Bukan Makin Kebal, Kena COVID-19 Berulang Bisa Berbahaya

Sekali saja tidak enak, masa berulang kali?

Pandemi COVID-19 belum berakhir. Infeksi ulang atau reinfeksi bukan lagi hal mengejutkan, yang berarti seseorang terinfeksi, sembuh, dan kemudian terinfeksi lagi.

Setelah pulih dari COVID-19, kebanyakan orang akan memiliki perlindungan diri dari infeksi berulang. Namun, infeksi ulang COVID-19 memang bisa terjadi.

Beberapa studi mengenai COVID-19 yang sedang berlangsung membantu para ahli memahami seberapa sering infeksi COVID-19 berulang terjadi, siapa yang berisiko tinggi terkena reinfeksi, seberapa cepat reinfeksi terjadi setelah infeksi sebelumnya, tingkat keparahan reinfeksi dibanding infeksi pertama, serta risiko penularan ke orang lain setelah reinfeksi.

Beberapa orang mengira bahwa makin sering terjangkit COVID-19 maka tubuhnya akan makin "kebal". Namun, sebuah studi terbaru menemukan bahwa terkena infeksi COVID-19 berulang atau terus-terusan menimbulkan efek negatif untuk kesehatan jangka panjang.

Melibatkan jutaan partisipan

Bukan Makin Kebal, Kena COVID-19 Berulang Bisa Berbahayailustrasi bentuk virus SARS-CoV-2 (pexels.com/CDC)

Bukan rahasia kalau infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, bisa menimbulkan long COVID di berbagai sistem organ hingga meningkatkan risiko kematian. Namun, bagaimana risiko tersebut jika seseorang terkena COVID-19 berulang kali?

Dimuat dalam jurnal Nature Medicine pada 10 November 2022, inilah yang dicari tahu oleh para peneliti Amerika Serikat (AS). Menggunakan data US Department of Veterans Affairs, para peneliti Veteran Affairs Saint Louis Health Care System melibatkan hampir 6 juta partisipan dalam penelitian ini.

Para partisipan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

  • Infeksi SARS-CoV-2 sekali: 443.588 partisipan.
  • Infeksi SARS-CoV-2 lebih dari 2 kali: 40.947 partisipan.
  • Tidak pernah terinfeksi SARS-CoV-2: 5.334.729 partisipan.

Baca Juga: Studi: Reinfeksi COVID-19 Tingkatkan Risiko Kematian

Terkena COVID-19 lebih dari 2 kali berisiko long COVID, COVID-19 parah, dan kematian

Bukan Makin Kebal, Kena COVID-19 Berulang Bisa BerbahayaSeorang pasien COVID-19 meletakkan kedua tangan di kepalanya. (ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner)

Para peneliti menemukan, dibanding yang tak pernah terinfeksi atau yang terinfeksi satu kali, mereka yang terkena COVID-19 lebih dari dua kali memiliki risiko kematian lebih dari dua kali lipat dan risiko rawat inap lebih dari tiga kali lipat. Selain itu, reinfeksi COVID-19 bisa meningkatkan risiko long COVID pada sistem:

  • Pernapasan.
  • Kardiovaskular.
  • Hematologi.
  • Diabetes.
  • Pencernaan.
  • Ginjal.
  • Kesehatan mental.
  • Muskuloskeletal.
  • Neurologi.

Dengan kata lain, mereka yang terinfeksi COVID-19 lebih dari dua kali lebih mungkin mengalami kondisi kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan pembekuan darah. Para peneliti mencatat risiko ini lebih besar saat terkena COVID-19 lebih dari tiga kali.

"Terbukti adanya risiko, terlepas dari status vaksinasi ... Dibanding yang tak pernah terinfeksi, risiko kesehatan akibat infeksi [SARS-CoV-2] terus bertambah seiring seseorang sering terinfeksi," tulis para peneliti.

Yuk, perketat prokes dan mendapat vaksinasi COVID-19 dan booster-nya

Hasil penelitian ini menentang hipotesis lampau bahwa infeksi COVID-19 bisa memicu perlindungan terhadap infeksi SARS-CoV-2 di masa mendatang. Pada Oktober 2021, jurnal Nature sempat merilis berbagai studi yang menguatkan hipotesis bahwa terinfeksi COVID-19 bisa memperkuat imunitas seseorang.

Salah satu peneliti yang terlibat dalam penelitian terbaru tersebut, Ziyad Al-Aly, mengatakan bahwa ia dan tim sering mendengar bahwa infeksi COVID-19 membangun imunitas dan reinfeksi bukanlah masalah besar. Dengan studi ini, Ziyad menekankan bahwa infeksi dan reinfeksi COVID-19 harus dicegah.

"Sakit tenggorokan dan demam sehari atau dua hari? Kita bisa menoleransi. Yang dikhawatirkan adalah komplikasi lain akibat infeksi [SARS-CoV-2]," tutur Ziyad seperti dilansir Verywell Health.

Studi ini tidak mengungkapkan apakah imunitas akibat infeksi SARS-CoV-2 bisa mengurangi risiko reinfeksi. Akan tetapi, sebuah studi yang dimuat oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada November 2021 memperingatkan bahwa imunitas infeksi COVID-19 tidak seandal imunitas vaksinasi COVID-19.

Bukan Makin Kebal, Kena COVID-19 Berulang Bisa Berbahayailustrasi patuh menerapkan protokol kesehatan untuk melindungi diri dan keluarga dari COVID-19 (pexels.com/Gustavo Fring)

Untuk ke depannya, Ziyad dan tim sudah merencanakan berbagai penelitian. Salah satunya adalah menginvestigasi bagaimana mengurangi risiko reinfeksi yang sekaligus mengurangi risiko komplikasi akibat COVID-19.

"Intinya, jika kamu pernah terkena COVID-19, lebih baik mencegah agar tidak terinfeksi lagi. Infeksi [SARS-CoV-2] tidaklah sejinak itu," tutur Ziyad.

Berbekal penelitian ini, memang lebih baik jika kita mencegah dan menjaga diri agar tidak terkena COVID-19 terus-menerus. Jika sekali saja sudah tidak enak, janganlah jemawa dan acuh terhadap reinfeksi COVID-19 karena bisa membahayakan diri dan sekitar. Jadi, selain vaksinasi primer serta booster, yuk, jaga protokol kesehatan, yaitu:

  • Memakai masker berlapis ganda.
  • Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik.
  • Menjaga jarak dari kerumuunan 1,8–2 meter.
  • Tidak keluar rumah jika merasa tidak fit.
  • Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut.
  • Menutup bersin atau batuk dengan siku bagian dalam atau tisu.

Baca Juga: Varian Omicron Dongkrak Risiko Reinfeksi Hampir 3 Kali Lipat

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya