Gangguan Tidur dan Psikis Dongkrak Risiko Diabetes Tipe 2

Mengapa gangguan tidur dan psikis bisa sebabkan diabetes?

Apa yang terbesit dalam pikiranmu saat memikirkan diabetes tipe 2? Ya, mungkin makanan manis. Namun, bagaimana dengan gangguan psikis atau gangguan tidur? Tidak terpikirkan, ya?

Sebuah penelitian membuktikan kalau gangguan psikis dan tidur dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, terutama diabetes tipe 2. Mari simak ulasan penelitian tersebut selengkapnya!

1. Meneliti lebih dari 240 studi

Gangguan Tidur dan Psikis Dongkrak Risiko Diabetes Tipe 2ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Sekitar 6 sampai 9 persen populasi dunia terdiagnosis diabetes tipe 2, kondisi di mana tubuh tidak memproduksi cukup atau menolak insulin. Di satu sisi, sekitar 1 dari 5 orang di seluruh dunia juga terdiagnosis gangguan psikis seperti kecemasan (anxiety), penyalahgunaan zat, dan gangguan psikis lainnya.

Oleh karena itu, sebuah penelitian gabungan di Denmark dan Inggris yang dimuat dalam jurnal Diabetologia pada 29 November 2021 ini meneliti hubungan antara gangguan mental dan diabetes tipe 2. Untuk itu, para peneliti mengambil 32 ulasan berdasarkan 245 studi yang membahas prevalensi diabetes tipe 2 pada pasien dengan kondisi mental.

2. Hasil: didominasi gangguan tidur, gangguan mental bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2

Gangguan Tidur dan Psikis Dongkrak Risiko Diabetes Tipe 2ilustrasi susah tidur (pexels.com/cottonbro)

Para peneliti menemukan bahwa prevalensi diabetes pada pasien dengan kondisi mental berkisar antara 5—22 persen, tergantung dari kondisi psikiatri para pasien. Setelah diteliti lebih lanjut, para peneliti menjabarkan kondisi-kondisi yang berisiko paling tinggi terkena diabetes tipe 2, yaitu:

  • Gangguan tidur (40 persen)
  • Gangguan makan (21 persen)
  • Gangguan penyalahgunaan zat (16 persen)
  • Gangguan kecemasan (14 persen)
  • Gangguan bipolar dan psikosis (11 persen)
  • Skizofrenia (10 persen)
  • Depresi (9 persen)
  • Disabilitas intelektual (8 persen)

Salah satu peneliti dari University of Southern Denmark, Nanna Lindekilde, mengatakan bahwa orang-orang dengan kondisi mental memiliki angka harapan hidup yang lebih pendek dibanding mereka yang tak memiliki kondisi mental.

"Salah satu penyebabnya kemungkinan besar adalah diabetes tipe 2 serta deteksi dan perawatan yang tidak optimal," ujar Nanna dilansir Verywell Health.

Baca Juga: Tak Hanya Insomnia, 7 Gangguan Tidur Ini Bisa Dialami Selama Karantina

3. Mengapa gangguan tidur dan psikis bisa menyebabkan diabetes tipe 2?

Gangguan Tidur dan Psikis Dongkrak Risiko Diabetes Tipe 2ilustrasi gangguan mental (pexels.com/Alex Green)

Kaitan antara diabetes tipe 2 dan kondisi mental memang masih samar dan butuh penelitian lebih lanjut. Akan tetapi, Nanna mengatakan bahwa ada beberapa teori yang mendasarinya.

Pertama, konsekuensi dari berbagai faktor. Perilaku tidak sehat (konsumsi makanan yang tak sehat, merokok, gaya hidup sedenter, dan kualitas tidur yang buruk) ditambah faktor genetik dan efek samping pengobatan dapat menambah risiko diabetes tipe 2 pada pasien gangguan mental dan gangguan tidur.

Menurut Nanna, hubungan antara gangguan tidur dengan diabetes tipe 2 amat jelas. Umumnya, pasien diabetes tipe 2 sering mengalami poliuria, salah satu gejala diabetes saat pasien terus buang air kecil pada malam hari sehingga menyebabkan gangguan tidur.

"Buruknya kualitas tidur mengarah pada meningkatnya kebiasaan ngemil untuk menambah energi dan tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah akibat kecapekan," kata Nanna.

4. Masih banyak yang perlu diketahui

Gangguan Tidur dan Psikis Dongkrak Risiko Diabetes Tipe 2ilustrasi gangguan mental (unsplash.com/Dmitry Schemelev)

Diabetes tipe 2 adalah salah salah satu gangguan kesehatan kelas global, sama halnya seperti kondisi mental. Karena terbukti memiliki hubungan, maka mengerti hubungan antara kedua kondisi tersebut dapat mencegah kemungkinan terburuk.

"Ada keharusan untuk merumuskan langkah-langkah pencegahan yang dapat mencegah bukan hanya diabetes, tetapi juga penyakit kardiovaskular melalui gaya hidup yang lebih sehat pada pasien  gangguan mental," kata Nanna.

Nanna dan para peneliti tahu bahwa deteksi dan perawatan dini dapat menekan risiko komplikasi diabetes tipe 2, terutama pada pasien gangguan mental. Saat ini pun, Nanna tengah melakukan studi untuk melihat hubungan antara diabetes dan kondisi gangguan mental lainnya.

5. Namun, memang pasien gangguan mental memiliki angka harapan hidup yang lebih pendek

Gangguan Tidur dan Psikis Dongkrak Risiko Diabetes Tipe 2ilustrasi diabetes (freepik.com/xb100)

Ini bukan pertama kalinya pasien gangguan mental diperingatkan tentang risiko mortalitas. Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) yang dimuat dalam jurnal The Lancet Psychiatry pada 2017 menjabarkan kalau pasien dengan gangguan mental serius memiliki angka harapan hidup yang lebih rendah dari populasi umum.

Salah satu penyebabnya adalah bahwa pasien gangguan mental sering menghadapi kesenjangan layanan kesehatan. Selain itu, mereka lebih rentan terkena masalah kesehatan akibat faktor sosial dan gaya hidup serta tak mendapatkan perhatian medis yang seharusnya.

Mengulangi pernyataannya, Nanna mengatakan bahwa salah satu penyebab dari berkurangnya angka harapan hidup pada pasien gangguan mental adalah diabetes tipe 2 yang tak terdeteksi atau dirawat dengan benar.

"Temuan kami sekali lagi menyorot pentingnya mendeteksi risiko diabetes tipe 2 dan perawatannya pada individu dengan gangguan psikis," pungkas Nanna.

Baca Juga: Kesepian Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2? Ini Faktanya!

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya