Nusantics Janjikan Inovasi Tes Kumur Pernapasan Baru

Hasil pendanaan dari Illumina

Pada 2021 silam, perusahaan bioteknologi Indonesia, Nusantara Genetics (Nusantics), sempat membuat terobosan di tengah pandemik. Lelah dengan tes usap yang menyakiti hidung? Nusantics memperkenalkan tes COVID-19 kumur BioSaliva.

Selain BioSaliva, Nusantics juga memiliki VarScreen RxReady, alat PCR yang siap mendeteksi varian COVID-19. Sementara tren COVID-19 menurun di Indonesia, apa yang menjadi rencana Nusantics selanjutnya?

Tengah mengerjakan produk kulit baru

Nusantics Janjikan Inovasi Tes Kumur Pernapasan BaruKonferensi pers Nusantics (dok.Nusantics)

Diwawancara IDN Times pada Senin (6/1/2023), CEO sekaligus Co-Founder Nusantics, Sharlini Eriza Putri, justru merasa bersyukur dengan penurunan kasus COVID-19 di Tanah Air. Menurutnya, ini saatnya Nusantics kembali ke riset, dari perawatan kulit hingga pernapasan.

"Nah, di Nusantics, kita berangkat dari fakta bahwa manusia bukan spesies tunggal. Kita adalah rumah dari ekosistem sendiri, ada mikrobioma (bakteri, virus, dan jamur). Sains membuktikan bahwa keberagaman mikrobioma memengaruhi kekebalan sistem imun," tutur Sharlini.

Sharlini menjelaskan bahwa produk Nusantics untuk kulit seperti Biome Scan (pemeriksaan mikrobioma kulit PCR), Biome Beauty (skincare ramah mikrobioma kulit), dan Biome Spa (perawatan kulit) bisa membantu pasien masalah kulit yang tidak mengerti kondisi gangguan kulitnya. Lalu, apakah ada inovasi lainnya?

"Ada, dan sedang kita kerjakan. Akan ada [produk kulit] yang baru. Nantikan pada Agustus ... Produk untuk memastikan mikrobioma kulit makin seimbang," ujar Sharlini.

Berhasil menggaet Illumina

Lalu, kembali membicarakan tren COVID-19 yang menurun, Sharlini mengatakan bahwa inilah saatnya Nusantics kembali ke riset mengenai mikrobioma pernapasan. Ia juga mengatakan bahwa Nusantics menjadi satu-satunya wakil Asia-Pasifik dari enam perusahaan bioteknologi startup di Illumina Accelerator.

Sekadar informasi, Illumina Accelerator menyediakan pendanaan dan akses ke panduan bisnis, keahlian genome, hingga laboratorium di Cambridge, Inggris atau Bay Area, Amerika Serikat. Sementara wakil lainnya berasal dari Inggris, AS, Israel, hingga Afrika, Sharlini bangga Nusantics jadi wakil Asia satu-satunya dari Indonesia.

Jadi, produk apa yang akan dikerjakan Nusantics? Belajar dari COVID-19, Sharlini mengisyaratkan tengah mengembangkan tes kumur untuk pernapasan. Inilah yang menjadi misi jangka panjang Nusantics berbekal pendanaan dari Illumina Accelerator.

"Orang selama ini umpamanya batuk tetapi negatif COVID-19, lalu apa? Mungkin bisa flu? TBC? Atau pneumonia? Produk ini multi-patogen ... Jadi, kalau bukan SARS-CoV-2, kita tahu pastinya," ucap Sharlini.

Baca Juga: Kiprah Sharlini Memperkenalkan Microbiome lewat Nusantics

CerviScan adalah produksi Nusantics

Nusantics Janjikan Inovasi Tes Kumur Pernapasan BaruIDN Times/Istimewa

Menurut data Global Cancer Observatory, kanker serviks ada di peringkat dua di Indoensia, dengan 80 perempuan terdiagnosis tiap harinya. Sayangnya, hanya 5 persen perempuan Indonesia yang melakukan skrining. Selain kurangnya informasi, ketakutan Pap smear juga jadi halangan.

Seiring dengan pengumuman PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat, pada 22 Januari 2023 lalu, Sharlini mengungkapkan bahwa produk tes deteksi HPV CerviScan adalah buatan Nusantics. Tak perlu Pap smear, CerviScan bisa mendeteksi virus penyebab kanker serviks tersebut dari urine dan PCR.

"Tetesan pertama ditaring dengan stik PCR lalu, kita bisa lihat. Satu kanal PCR kita bisa deteksi 14 tipe high-risk HPV. Kalau salah satu positif, berarti positif, kalau semua negatif, ya negatif. Kan enak [tidak harus Pap smear]," papar Sharlini.

AirScan untuk keamanan buah hati

Kemudian, Sharlini membicarakan AirScan, layanan deteksi udara dalam ruangan oleh Nusantics. Masih berupa riset, AirScan berawal dari periode anak kembali bersekolah pada 2021. Sebagai sosok ibu, Sharlini mengutarakan kekhawatirannya terhadap lingkungan sekolah buah hatinya.

"Kita takut [sekolah jadi] klaster penularan karena anak belum divaksinasi. Kita ingin mengupayakan lingkungan sekolah yang terjamin keamanan udaranya, viral load-nya tidak tinggi dan menenangkan orang tua," tutur Sharlini.

Sharlini mengatakan bahwa AirScan adalah hasil kerja sama dengan perusahaan bioteknologi asal Jerman, Sartorius. Jadi, bagaimana cara kerja AirScan? Sampel udara dikumpulkan oleh AirScan, lalu sampel tersebut dicek ke laboratorium untuk mengetahui paparan patogennya, dari COVID-19 sampai penyakit lainnya.

"Sampel udara diambil lewat AirScan, lalu dicek di laboratorium bakteri atau virusnya. Kerja sama dengan perusahaan bioteknologi Jerman, Sartorius.

Nusantics Janjikan Inovasi Tes Kumur Pernapasan BaruAirScan adalah layanan pemindaian kualitas udara oleh Nusantics. (Dok. Nusantics)

Berbicara soal harga, Sharlini mengatakan bahwa produk AirScan tidak dijual karena "terbentur regulasi". AirScan masuk ke dalam program Kembali ke Sekolah bersama Nusantics yang sudah termasuk tes COVID-19 kumur BioSaliva.

Bagi yang berminat, ia mengatakan bahwa untuk sekali pemindaian udara indoor, harganya mencapai Rp3 juta dan ini sudah mencakup parameter keamanan serta kesehatan ruang kelas.

Jika alat deteksi udara lainnya hanya mengecek partikulat halus (PM), relative humidity (RH), dan temperatur udara, AirScan bisa mendeteksi hal-hal yang lebih dari itu. Dengan sampel udara AirScan, sampel ini bisa dianalisis untuk mendeteksi materi biologis, seperti bakteri hingga virus.

Baca Juga: 10 Juta Kematian akibat Kanker, Kemenkes Akan Terapkan Metode HPV DNA

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya