Studi: Infeksi Varian Omicron Tingkatkan Imunitas Melawan Varian Delta

Syaratnya sudah mendapat vaksinasi lengkap

Sudah lebih dari 2 tahun menghadapi pandemik COVID-19, saat ini dunia sedang menghadapi varian B.1.1.529 (Omicron). Pertama kali ditemukan di Afrika bagian selatan pada November 2021, varian ini ditemukan lebih mudah menular dengan keganasan yang serupa seperti varian pendahulunya, B.1.617.2 (Delta).

Layaknya penyakit lainnya, infeksi COVID-19 ditemukan memberikan imunitas terhadap penyakit baru ini untuk sementara waktu. Ternyata, studi terbaru menemukan bahwa hal yang sama berlaku untuk varian Omicron terhadap varian Delta. Mari simak fakta penelitiannya berikut ini!

1. Libatkan Omicron dan varian-varian lainnya

Studi: Infeksi Varian Omicron Tingkatkan Imunitas Melawan Varian Deltailustrasi virus corona SARS-CoV-2 (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya, kemungkinan apakah infeksi varian Omicron bisa melindungi individu dari varian Delta masih belum diketahui jelas. Dimuat dalam jurnal Nature pada 6 Mei 2022, sebuah penelitian gabungan di Afrika Selatan bermaksud mencari tahu hal tersebut.

Para peneliti kemudian merekrut 39 pasien COVID-19 yang positif terjangkit varian Omicron (BA.1) dengan tes quantitative polymerase chain reaction (qPCR) dan diambil plasma darahnya. Lalu, kinerja plasma darah tersebut diperhadapkan dengan varian Delta, sub-varian (BA.2), B.1.351 (Beta), dan varian orisinal SARS-CoV-2.

Para peneliti kemudian mengambil sampel darah dari para partisipan di rata-rata 6 hari setelah munculnya gejala COVID-19 dan secara mingguan. Sampel terakhir diambil 23 hari setelah pertama kali munculnya gejala COVID-19.

2. Breakthrough infection pada partisipan yang sudah divaksinasi COVID-19

Hasilnya, dari 39 partisipan, sebanyak 27 partisipan harus dilarikan ke rawat inap akibat gejala COVID-19. Selain itu, sebanyak 7 partisipan membutuhkan bantuan oksigen, dan 1 partisipan meninggal dunia.

Dari 39 partisipan, para peneliti mencatat bahwa ada 15 partisipan yang sudah divaksinasi COVID-19 juga terjangkit varian Omicron (BA.1). Mereka terbagi menjadi:

  • Sebanyak 8 partisipan menerima dua dosis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech.
  • Sebanyak 7 partisipan menerima dosis tunggal vaksin COVID-19 Johnson&Johnson.

Para peneliti menemukan bahwa sejak akhir vaksinasi, durasi imunitas berkurang setelah 139 hari. Berita baiknya adalah durasi dirawat di rumah sakit pada partisipan yang sudah divaksinasi lebih singkat daripada yang tidak mendapat vaksinasi.

Baca Juga: Studi: Omicron Sama Parahnya dengan Varian COVID-19 Lain

3. Hasil: Varian Omicron meningkatkan kemampuan netralisasi terhadap varian Delta jika sudah divaksinasi

Studi: Infeksi Varian Omicron Tingkatkan Imunitas Melawan Varian Deltailustrasi Vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Herka Yanis).

Para peneliti menemukan bahwa kemampuan netralisasi geometric mean titer (GMT) BA.1 meningkat 13,6 kali lipat pada hari ke-23 dibanding awal studi pada individu yang divaksinasi. Hasil ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan partisipan non-vaksin yang hanya bertambah 6 kali lipat saja. 

Selain itu, para peneliti mencatat peningkatan kemampuan GMT terhadap varian Delta meningkat sebanyak 5,7 persen pada partisipan yang sudah divaksinasi. Sementara itu, kemampuan netralisasi tersebut hanya bertambah 3,2 kali lipat pada para partisipan yang tidak divaksinasi.

4. Infeksi varian Delta tak mampu membendung Omicron

Kemudian, para peneliti menemukan bahwa kemampuan netralisasi BA.2 setara dengan BA.1 pada partisipan yang sudah divaksinasi maupun yang belum divaksinasi. Akan tetapi, kemampuan netralisasi BA.2 lebih tinggi dibanding BA.1 terhadap varian lainnya pada mereka yang sudah divaksinasi COVID-19.

Selain itu, kemampuan netralisasi lintas varian juga terlihat 2,2 kali lipat lebih tinggi untuk BA.1, 4,8 kali lipat untuk BA.2, 17,9 kali lipat untuk SARS-CoV-2 orisinal, 12 kali lipat untuk varian Delta, dan 9,6 kali lipat untuk varian Beta.

Para peneliti juga menguji kemampuan netralisasi varian Delta terhadap varian Omicron, dan sayangnya, hasilnya tidak menjanjikan. Setelah menguji plasma varian Delta dari 14 partisipan, varian BA.1 terlihat bisa menghindari imunitas dari varian Delta dan terlihat pengurangan kemampuan netralisasi varian Delta sebanyak 22,5 kali lipat.

5. Pentingnya vaksinasi untuk mencegah Omicron

Studi: Infeksi Varian Omicron Tingkatkan Imunitas Melawan Varian DeltaIlustrasi vaksinasi COVID-19 (IDN Times/Herka Yanis).

Studi ini menunjukkan bahwa perpaduan antara riwayat infeksi varian Omicron dan vaksinasi COVID-19 bisa melindungi dari risiko reinfeksi. Akan tetapi, studi ini juga menekankan kekhawatiran mengenai orang yang tidak divaksinasi COVID-19 karena kemampuan netralisasi imun yang rendah.

Dengan kata lain, mereka yang tidak divaksinasi berisiko rentan terkena varian SARS-CoV-2 saat ini maupun di masa mendatang karena imunitas dari riwayat infeksi menurun seiring waktu. Infeksi saja tidak cukup, sehingga cakupan vaksinasi perlu diperluas pada daerah dengan tingkat infeksi varian Omicron yang tinggi agar tak mengembangkan atau terkena varian lain.

Baca Juga: Omicron Lebih Ringan dari Delta? Jangan Anggap Remeh!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya