Ada Leukemia, Ini 8 Kanker Anak Paling Umum di Indonesia

Perhatikan gejala-gejala yang ditunjukkan anak

Pada 4 Februari, dunia memperingati Hari Kanker Internasional. Lalu, pada 15 Februari, dunia juga memperingati Hari Kanker Anak Internasional. Dalam peringatan ini, kanker bukan hanya penyakit tidak menular orang dewasa, melainkan juga anak-anak.

Tidak sedikit kanker yang menjangkit anak-anak di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah atau low/middle-income country (LMIC), termasuk Indonesia. Selain leukemia, lewat seminar kesehatan pada Sabtu (4/2/2023), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menjabarkan beberapa kanker anak paling umum di Tanah Air. Apa saja?

1. Leukemia

Ada Leukemia, Ini 8 Kanker Anak Paling Umum di Indonesiailustrasi leukemia pada anak (kidscancercare.ab.ca)

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi-Onkologi IDAI, Dr. dr. Teny Tjitra Sari, SpA(K), menjelaskan bahwa kanker darah atau leukemia adalah yang paling umum terjadi pada anak Indonesia. Ini adalah kondisi di mana produksi sel darah putih atau leukosit tidak terkendali.

Pada 2022, IDAI mencatat pasien leukemia anak di 12 rumah sakit besar Indonesia mencapai 637 jiwa! Beberapa gejala leukemia yang perlu diwaspadai menurut Dr. Teny antara lain:

  • Pucat.
  • Lemah.
  • Rewel.
  • Nafsu makan turun.
  • Demam tanpa sebab.
  • Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar lainnya.
  • Pendarahan.
  • Nyeri tulang.
  • Pembengkakan skrotum.

Mayo Clinic mencatat bahwa umumnya leukemia dideteksi melalui tes fisik, tes darah, dan tes sumsum tulang belakang. 

2. Retinoblastoma

Di posisi kedua ada retinoblastoma, jenis kanker mata yang umum di kalangan anak. Retinoblastoma berasal dari sel yang berkembang tak terkendali di retina sehingga merusak jaringan mata dan sekitarnya. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai, adalah:

  • Terlihat bercak putih di pupil mata (seperti mata kucing yang bersinar saat disorot dengan senter)
  • Mata juling.
  • Mata merah.
  • Pembesaran bola mata.
  • Peradangan jaringan bola mata.
  • Penglihatan buram.

Untuk mendeteksi retinoblastoma, umumnya dokter melakukan pemeriksaan mata hingga tes pencitraan USG atau MRI untuk melihat apakah retinoblastoma sudah menyebar ke jaringan tubuh lain atau metastasis.

3. Osteosarkoma

Ada Leukemia, Ini 8 Kanker Anak Paling Umum di Indonesiailustrasi osteosarkoma (unsplash.com/National Cancer Institute)

Di posisi ketiga ada jenis kanker tulang osteosarkoma. Kanker bisa terjadi di tulang mana pun (terutama kaki dan lengan) dan umum menyerang kalangan muda, termasuk anak-anak.

Menurut Dr. Teny, ada beberapa gejala yang harus diperhatikan dari osteosarkoma, antara lain:

  • Nyeri tulang.
  • Sendi mengalami pembengkakan, berubah kemerahan, dan terasa hangat saat diraba.
  • Mudah patah tulang.
  • Gerakan terbatas.

Dilansir Johns Hopkins Medicine, osteosarkoma bisa dideteksi dengan tes pencitraan (MRI, PET, rontgen, dan CAT), tes darah, hingga biopsi tumor.

4. Kanker kelenjar getah bening

Selanjutnya ada kanker kelenjar getah bening atau limfoma. Merunut data kanker di Indonesia pada 2016–2020 oleh SRIKANDI, Dr. Teny mengatakan bahwa limfoma non-Hodgkin adalah salah satu yang paling umum.

Ia menjabarkan bahwa beberapa gejala umum limfoma adalah:

  • Pembengkakan kelenjar.
  • Sesak napas.
  • Demam.
  • Keringat malam.
  • Lemah.
  • Lesu.
  • Nafsu makan turun dan berat badan turun.

Mayo Clinic mencatat bahwa pemeriksaan limfoma hampir mirip dengan pemeriksaan leukemia. Untuk deteksi, pemeriksaan limfoma meliputi tes darah, tes fisik, biopsi kelenjar getah bening, tes sumsum tulang belakang, hingga tes pencitraan (MRI, CT, hingga PET).

5. Neuroblastoma

Ada Leukemia, Ini 8 Kanker Anak Paling Umum di Indonesiailustrasi saraf manusia (neurological.org.nz)

Dokter Teny melanjutkan daftar kanker anak paling umum di Indonesia dengan neuroblastoma, kanker yang menyerang jaringan saraf. Beberapa gejala yang perlu diwaspadai adalah:

  • Mata terlihat menonjol atau terlihat pendarahan di sekitar daerah mata (mata terlihat memar seperti habis kena pukul).
  • Nyeri tulang.
  • Gangguan kantung kemih dan usus (diare hingga sembelit).
  • Kelumpuhan.

Cleveland Clinic mencatat bahwa beberapa tes bisa dilakukan untuk mendeteksi neuroblastoma. Tes-tes tersebut dapat mencakup tes urine dan darah, tes pencitraan (CT, MRI, MIBG, USG, dan rontgen), biopsi, hingga tes sumsum tulang belakang.

Baca Juga: 7 Jenis Kanker Ini Sulit Dideteksi pada Tahap Dini

6. Kanker nasofaring

Kanker nasofaring (KNF) adalah kanker yang menyerang nasofaring, daerah yang menghubungkan antara hidung dan hulu kerongkongan (faring).

Umum didiagnosis pada usia remaja, Dr. Teny mengatakan bahwa gejala KNF yang harus diwaspadai adalah mimisan hanya di sebelah hidung atau gangguan pendengaran tiba-tiba, serta timbul benjolan.

"Harus diperiksa lebih lanjut apakah kanker atau bukan," ujar Dr. Teny.

Dilansir National Health Service (NHS), beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi KNF adalah nasoendoskopi, panendoskopi, hingga biopsi.

7. Tumor otak

Ada Leukemia, Ini 8 Kanker Anak Paling Umum di Indonesiailustrasi otak manusia (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Tumor otak juga umum ditemukan pada anak-anak. Dari jinak hingga ganas, tumor bisa berasal dari otak atau bentuk metastasis dari kanker di daerah tubuh lainnya. Gejala umum tumor otak yang perlu dikenali antara lain:

  • Nyeri kepala hebat.
  • Mual dan muntah.
  • Kejang.
  • lemas dan lesu.
  • Gerakan mata abnormal, mata buram atau berbayang, serta mata lelah.
  • Mudah mengantuk.

Meski begitu, tidak jarang gejala-gejala tumor otak tersebut menyerupai gangguan atau kanker lainnya. Oleh karena itu, Dr. Teny menekankan harus dicari tahu juga apakah tumor otak atau bukan. Hal ini bisa dilakukan dengan MRI, tes saraf, hingga biopsi otak.

8. Tumor ginjal

Sebagai salah satu bentuk kanker ginjal paling umum pada anak, tumor Wilms adalah salah satu kanker yang paling umum menyerang anak Indonesia. Dokter Teny menjabarkan beberapa gejala tumor Wilms, seperti:

  • Nyeri perut atau perut membesar.
  • Urine berdarah.
  • Infeksi yang tak kunjung sembuh, ditandai demam.

Beberapa tes yang bisa dilakukan selain menekan perut pasien adalah tes pencitraan (CT hingga rontgen), tes darah dan urine, serta biopsi.

Penyebabnya tidak diketahui pasti

Ada Leukemia, Ini 8 Kanker Anak Paling Umum di Indonesiailustrasi tes darah (pexels.com/Artem Podrez)

Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan kanker-kanker tersebut pada anak. Faktor penyebabnya bisa bersifat multifaktorial.

"Memang, ada hubungannya dengan gen ..., melainkan ada perubahan genetik dari ibu atau ayah, kemudian berubah di anak," ucap Dr. Teny.

Apakah infeksi virus bisa menyebabkan kanker tersebut? Dokter Teny mengatakan bahwa ini masih belum bisa dibuktikan. Meski begitu, ia mencontohkan infeksi virus Epstein-Barr yang ternyata bisa memicu kanker, termasuk KNF.

"Ada beberapa infeksi virus [yang memicu kanker], tetapi kadang tidak jelas sehingga tidak bisa mendeteksi," ia menambahkan.

Gejala umum yang terlihat di pasien kanker

Jika terlalu sulit untuk menghafalkan gejala-gejala tersebut satu per satu, Dr. Teny meringkas beberapa gejala umum yang biasanya menyertai pasien kanker anak. Gejala-gejala tersebut antara lain:

  • Penurunan berat badan terus menerus tanpa sebab.
  • Nyeri kepala (dengan/tanpa muntah), lebih rewel dan memegang kepala.
  • Bengkak yang membesar dan nyeri yang membandel (sendi, punggung, atau kaki).
  • Benjolan atau massa (di perut, kepala, leher, dada, hingga panggul)
  • Memar, ruam, atau pendarahan berlebihan.
  • Infeksi yang menetap (demam jangka panjang).
  • Keputihan di belakang pupil.
  • Mual dan/atau muntah.
  • Selalu merasa lelah.
  • Perubahan di mata atau penglihatan (tiba-tiba dan terus-menerus).
  • Demam tanpa sebab yang berulang dan terus-menerus.

Pada dasarnya, Dr. Teny mengatakan bahwa anak seharusnya ceria dan aktif. Oleh sebab itu, jika anak menunjukkan gejala atau perilaku aneh, ia menyarankan untuk segera dibawa ke dokter agar bisa segera didiagnosis.

"Bila ada benjolan, pucat, pendarahan, atau demam, dipastikan dulu bahwa itu bukan kanker," kata Dr. Teny.

Tidak bisa dicegah, tetapi bisa diobati

Ada Leukemia, Ini 8 Kanker Anak Paling Umum di Indonesiailustrasi radioterapi (medicine.wustl.edu)

Setuju dengan target Badan Kesehatan Dunia (WHO), Dr. Teny mengatakan bahwa deteksi dini dan akses pengobatan untuk pasien kanker anak harus diprioritaskan. Hal ini demi meningkatkan kesintasan pasien hingga 60 persen pada 2030.

"Harus multidisiplin, tidak bisa onkologi anak saja," imbuh Dr. Teny.

Jadi, setelah deteksi dini, pasien anak bisa mendapatkan pengobatan. Makin dini terdeteksi, Dr. Teny menjamin bahwa kanker bisa diobati dengan efektif dan biaya pengobatan tidak membengkak. Beberapa opsi yang bisa ditempuh antara lain:

  • Operasi: Untuk mengangkat tumor hingga cangkok atau transplantasi.
  • Kemoterapi: Untuk mengobati sel kanker (bisa secara oral atau disuntik ke pembuluh darah, otot, di bawah kulit, atau di ruang antara tulang belakang).
  • Radioterapi: Untuk memusnahkan sel kanker melalui terapi lokal dengan sinar berenergi tinggi yang diarahkan ke daerah tubuh yang terserang sel kanker.

Sayangnya, tak ada yang bisa mencegah kanker, terutama bila seseorang sudah memiliki perubahan gen yang berisiko tinggi. Namun, baik berisiko atau tidak, Dr. Teny mengatakan bahwa pasien kanker anak perlu diajarkan pola hidup sehat sehingga kanker bisa dikontrol, atau anak tidak menderita kanker pada usia dewasa.

“Kanker anak tak bisa dicegah, tetapi sangat bisa ditemukan dalam stadium dini sehingga memperpanjang harapan hidupnya,” tandas Dr. Teny.

Baca Juga: 15 Februari Hari Kanker Anak Sedunia: Waspadai Gejala Dini 

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya