Raffi Ahmad Ngaku 2 Hari Sembuh dari COVID-19, Memang Bisa?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat diundang Ivan Gunawan pada Minggu (25/7/2021) lalu, Raffi Ahmad mengaku sempat kena COVID-19. Dalam video YouTube berdurasi sekitar 37 menit tersebut, suami Nagita Slavina ini mengatakan dirinya sembuh dari COVID-19 hanya dalam waktu 2 hari dan gejala yang dirasakan cuma batuk kering.
Sempat viral, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI lewat dr. Siti Nadia Tarmizi sempat mengiyakan hal tersebut. Beliau mengatakan kalau kemungkinan besar, Raffi "sembuh dari gejala". Selain itu, jika gejala ringan, cukup isolasi mandiri (isoman) 10+3 hari saja dan dapat dinyatakan sembuh tanpa tes PCR.
1. Peran program vaksinasi COVID-19 dan vitamin D
Saat program vaksinasi COVID-19 dimulai di Indonesia pada Januari lalu, Raffi adalah salah satu dari kalangan figur publik yang pertama kali mendapat vaksinasi.
Dihubungi IDN Times pada Selasa (27/7/2021), dokter spesialis paru di RSUP Persahabatan, Dr. dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K)., mengiyakan manfaat vaksin pada proses penyembuhan Raffi.
"Jadi, salah satu manfaat yang didapatkan dari vaksinasi lengkap adalah menurunkan risiko COVID-19. Kalau pun terjangkit, biasanya gejalanya ringan atau bahkan orang tanpa gejala (OTG). Ini artinya, mencegah gejala dan keparahan penyakit hingga kematian," ujar Dr. Erlina.
Dihubungi secara terpisah, Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB., FINASIM., FA, dari RSUPN-RSCM, mengatakan kalau vaksin memang membuat imun lebih kuat, sehingga lebih cepat pulih dari COVID-19. Akan tetapi, hal ini bukan berarti dapat sembuh dalam 2 hari.
"Jangan gara-gara klaim ini maka muncul anggapan kalau vaksin bisa sembuhkan COVID-19 dalam 2 hari. Ini salah!" kata Prof. Ari menanggapi.
Selain vaksin, Raffi juga mengatakan kalau ia "dibantu" oleh vitamin D. Prof. Ari mengatakan kalau vitamin D 5.000 IU memang dapat membantu proses penyembuhan. Akan tetapi, ini bukan berarti vitamin D adalah obat COVID, ya!
"Vitamin D 5.000 IU memang membantu proses penyembuhan. Akan tetapi, [vitamin D] hanya suplemen, bukan antivirus, agar daya tahan tubuh bagus," kata Prof. Ari.
Dokter Erlina pun setuju. Meski masuk ke dalam program pengobatan COVID-19, vitamin D tidak dapat menyembuhkan COVID-19. Vitamin D dikatakan hanya menguatkan imun untuk melawan invasi virus corona SARS-CoV-2.
Baca Juga: 5 Trik PCR Cepat Negatif untuk Pasien COVID-19 yang Isoman
2. Boleh dinyatakan sembuh tanpa PCR?
Kemenkes RI mengatakan kalau pasien COVID-19 bergejala ringan atau OTG dapat dinyatakan sembuh jika sudah menjalani isoman selama 10+3 hari. Baik Dr. Erlina dan Prof. Ari sama-sama mengiyakan kalau 10 hari saja seharusnya cukup karena Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun juga menetapkannya.
"Kecuali ia petugas kesehatan, maka ia harus menjalani PCR dua kali. Kalau umum atau bukan nakes, boleh [tidak PCR]," kata Prof. Ari.
Dalam panduannya pada Juni 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menuliskan kalau pasien COVID-19 dapat dinyatakan sembuh tanpa tes PCR bila:
- Gejala ringan: 10 hari setelah gejala dan 3 hari tanpa gejala (tanpa demam dan gejala pernapasan)
- OTG: 10 hari setelah PCR menyatakan positif COVID-19
3. Benarkah bisa sembuh COVID-19 dalam 2 hari? Atau, hanya gejala yang membaik?
Dilansir WebMD, sebanyak 50 persen pasien COVID-19 mengalami batuk kering. Proses penyembuhan dari COVID-19 setidaknya butuh waktu 2 minggu untuk COVID-19 gejala ringan dan 6 minggu untuk COVID-19 gejala berat. Akan tetapi, hal ini bergantung dari berbagai faktor.
"Faktor-faktornya adalah sudah divaksinasi, sistem imunnya bagus, dan faktor lainnya kemungkinan besar virus yang masuk hanya sedikit," kata Dr. Erlina.
Mendukung pernyataan Kemenkes, Dr. Erlina dan Prof. Ari sama-sama tidak setuju kalau Raffi dikatakan "sembuh dari COVID-19", melainkan "mengalami gejala ringan". Prof. Ari menegaskan kalau klaim Raffi sembuh dalam 2 hari tak bisa dibuktikan PCR, maka belum bisa dianggap sembuh dan malah bisa jadi disinformasi!
Dengan bantuan obat antivirus dan pengobatan lain, gejala mungkin membaik dalam minimal 2 hari. Namun, jika yang dimaksud adalah penyakit COVID-19 itu sendiri, maka kemungkinan sembuh dalam waktu secepat itu amat dipertanyakan.
"Kita harus memastikan dulu benar gak dia 2 hari? Bagaimana bisa sembuh dalam waktu 2 hari? Kemungkinan pemeriksaan tidak akurat," tandas Prof. Ari.
Baca Juga: Positif COVID-19 dengan Gejala Anosmia, Tanda Pulih Lebih Cepat?