Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatan

Cegah sejak dini sebelum terlambat

Penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa 32 persen kematian secara global diakibatkan penyakit ini. Salah satu jenis dari penyakit kardiovaskular adalah gagal jantung (heart failure), kondisi saat jantung tak mampu memompa darah.

Ini bukan berarti jantung tak bekerja lagi, melainkan jantung butuh dukungan agar bisa kembali memompa. Bisa dialami setiap kelompok usia (terutama lansia), memahami gagal jantung dapat menjaga kualitas dan angka harapan hidup pasien. Mari cegah sebelum terlambat.

1. Gejala

Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi gagal jantung (samaritannj.org)

Pertama, kita harus mengenal gejala-gejala umum gagal jantung agar bisa diantisipasi lebih awal. Dilansir Cleveland Clinic, berikut adalah gejala-gejala umum yang muncul saat gagal jantung:

  • Sesak napas: Karena cairan memenuhi paru-paru atau tubuh kekurangan darah beroksigen. Jika sampai terbangun di malam hari, segera berkonsultasi ke dokter.
  • Kelelahan: Akibat organ dan otot kekurangan darah beroksigen, sehingga tubuh lebih cepat lelah.
  • Pembengkakan (edema) dan berat badan naik: Karena ginjal tidak menyaring darah yang cukup, sehingga terjadi retensi cairan berlebih dan menyebabkan edema serta kenaikan berat badan.
  • Kebelet buang air kecil pada malam hari: Gravitasi menyebabkan aliran darah menghampiri ginjal hingga memproduksi banyak urine.
  • Pusing, linglung, sulit konsentrasi, dan sering pingsan: Otak kekurangan pasokan darah beroksigen.
  • Irama jantung tak wajar: Karena tak memompa dengan kuat, jantung berdetak lebih cepat untuk tetap memompa darah beroksigen ke organ dan otot tubuh.
  • Batuk kering: Terutama terjadi saat sedang berbaring dan paru-paru terisi cairan.
  • Perut membengkak, hilang nafsu makan, dan/atau mual.

2. Jenis dan tahapan gagal jantung

Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi jantung (healthline.com)

Gagal jantung bisa terjadi pada bilik kiri maupun bilik kanan jantung, atau keduanya. Gagal jantung dikelompokkan menjadi sistolik dan diastolik. Seperti dijelaskan pada laman Medical News Today, gagal jantung dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

  • Gagal jantung kiri: Jenis gagal jantung yang paling umum. Bilik kiri jantung memompa arah beroksigen ke seluruh tubuh. Karena tak memompa dengan efisien, darah malah memenuhi paru-paru, menyebabkan sesak napas dan penumpukan cairan.

  • Gagal jantung kanan: Bilik kanan jantung memompa darah ke paru-paru untuk menyerap oksigen. Biasa disebabkan oleh gagal jantung kiri atau penyakit paru-paru, bilik kanan jantung harus bekerja ekstra hingga mengalami kegagalan. Gejala paling umum adalah edema pada perut dan bagian tubuh bawah.

  • Gagal jantung sistolik: Lebih sering terjadi pada laki-laki, otot jantung tidak bisa berkontraksi sehingga darah tidak terpompa ke seluruh tubuh (disfungsi sistolik). Umumnya, gagal jantung sistolik terjadi karena jantung melemah atau membengkak.

  • Gagal jantung diastolik: Lebih sering terjadi pada perempuan, otot jantung lebih keras dari biasanya. Disebabkan penyakit jantung, kondisi ini berarti darah susah masuk ke jantung (disfungsi diastolik) sehingga aliran darah ke seluruh tubuh pun terganggu.

  • Gagal jantung biventrikel: Gagal jantung terjadi pada kedua bilik jantung. Gejalanya adalah gabungan dari gagal jantung kanan dan kiri, yaitu edema, sesak napas, batuk kering, dan sering terbangun karena sesak napas pada malam hari.
Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi gejala gagal jantung (nhlbi.nih.gov)

American Heart Association membagi gagal jantung menjadi empat stadium utama, yaitu:

  • Stadium A: Pasien belum mengalami gagal jantung, tetapi berisiko tinggi karena memiliki komorbiditas seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, atau diabetes.
  • Stadium B: Pasien belum mengalami gagal jantung dan/atau gejalanya, tetapi didiagnosis mengalami disfungsi ventrikel kiri sistolik.
  • Stadium C: Pasien mengalami gejala gagal jantung dan memiliki penyakit jantung struktural.
  • Stadium D: Pasien mengalami gagal jantung akut yang sulit ditangani dengan perawatan standar.

3. Penyebab

Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi rokok dan gagal jantung (freepik.com/freepik)

Singkatnya, kondisi apa pun yang merusak otot jantung bisa mengarah pada gagal jantung. Beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan gagal jantung adalah:

  • Penyakit jantung koroner: Penyumbatan atau penyempitan arteri koroner, sehingga jantung tidak mendapatkan pasokan darah.
  • Serangan jantung: Kerusakan otot jantung yang umumnya disebabkan penyakit jantung koroner hingga jantung tak bisa memompa dengan optimal.
  • Kardiomiopati non-iskemik: Melemahnya otot jantung selain karena penyumbatan arteri koroner. Bisa disebabkan oleh kondisi genetik, efek samping obat, atau infeksi lainnya.
  • Kondisi yang memaksa kinerja jantung: Penyakit katup jantung, hipertensi, diabetes, penyakit ginjal, apnea tidur, dan gangguan jantung sejak lahir (kongenital).

Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gagal jantung, yaitu:

  • Diabetes (terutama tipe 2).
  • Obesitas.
  • Merokok.
  • Anemia.
  • Masalah tiroid (hipertiroidisme atau hipotiroidisme).
  • Lupus.
  • Miokarditis (inflamasi otot jantung akibat infeksi virus yang umumnya menyebabkan gagal jantung kiri).
  • Detak jantung tak normal atau aritmia (detak jantung terlalu cepat bisa melemahkan jantung, tetapi terlalu lambat malah mengurangi aliran darah).
  • Fibrilasi atrium (serambi jantung berdenyut tidak wajar).
  • Hemokromatosis (penyerapan zat besi berlebihan).
  • Amiloidosis (penumpukan protein pada satu atau lebih sistem organ).

Baca Juga: Kabar Duka, Putri Waketum Golkar Nurul Arifin Meninggal Dunia

4. Beda gagal jantung, serangan jantung, dan henti jantung

Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi penyakit jantung (pexels.com/freestocks.org)

Terdapat kesalahpahaman mengenai gagal jantung. Tak jarang, gagal jantung diartikan sebagai serangan jantung dan henti jantung. Apa perbedaannya?

  • Serangan jantung: Kerusakan otot jantung yang umumnya disebabkan penyakit jantung koroner sehingga jantung tak bisa memompa dengan optimal.
  • Gagal jantung: Jantung tidak mampu memompa darah dengan benar. Kondisi ini dapat dipicu salah satunya oleh serangan jantung.
  • Henti jantung: Saat jantung dan sirkulasi darah berhenti bekerja dan denyut nadi tak terdeteksi pada pasien. Henti jantung dapat dipicu oleh serangan jantung dan/atau gagal jantung.

5. Diagnosis

Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi ekokardiogram atau USG jantung (myheart.net)

Diagnosis gagal jantung utamanya dilakukan dengan fraksi ejeksi (EF). Ini dilakukan untuk memeriksa kinerja bilik kanan dan/atau kiri jantung saat memompa darah di tiap denyutnya. EF adalah jumlah darah yang dipompa dari bilik kiri jantung saat kontraksi. Dilansir Cleveland Clinic, EF dapat dihitung dengan cara:

  • Ekokardiogram
  • Magnetic resonance imaging (MRI)
  • Tes stres nuklir

EF dihitung dalam bentuk persentase. Makin rendah angka EF, makin besar kemungkinan gagal jantung. Jika pasien memiliki kondisi gagal jantung dan EF di bawah batas normal (HF-rEF), diagnosis EF dapat membantu dokter mengetahui keparahan kondisi gagal jantung, opsi pengobatan, dan apakah pengobatan tersebut berhasil.

  • EF 55-70 persen: Normal atau pasien memiliki kondisi gagal jantung dengan preservasi EF (HF-pEF).
  • EF 40-54 persen: Sedikit di bawah batas normal dan jumlah darah beroksigen pada tubuh kurang dari normal. Pasien tidak mengalami gejala.
  • EF 35-39 persen: Lumayan di bawah batas normal dan (HF-rEF).
  • EF di bawa 35 persen: Benar-benar di bawah batas normal dan HF-rEF parah yang dapat menyebabkan aritmia dan disinkrnisasi kardio (saat bilik kiri dan kanan tidak memompa secara serempak).
Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi tes stres untuk jantung (health.harvard.edu)

Selain fraksi ejeksi, jika pasien diduga menderita gagal jantung, maka dokter bisa melakukan tes-tes lainnya, seperti:

  • Tes darah dan/atau urine: Untuk mengecek jumlah darah, kinerja hati, tiroid, dan ginjal, serta melihat apakah ada indikasi peregangan jantung.
  • Rontgen: Untuk melihat apakah jantung membengkak atau ada cairan di dalam paru-paru.
  • Elektrokardiogram: Mengukur aktivitas kelistrikan dan irama jantung, serta melihat apakah ada kerusakan dari serangan jantung.
  • Tes stres: Untuk melihat reaksi jantung terhadap stres dan melihat apakah ada kekurangan oksigen karena penyumbatan pada arteri koroner. Biasanya tes dilakukan di atas treadmill atau dengan obat yang menyebabkan stres pada jantung.
  • PET scan: Memeriksa otot jantung dari gejala-gejala langka masalah jantung, seperti sarkoidosis (sel-sel inflamasi pada organ).
  • Multigated Acquisition (MUGA) scan: Zat pewarna radioaktif disuntikkan untuk melihat kinerja pompa bilik jantung bawah yang direkam dengan kamera gamma.
  • Tes darah B-type natriuretic peptide (BNP): Pelepasan BNP menandakan jantung terlalu penuh dengan cairan dan kesulitan melakukan fungsinya.
  • Angiogram: Pemeriksaan rontgen dengan penyuntikan zat pewarna atau memasukkan kateter ke arteri koroner untuk memantau keadaan aliran darah ke jantung.

6. Pengobatan

Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi obat-obatan (pexels.com/Pixabay)

Gagal jantung dapat ditangani dengan terapi obat dan juga pembedahan. Berbagai opsi obat untuk gagal jantung meliputi:

  • Angiotensin-converting-enzyme (ACE) inhibitors: Mengurangi beban kerja jantung dengan merelakskan arteri dan menurunkan tekanan darah.
  • Mineralocorticoid receptor antagonist (MRA): Menghambat hormon dari kelenjar adrenalin yang bisa merusak jantung.
  • Angiotensin II receptor blocker (ARB): Mengurangi gejala gagal jantung dan mencegah hipertensi.
  • Angiotensin receptor-neprilysin inhibitor (ARNI): Mengurangi tegangan pada jantung.
  • Sodium-glucose cotransporter-2 (SGLT2) inhibitors: Mencegah dan mengobati gagal jantung.
  • Diuretik: Mengurangi edema dan sesak napas dari penumpukan cairan di paru-paru akibat gagal jantung.
  • Antikoagulan: Untuk mengencerkan darah sehingga tidak mudah mengeras dan menyebabkan stroke.
  • Digoxin: Memperlambat denyut jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi jantung.
  • Penghambat beta: Salah satu obat yang umum diresepkan untuk pasien gagal jantung.
Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi operasi (pexels.com/Vidal Balielo Jr.)

Selain opsi obat, pasien gagal jantung juga bisa menempuh opsi pembedahan untuk meningkatkan kualitas dan angka harapan hidupnya. Dilansir Healthline, beberapa operasi untuk pasien gagal jantung dapat meliputi:

  • Bypass: Dokter mengambil bagian arteri yang sehat dan mencangkoknya ke arteri koroner yang terhambat, sehingga darah bisa kembali mengalir.
  • Angioplasti: Kateter dengan balon kecil dimasukkan ke arteri yang tersumbat. Balon lalu dipompa agar arteri bisa terbuka. Dokter umumnya memasang ring jantung agar arteri tidak menyempit.
  • Alat pacu jantung (pacemaker): alat kecil yang dipasang dekat dengan jantung untuk mengontrol irama jantung. Umumnya, alat pacu jantung digunakan dengan opsi operasi bypass dan obat.
  • Implantable cardioverter defibrillator (ICD): Alat yang memantau detak jantung dan memberikan tegangan listrik ke jantung bila irama jantung tidak normal agar kembali ke irama yang seharusnya. Umumnya, ICD direkomendasikan untuk pasien gagal jantung dengan skor EF di bawah 35 persen.
  • Transplantasi: Untuk tahap akhir gagal jantung saat semua perawatan tidak berhasil. Ini dilakukan dengan membuang sebagian atau seluruh jantung dan menggantikannya dengan bagian atau jantung yang baru dari donor yang sesuai.

7. Pencegahan dan kontrol gagal jantung

Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi joging (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Berita baiknya, risiko gagal jantung dapat dikurangi dengan menghindari faktor risiko dan menerapkan gaya hidup sehat. Hal ini juga berlaku bagi pasien gagal jantung agar kondisinya tidak makin parah. Oleh karena itu, beberapa langkah pencegahan dan kontrol gagal jantung yang direkomendasikan para ahli adalah:

  • Berhenti merokok.
  • Mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur, lemak sehat, karbohidrat alami, dan gandum utuh.
  • Rutin berolahraga (tidak jarang dan tidak berlebihan).
  • Menjaga berat badan seimbang.
  • Tidak mengonsumsi alkohol berlebihan.
  • Menjaga kualitas tidur (tidak sering bergadang).
  • Mengurangi stres karena bisa memengaruhi jantung.

Selain itu, pasien gagal jantung juga harus tetap menerima vaksin secara berkala. Di masa pandemik COVID-19 ini, gangguan jantung adalah salah satu komorbiditas yang bisa memperparah infeksi SARS-CoV-2. Oleh karena itu, pasien gagal jantung sebaiknya mendapatkan vaksin COVID-19 dengan izin dokter.

Gagal Jantung: Penyebab, Gejala, Komplikasi, Pengobatanilustrasi gagal jantung (pexels.com/RODNAE Productions)

Kesimpulannya, gagal jantung adalah kondisi jangka panjang yang membutuhkan perawatan rutin untuk mencegah komplikasi seperti stroke, aritmia, atau tromboemboli. Jika tak ditangani, gagal jantung bisa berakibat fatal.

Karena gagal jantung adalah kondisi kronis, ini berarti umumnya kondisi ini akan memburuk seiring waktu. Obat dan pembedahan bisa meringankan gejala, tetapi gagal jantung tidak bisa disembuhkan dan bisa mengancam nyawa jika sudah berada pada tahap parah.

Tak memandang usia, gagal jantung bisa terjadi pada siapa saja, usia berapa pun. Oleh karena itu, pencegahan adalah langkah terpenting. Segera konsultasi dengan dokter jika merasakan gejala dadakan yang berhubungan dengan jantung.

Baca Juga: Studi: Rajin Minum Air Putih Cegah Gagal Jantung!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya