Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuan

Agar hubungan harmonis dan makin intim

Aktivitas seksual adalah bumbu penyedap utama dalam sebuah hubungan, terutama pasangan suami istri. Untuk mencapai aktivitas seksual yang menyenangkan kedua belah pihak, kesehatan seksual penting untuk diperhatikan.

Sayangnya, sering kali disfungsi seksual diabaikan atau diobati sendiri tanpa pemeriksaan dokter. Alhasil, vitalitas menurun hingga bisa memunculkan konflik antar pasangan. Inilah yang menjadi topik pembahasan webinar bersama Eka Hospital yang bertajuk "Antara Cinta dan Vitalitas" pada Selasa (19/10/2021).

1. Mengenal disfungsi seksual pada perempuan

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi perempuan frustrasi karena disfungsi seksual (unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Berbicara pada webinar tersebut, konsultan female dysfunctional urology di RSUI, RSCM, dan Eka Hospital BSD, dr. Fina Widia, SpU(K), menyayangkan bahwa disfungsi seksual masih dikaitkan dengan laki-laki. Padahal, perempuan juga bisa mengalaminya dan berhak mendapatkan tata laksana yang memadai demi kualitas hidup yang lebih baik.

Amat dipengaruhi oleh hormon, respons seksual perempuan dapat dijabarkan dalam empat tahap utama, yaitu keinginan, gairah, klimaks, lalu resolusi. Bila ada gangguan pada salah satu atau seluruh respons seksual ini, hal ini bisa disebut sebagai disfungsi seksual.

"Sementara angka di Indonesia belum pasti, beberapa laporan global memaparkan bahwa sebanyak 38-63 persen perempuan mengalami disfungsi seksual. Angka ini meningkat dengan usia dan sering dikaitkan dengan proses penuaan, atau menopause," ujar dr. Fina.

Selain itu, dr. Fina menambahkan bahwa angka kasus disfungsi seksual pada perempuan juga meningkat akibat kondisi penyerta seperti obesitas, kebiasaan merokok, hipertensi, masalah jantung, dan gangguan kesehatan mental.

2. Apa saja disfungsi seksual pada perempuan?

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi vagina (unsplash.com/Timothy Meinberg)

Dokter Fina lalu menjabarkan beberapa kategori disfungsi seksual umum pada perempuan yang dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

  • Rendahnya (hipoaktif) keinginan untuk melakukan aktivitas seksual: berkurangnya fantasi atau pikiran untuk berhubungan seksual. Hal ini bisa disebabkan karena masalah psikologis (trauma seksual) dan fisiologis (berkurangnya hormon atau menopause).

  • Gangguan rangsangan atau gairah: tidak mampu untuk memiliki atau mempertahankan rangsangan seksual, ditandai dengan berkurangnya lubrikasi, sensasi pada klitoris dan labia, serta relaksasi pada otot vagina. Karena umumnya disebabkan oleh menurunnya aliran darah ke vagina, disfungsi ini bisa menjadi gejala diabetes, kolesterol atau hipertensi, sehingga butuh penanganan lebih lanjut. Selain itu, disfungsi ini juga bisa disebabkan oleh obat-obatan atau riwayat operasi.

  • Gangguan orgasme: kesulitan untuk mencapai klimaks atau orgasme setelah mendapatkan stimulasi yang cukup. Terbagi menjadi primer (tidak pernah mengalami orgasme dan disebabkan oleh faktor psikologis dan fisiologis) dan sekunder (ada gangguan hormon, trauma, atau riwayat operasi)

  • Gangguan nyeri saat melakukan hubungan seksual: kelainan berkaitan dengan nyeri saat melakukan aktivitas seksual. Yang paling terkenal adalah dispareunia (nyeri pada alat vagina saat melakukan hubungan seksual akibat vestibulitis atau infeksi) dan vaginismus (spasme pada sepertiga otot luar vagina yang menghambat penetrasi akibat faktor psikis)

Lagi-lagi, prevalensi keempat disfungsi seksual pada kaum hawa ini belum tercatat dengan baik. Mengutip studi mancanegara, dr. Fina mengatakan bahwa rendahnya keinginan untuk melakukan aktivitas seksual dan gangguan mencapai orgasme adalah disfungsi yang paling umum terjadi.

3. Penyebab utama disfungsi seksual pada perempuan

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi vagina (thespinoff.co.nz)

Untuk mengetahui penyebab disfungsi seksual, dibutuhkan pendekatan multi disiplin. Ini karena disfungsi seksual bersifat multi faktorial dan bisa berhubungan dengan ranah biologis, psikologis, sosial budaya, dan hubungan interpersonal dengan pasangan.

Dijabarkan oleh dr. Fina, masalah-masalah yang dapat mendasari disfungsi seksual pada perempuan dapat terbagi menjadi:

  • Neurogenik: cedera saraf tulang belakang (SCI) atau sklerosis multipel (MS).
  • Psikologis: trauma seksual, kecemasan, depresi, stres, atau fobia.
  • Kondisi medis: diabetes, hipertensi, penyakit jantung, tidak tahan buang air kecil (inkontinensia urine), atau keluhan kencing saluran bawah (LUTS).
  • Kondisi hormonal: menurunnya hormon estrogen saat menopause atau konsumsi pil KB.
  • Efek samping pengobatan: konsumsi obat antikolinergik, obat psikiatri, obat jantung, konsumsi alkohol, atau riwayat operasi panggul.
  • Persalinan: trauma akibat bersalin (juga bisa masuk ke ranah sebelumnya).

4. Diagnosis dan langkah pengobatan disfungsi seksual pada perempuan

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/gpointstudio)

Untuk memeriksakan disfungsi seksual pada perempuan, maka akan dilakukan langkah-langkah berikut:

  • Anamnesis: wawancara antara dokter dan pasien untuk mengetahui:

    • Kondisi medis penyerta
    • Riwayat seksual
    • Riwayat ginekologi
    • Program KB
    • Riwayat terapi hormonal
    • Riwayat pengobatan
    • Status psikologi
    • Pengisian kuesioner indeks fungsi seksual perempuan (FSFI)

  • Pemeriksaan fisik: pemeriksaan fisik pada pasien meliputi:

    • Pemeriksaan umum
    • Pemeriksaan pelvis dan genital
    • Pemeriksaan Q-tip
    • Vulvoskopi

  • Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan laboratorium opsional yang meliputi:

    • Tes darah untuk mengeliminasi kondisi medis lainnya
    • Pemeriksaan kadar pH pada vagina
    • Pemeriksaan profil hormon (estrogen, TSH, prolaktin, dan testosteron)
    • USG Doppler untuk memeriksa aliran darah genital
Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi perempuan bahagia (unsplash.com/Jackson David)

Jika diagnosis sudah dilakukan, maka program pengobatan pun bisa direncanakan. Tata laksana yang bisa dilakukan untuk merawat disfungsi seksual pada perempuan adalah:

  • Terapi hormon: pemberian hormon estrogen atau campuran estrogen dan testosteron untuk mengurangi nyeri dan membantu meningkatkan keinginan dan gairah seksual.
  • Konseling: terapi seksual, yoga, perubahan gaya hidup, dan konsultasi dengan psikolog atau psikiater.
  • Pelvic floor training: program latihan untuk memperkuat otot dasar panggul (pelvic floor) untuk mengurangi nyeri saat berhubungan seksual.
  • Obat-obatan: digunakan untuk manajemen disfungsi seksual dan kondisi medis penyerta. Obat yang umum digunakan seperti:

    • PDE5-Inhibitor (PDE5-I): untuk membangkitkan keinginan dan gairah seksual
    • Buproprion: untuk membangkitkan gairah seksual dan disfungsi orgasme

Dokter Fina juga mengingatkan bahwa jika seorang perempuan sehat memiliki pasangan yang juga menderita disfungsi seksual, maka besar risiko perempuan tersebut untuk juga akan terkena disfungsi seksual. Jadi, jika disfungsi seksual dari sang pasangan bisa diatasi, maka disfungsi seksual pada perempuan juga bisa dicegah atau diobati.

“Kondisi disfungsi seksual tidak hanya semata-mata aktivitas seksual. Ada hal yang mendasarinya, dan bila ditangani, akan memberikan hasil yang baik. Jadi, untuk merawat disfungsi seksual perlu kerja sama antara kedua pasangan. It takes two to tango,” kata dr. Fina.

Baca Juga: 7 Mitos dan Fakta Disfungsi Ereksi pada Pria, Perempuan Juga Berisiko

5. Pencegahan disfungsi seksual pada perempuan

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi pasangan bahagia (unsplash.com/Igor Rodrigues)

Lebih baik mencegah daripada mengobati, kan? Dokter Fina membeberkan langkah-langkah preventif agar terhindar dari disfungsi seksual, di antaranya:

  • Berhenti merokok
  • Menjaga berat badan
  • Mengelola stres
  • Rutin memeriksakan kesehatan (terutama untuk pasien diabetes melitus, penyakit jantung, dan hipertensi)

Disfungsi seksual bisa jadi tanda dari kondisi medis lainnya. Jadi, jika kondisi medis tersebut ditangani, maka disfungsi seksual juga bisa ikut terobati.

“Jangan malu atau takut untuk datang ke pusat kesehatan dan memeriksakan diri terkait disfungsi seksual,” kata dr. Fina menutup sesi.

6. Mengenal definisi disfungsi seksual pada laki-laki

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi laki-laki frustrasi (pexels.com/Andrew Neel)

Melanjutkan sesi webinar, konsultan andrologi-urologi di Eka Hospital Bekasi, RSUPN Cipto Mangunkusumo, dan RSUI, dr. Widi Atmoko, SpU(K), menjelaskan disfungsi seksual pada kaum adam.

"Disfungsi seksual adalah gangguan pada fase pada siklus respons seksual yang menghambat individu untuk mencapai aktivitas seksual yang memuaskan," ujar dr. Widi.

Pada laki-laki, respons seksual bisa terbagi menjadi stimulasi seksual, mulai ereksi atau tumescence, ereksi penuh, penetrasi, ejakulasi atau orgasme, lalu penurunan penis setelah ejakulasi atau detumescence. Jika salah satu atau seluruh respons seksual ini bermasalah, maka inilah yang disebut disfungsi seksual.

"Dari segi prevalensinya, 1 dari 3 laki-laki mengalami disfungsi seksual. Sayangnya, di benua Asia, disfungsi seksual sering kali tidak terdiagnosis dan tidak ditangani dengan benar," ungkap dr. Widi.

Kabar buruknya, dr. Widi juga menyebut fakta bahwa sementara disfungsi seksual bertambah seiring usia, lebih dari 35 persen laki-laki memiliki lebih dari satu disfungsi seksual.

7. Penyebab disfungsi seksual pada laki-laki

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi ukuran penis (pexels.com/Deon Black)

Pada umumnya, dr. Widi membagikan faktor-faktor yang menyebabkan disfungsi seksual pada pria sebagai berikut:

  • Faktor lingkungan: paparan logam berat, pestisida, dan fitoestrogen.
  • Kondisi penyerta: kadar testosteron rendah, diabetes mellitus, gangguan kardiovaskular, gagal ginjal, kanker, dan pembesaran prostat (BPH).
  • Gaya hidup: obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan narkoba.
  • Konsumsi obat-obatan: obat antidepresan, obat antibiotik, dan obat hipertensi.
  • Faktor psikologis: depresi, trauma, kecemasan, dan konflik di keluarga atau antar pasangan.

8. Berbagai jenis disfungsi seksual umum pada laki-laki

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi laki-laki frustrasi akibat disfungsi seksual (weillcornell.org)

Jadi, apa saja disfungsi seksual pada kaum adam? Dokter Widi menjabarkannya sebagai berikut:

  • Libido rendah (prevalensi 4,7 persen): rendah atau bahkan absensi pikiran atau keinginan untuk melakukan aktivitas seksual. Dapat disebabkan oleh masalah psikologis, hormonal, komorbiditas, serta obat-obatan.

  • Disfungsi ereksi atau impotensi (prevalensi lebih dari 50 persen): tidak mampu mengalami atau mempertahankan ereksi demi mencapai aktivitas seksual yang memuaskan. Dapat disebabkan oleh kondisi psikologis (masih bisa ereksi di pagi hari) atau organik (gangguan saraf dan pembuluh darah hingga tidak bisa ereksi di pagi hari). Disfungsi ereksi juga bisa menjadi penanda dari beberapa kondisi medis lainnya.

  • Gangguan ejakulasi: gangguan yang melibatkan pengeluaran air mani dari lubang uretra. Gangguan ejakulasi dapat dibagi menjadi lima jenis utama:

    • Ejakulasi dini: ejakulasi terjadi 1-3 menit setelah penetrasi dan ditandai dengan tidak mampu menahan ejakulasi atau merasa stres atau frustrasi setelahnya.
    • Ejakulasi tertunda: membutuhkan rangsangan lebih lama untuk mencapai ejakulasi (atau bahkan tidak ejakulasi sama sekali).
    • Ejakulasi retrograd: air mani kembali masuk ke kandung kemih sehingga volume ejakulasi sedikit atau nihil.
    • Nyeri saat ejakulasi: rasa nyeri atau nyaman saat ejakulasi.
    • Anorgasmia atau anejakulasi: tidak mampu ejakulasi atau orgasme karena tak ada air mani di kandung kemih atau keluar dari uretra.

  • Hipogonadisme: kadar testosteron rendah dan umumnya terjadi pada laki-laki lansia, sehingga dapat disebut sebagai andropause. Ini bisa disebabkan karena kelainan pada testis, sistem saraf pusat, dan gangguan sistemik (obesitas atau penggunaan obat-obatan seperti steroid)

  • Kelainan bentuk penis: gangguan perubahan bentuk abnormal pada penis. Kelainan ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

    • Penyakit Peyronie: terdapat penumpukan plak dalam penis sehingga menyebabkan penis bengkok dan disertai rasa nyeri (pada fase kronis).
    • Parafinoma: kelainan pada penis akibat reaksi terhadap zat asing (parafin atau silikon) yang umumnya digunakan untuk memperbesar ukuran penis. Inflamasi pada penis berkelanjutan sehingga menyebabkan nyeri dan penis tidak mampu ereksi.

  • Priapismus: terjadinya ereksi lebih dari 4 jam tanpa adanya stimulasi atau penis tidak kunjung turun. Jika tidak ditangani dengan benar, penis dapat mengalami nekrosis atau kematian jaringan

9. Diagnosis disfungsi seksual pada laki-laki

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanilustrasi berkonsultasi dengan dokter (freepik.com/pressfoto)

Seperti pemeriksaan disfungsi seksual pada umumnya, dr. Widi menjabarkan bahwa langkah-langkah yang dilakukan saat diagnosis disfungsi seksual pada laki-laki melibatkan: 

  • Wawancara atau anamnesis: pada pasien laki-laki dan pasangannya mengenai keluhan disfungsi seksual, riwayat penyakit atau obat yang dikonsumsi, masalah psikologis, respons pasangan, dan harapan serta kekhawatiran.

  • Pengisian kuesioner: mengenai kesehatan seksual laki-laki seperti IIEF-5 dan EHS (disfungsi ereksi), IPSS (BPH), AMS (andropause), dan PEDT (ejakulasi dini) bila diperlukan.

  • Pemeriksaan fisik: pemeriksaan tanda vital, berat dan tinggi badan, fisik testis dan penis, dan pemeriksaan prostat lewat dubur.

  • Pemeriksaan laboratorium: pemeriksaan darah lengkap atau pemeriksaan urine lengkap yang disesuaikan dengan kebutuhan.

  • Pemeriksaan spesifik lainnya: USG Doppler pada penis untuk melihat aliran darah, Rigiscan untuk memantau ereksi pada malam hari, dan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan jantung, saraf, dan MRI.

Saat memeriksakan diri, dr. Widi menyarankan pasien untuk juga membawa pasangannya. Dengan begitu, sang pasangan juga dapat menjelaskan keluhan dan harapan akan kondisi pasangan laki-lakinya.

10. Pengobatan disfungsi seksual pada laki-laki

Pengaruhi Vitalitas, Kenali Disfungsi Seksual Laki-laki & Perempuanlatihan senam kegel untuk semua gender (expresspharmacy.co.uk)

Dengan diagnosis yang sudah ditegakkan, maka intervensi disfungsi seksual pada kaum adam bisa segera direncanakan. Umumnya, dr. Widi menjelaskan bahwa terapi disfungsi seksual untuk laki-laki dibagi menjadi:

  • Modifikasi gaya hidup: olahraga rutin (termasuk senam Kegel) dan menjaga pola makan bergizi seimbang demi menjaga berat badan ideal.

  • Obat-obatan: obat golongan PDE5-I dapat membantu meningkatkan aliran darah pada penis untuk mengobati disfungsi ereksi. Namun, konsultasi pada dokter sebelum mengonsumsinya, terutama untuk pasien dengan komorbiditas jantung akut.

  • Terapi hormon: perlu diingat, testosteron tidak dapat diberikan pada pasien infertil, yang menjalani program keturunan, atau pasien libido rendah dengan kadar testosteron normal.

  • Bantuan alat: vakum atau prostesis (disfungsi ereksi), low intensity extracorporeal shockwave therapyatau Li-ESWT (disfungsi ereksi, radang prostat, dan penyakit Peyronie), dan rekonstruksi penis (kelainan bentuk penis).

  • Psikoterapi: konsultasi untuk mengatasi depresi, anxiety, atau perasaan lainnya yang mengganggu fungsi seksual, dan terapi pasangan.

Disfungsi seksual tidak terbatas gender. Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya bisa mengalaminya sewaktu-waktu. Oleh karena itu, diagnosis dan intervensi medis yang tepat bisa mengembalikan vitalitas pada kedua insan. Hasilnya, vitalitas tetap terjaga begitu pula dengan keharmonisan serta keintiman hubungan dengan pasangan.

Baca Juga: Studi: Risiko Disfungsi Ereksi 6 Kali Lipat pasca COVID-19

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya