat risiko penyakit kardiovaskular hanya 2 persen lebih rendah, dibanding konsentrasi 50 nmol/L. Fenomena ini disebut "asosiasi non-linear", kondisi saat perubahan nilai tidak menggambarkan perubahan konstan pada variabel lain.

Defisiensi vitamin D juga berlaku pada hubungan konsentrasi 25(OH)D pada tekanan darah. Pada partisipan dengan konsentrasi 25(OH)D pada kisaran 25 nmol/L, terlihat risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi yang cukup signifikan bila dibanding dengan mereka dengan 50 nmol/L.

Dengan temuan-temuan non-linear tersebut, para peneliti mencatat kalau kekurangan vitamin D meningkatkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular.

4. Kelemahan dan kekurangan penelitian tersebut

Kurang Vitamin D Picu Penyakit Kardiovaskular? Ini Faktanyailustrasi penyakit kardiovaskular (freepik.com/standret)

Kelebihan penelitian di Australia tersebut adalah pendekatan baru. Para peneliti Australia mengklaim bahwa penelitian analisis genetik tersebut adalah yang pertama menggunakan kerangka non-linear untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi 25(OH)D dan risiko penyakit kardiovaskular.

Meskipun diklaim rendah bias, tetapi penelitian ini memiliki kelemahan. Analisis ini melibatkan partisipan yang mayoritas berkulit putih dan keturunan Inggris. Akibatnya, penelitian belum tentu bisa diterapkan pada kelompok etnis lain. Walaupun jumlah partisipannya besar, partisipan belum bisa dianggap mewakili populasi secara umum.

5. Vitamin D tak bisa diabaikan untuk kondisi kardiovaskular

Kurang Vitamin D Picu Penyakit Kardiovaskular? Ini Faktanyailustrasi makanan yang mengandung vitamin D (diabetes.co.uk)

Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, penelitian ini menyingkap informasi baru mengenai hubungan kadar vitamin D saat menakar risiko penyakit kardiovaskular, terutama dengan riwayat defisiensi vitamin D. Selain diagnosis, temuan ini juga membuka wawasan baru untuk kontrol pasien penyakit kardiovaskular.

Oleh karena itu, alangkah baiknya kita mengecek kadar vitamin D sebelum terlambat. Jika terlalu rendah, risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner hingga stroke mengintip di balik pintu. Selain itu, tetap pelihara gaya hidup sehat agar kesehatan kardiovaskular tetap terjaga.

Baca Juga: Studi: Vitamin D Cegah Kanker Usus Besar pada Orang Dewasa

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya