Studi: Perubahan Iklim Bikin Penyakit Menular Makin Parah

Ayo kita jaga Bumi, demi kesehatan juga!

Saat ini, kita memang sedang menghadapi pandemik COVID-19 dan ancaman cacar monyet atau monkeypox. Akan tetapi, kedua penyakit menular ini seharusnya tak mengalihkan perhatian kita dari masalah besar yang tak kalah penting: perubahan iklim.

Apakah mungkin berbagai penyakit menular yang saat ini dihadapi dunia adalah konsekuensi dari perubahan iklim? Mungkin saja! Inilah temuan studi baru sekaligus peringatan akan pentingnya usaha berdamai dengan alam.

1. Penelitian libatkan analisis puluhan ribu studi

Studi: Perubahan Iklim Bikin Penyakit Menular Makin Parahilustrasi pemanasan global (IDN Times/Aditya Pratama)

Bukan rahasia kalau perubahan iklim bisa memengaruhi penyebaran patogen yang merugikan kesehatan manusia. Namun, seberapa parah? Dimuat dalam jurnal Nature pada awal Agustus 2022, para peneliti dari University of Hawaii at Manoa ingin menjawab hal tersebut.

Setelah merangkum dua daftar infeksi dan penyakit patogen sepanjang sejarah manusia (termasuk influenza, malaria, SARS, hingga Zika), para peneliti lalu meninjau lebih dari 70.000 makalah untuk mengetahui bagaimana faktor lingkungan bisa memengaruhi penyakit-penyakit tersebut. Faktor-faktor lingkungan tersebut mencakup:

  • Pemanasan global.
  • Kekeringan.
  • Gelombang panas.
  • Kebakaran hutan.
  • Curah hujan ekstrem.
  • Banjir.
  • Badai.
  • Kenaikan permukaan air laut.
  • Perubahan iklim samudra.
  • Perubahan tutupan lahan.

Para peneliti Hawaii melibatkan agen mikroba dan non-mikroba. Selain itu, dilibatkan juga agen tak tersebar seperti alergen tumbuhan dan jamur (penyebab penyakit seperti asma hingga alergi kulit serta pernapasan) yang diperparah oleh pemanasan global, banjir, dan  badai.

2. Hasil: Sekitar 58 persen penyakit menular disebarkan oleh perubahan iklim

Hasilnya, para peneliti Hawaii menemukan 286 penyakit patogen unik dari 3.213 contoh kasus empiris yang berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan tersebut. Sebanyak 277 penyakit diperparah oleh minimal 1 faktor lingkungan. Para peneliti mencatat:

  • Pemanasan global mengakibatkan 160 penyakit
  • Curah hujan ekstrem mengakibatkan 122 penyakit
  • Banjir mengakibatkan 121 penyakit

Jika digabungkan, sekitar 58 persen penyakit menular yang menimpa umat manusia di seluruh dunia (218 dari 375 penyakit yang diketahui) telah diperparah oleh perubahan lingkungan. Lalu, ada 1.006 cara unik bagaimana faktor lingkungan—dengan berbagai metode penyebaran—bisa mengakibatkan penyakit patogen.

Sementara mayoritas penyakit diperparah oleh faktor lingkungan, sebanyak 63 dari 286 penyakit justru ditekan oleh perubahan lingkungan. Contohnya, pemanasan justru mengurangi penyebaran penyakit viral (baik menjadikan lingkungan tak ramah untuk virus atau karena imun lebih kuat di kondisi hangat).

"Akan tetapi, kebanyakan penyakit yang ditekan oleh minimal 1 faktor lingkungan, malah diperparah oleh faktor lingkungan lainnya," tulis penelitian tersebut.

Baca Juga: Hati-hati, Ini 10 Risiko Kesehatan akibat Paparan Polusi Udara

3. Bagaimana faktor lingkungan bisa memengaruhi penyebaran penyakit menular?

Studi: Perubahan Iklim Bikin Penyakit Menular Makin ParahIlustrasi pasien rumah sakit (pixabay.com/Parentingupstream)

Dalam pernyataan resminya, para peneliti menjelaskan bahwa setidaknya ada empat mekanisme utama yang menyebabkan faktor lingkungan bisa berinteraksi dengan patogen dan memperparah penyakit manusia. Mekanisme-mekanisme tersebut adalah:

  • Perubahan iklim mendekatkan patogen kepada manusia: Perubahan lingkungan menciptakan lingkungan yang cocok untuk perkembangan berbagai vektor penyakit dan patogen.
  • Perubahan iklim mendekatkan manusia kepada patogen: Perubahan lingkungan memaksa perpindahan manusia yang meningkatkan kontak dengan patogen.
  • Perubahan iklim membuat patogen bisa beradaptasi dengan lingkungan ekstrem: Vektor penyakit dan patogen jadi lebih cepat beradaptasi, lebih cepat bereproduksi, hingga siklus hidup lebih cepat, sehingga virulensi meningkat.
  • Perubahan iklim mengacaukan kemampuan kita untuk mengatasi patogen: Mengubah kondisi tubuh, menambah stres dari paparan kondisi berbahaya, memaksa manusia di kondisi tak sehat, merusak infrastruktur, hingga mengurangi akses ke layanan kesehatan yang layak.

Salah satu rekan peneliti, Kira M. Webster, mengatakan bahwa penelitian ini mengonfirmasi bahwa perubahan iklim memengaruhi penyakit patogen manusia. Namun, hasil ini menarik sekaligus mengkhawatirkan.

"Seiring perkembangan database, kami terkejut sekaligus takut akan banyaknya studi kasus yang menunjukkan makin rentannya kita terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca," tutur Kira.

4. Pentingnya menjaga lingkungan demi kesehatan dunia

Penelitian bertajuk "Over half of known human pathogenic diseases can be aggravated by climate change" ini menunjukkan bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan bisa memicu penyebaran penyakit yang saat ini dialami manusia.

"Mempertimbangkan konsekuensi pandemik COVID-19 yang ekstensif dan berdampak luas, amat menakutkan bahwa kerentanan kesehatan yang masif ini adalah hasil dari emisi gas rumah kaca," ujar pemimpin penelitian tersebut, Dr. Camilo Mora.

Bukan hanya itu, Dr. Camilo mengatakan bahwa terlalu banyak penyakit dan cara penyebarannya, sehingga manusia tidak boleh meremehkan perubahan iklim. Oleh karena itu, salah satu fokus yang bisa diambil adalah mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca Juga: Minim Dibicarakan, padahal Polusi Udara Amat Berbahaya!

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya