Studi: Paparan Sinar Matahari Bikin Tidur Lebih Nyenyak

Yuk, jangan mengurung diri dalam kamar terus!

Mengapa kita berjemur di bawah sinar matahari di pagi hari? Paparan sinar matahari memang merupakan salah satu sumber vitamin D yang bisa memperkuat tulang hingga meningkatkan kekebalan tubuh.

Nah, ternyata sinar matahari bisa membantu kamu tidur lebih nyenyak pada malam hari? Biar tidur cukup, studi terbaru menunjukkan kalau paparan sinar matahari adalah salah satu solusinya. Yuk, simak alasannya!

Melibatkan ratusan mahasiswa

Studi: Paparan Sinar Matahari Bikin Tidur Lebih Nyenyakilustrasi susah tidur (pexels.com/Ron Lach)

Bukan rahasia kalau cahaya dari perangkat elektronik bisa mengganggu tidur. Namun, apakah perubahan musim memengaruhi tidur  di tengah tren tersebut masih belum diketahui. Inilah yang dicari tahu oleh para peneliti Amerika Serikat (AS) dalam penelitian yang dimuat dalam Journal of Pineal Research pada November 2022.

Bertajuk "Daytime light exposure is a strong predictor of seasonal variation in sleep and circadian timing of university students", para peneliti melibatkan sebanyak 507 mahasiswa dan mahasiswi di University of Washington, AS. Para partisipan dibagi menurut musim, menjadi:

  • Musim gugur: 138 partisipan.
  • Musim dingin: 88 partisipan.
  • Musim semi: 183 partisipan.
  • Musim panas: 98 partisipan.

Untuk mengukur aktivitas dan paparan cahaya, para partisipan menggunakan gelang digital yang terus memasok data. Para peneliti mematok definisi cahaya luar ruangan dengan intensitas minimal 50 lux.

Hasil: Kurang paparan sinar matahari bikin kurang tidur

Para peneliti menemukan bahwa meski telah mengikuti jadwal belajar-mengajar, waktu tidur para mahasiswa/i tetap tertunda saat musim gugur dan dingin. Di bawah daylight saving time (DST), para partisipan tertidur 35 menit lebih larut dan bangung 27 menit lebih lambat pada hari belajar musim dingin.

Selain itu, para peneliti melihat bahwa ritme sirkadian para partisipan lebih lambat lebih dari 30 menit saat musim dingin dibanding musim panas. Analisis efek paparan cahaya menunjukkan bahwa jumlah jam paparan cahaya minimal 50 lux saat waktu terang adalah faktor penentu terkuat terhadap ritme sirkadian.

Para peneliti mencatat bahwa waktu tidur lebih memang larut saat musim dingin. Selain itu, penelitian ini menjadi bukti bahwa paparan cahaya adalah kunci untuk mencegah keterlambatan ritme sirkadian. Sementara tak ada perbedaan signifikan durasi tidur pada masing-masing musim, penggunaan alarm 10 persen lebih sering saat musim gugur dan musim dingin.

Baca Juga: Cara Tidur dalam 10 Detik, 1 Menit, dan 2 Menit, yuk Praktikkan!

Kurang tidur hingga jet lag sosial

Pemimpin penelitian dari University of Washington, Horacio de la Iglesia, Ph.D., menjelaskan bahwa penelitian ini bukan menekankan buruknya cahaya dari perangkat elektronik. Faktanya, cahaya matahari lebih terang dibanding cahaya dalam ruangan karena lampu atau perangkat elektronik.

"[Paparan cahaya matahari] penting untuk beberapa alasan," kata Horacio.

Remaja dan dewasa muda umumnya memiliki jam tidur cukup larut, dan ini bisa memengaruhi kesehatan fisik serta mental. Jam tidur larut ini juga berarti mereka lebih sulit untuk bangun lebih awal sehingga bukan cuma kurang tidur, Horacio mengatakan bahwa mereka mengalami fenomena jet lag sosial.

"Jet lag sosial adalah perbedaan waktu tidur antara akhir pekan dan hari biasa, dan ini juga jadi tanda kesehatan yang buruk," imbuh Horacio.

Setelah penelitian ini, Horacio dan timnya sudah berencana untuk melakukan studi serupa di lokasi lain. Selanjutnya, mereka ingin melakukan studi di daerah lintang bawah, seperti San Diego, yang tak memiliki perubahan paparan matahari serupa Seattle di lintang utara.

Bukan obat tidur, berjemur sinar matahari adalah kunci tidur

Studi: Paparan Sinar Matahari Bikin Tidur Lebih Nyenyakilustrasi sinar matahari (pexels.com/Garon Piceli)

Lewat penelitian ini, Horacio menekankan bahwa kecukupan tidur tidak perlu ribet. Ia mengatakan dunia menghabiskan banyak uang mengembangkan obat untuk tidur. Meski sebentar saja, mendapatkan paparan cahaya bisa membantu tidur lebih nyenyak pada musim dingin.

"Tindakan simpel seperti berjalan santai pada pagi hari, bisa membantu menyesuaikan jam tidur. Ini bisa membuatmu merasa lebih baik. Ini yang kami suka, dan inilah solusi termudahnya," tutur Horacio dilansir WebMD.

Horacio sadar bahwa penelitian ini melibatkan mayoritas mahasiswa. Akan tetapi, ia menekankan bahwa hasil ini sebenarnya berlaku untuk kelompok usia lainnya. Bukan cuma mahasiswa di perguruan tinggi, pelajar yang sibuk pun bisa menerapkannya.

"Juga dewasa tua yang kesulitan tidur atau bangun di musim dingin. Saya rasa hasil penelitian ini bisa diterapkan pada semua umur," tandas Horacio.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Jam Tidur, Tidurmu Sudah Cukup atau Belum?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya