Gilead: Remdesivir Ampuh Lawan Omicron, Termasuk BA.2

Seefektif apa obat ini untuk melawan varian Omicron?

Sudah lebih dari 2 tahun dunia hidup dengan COVID-19. Meskipun belum ada obatnya, tetapi sudah ada beberapa alternatif antivirus yang digunakan untuk mendukung pengobatan COVID-19. Salah satunya adalah Remdesivir yang dijual dengan nama Veklury dari Gilead Sciences.

Dengan munculnya varian B.1.1.529 (Omicron) yang makin dominan, apakah Remdesivir, obat intravena (IV) yang diklaim sebagai obat pertama COVID-19 ini tetap efektif? Gilead Sciences memberikan kabar baik dari studi terbarunya.

1. Studi melibatkan 10 varian, termasuk Omicron

Gilead: Remdesivir Ampuh Lawan Omicron, Termasuk BA.2ilustrasi varian baru COVID-19, Omicron (IDN Times/Aditya Pratama)

Merilis pernyataan resmi pada Jumat (11/2/2022), Gilead Sciences memaparkan temuan mengenai aktivitas in vitro Remdesivir terhadap 10 varian SARS-CoV-2, termasuk Omicron. Menurut Gilead, studi ini mengonfirmasi studi-studi lintas negara sebelumnya yang memuji efektivitas Remdesivir terhadap SARS-CoV-2 variant of concern (VOC).

Perusahaan biofarmasi asal Amerika Serikat (AS) ini memaparkan hasil studi yang dilakukan pada Kamis (10/2/2022) kemarin. Masih dimuat di jurnal bioRxiv, hasil studi Gilead Sciences masih menunggu ulasan sejawat (peer review) sehingga hasil masih bisa berubah dan belum bisa menjadi patokan medis absolut.

2. Hasil: Remdesivir ampuh untuk tekan Delta dan Omicron

Gilead: Remdesivir Ampuh Lawan Omicron, Termasuk BA.2Veklury atau Remdesivir, salah satu terapi obat COVID-19 produksi Gilead Sciences (pharmalive.com)

Gilead Sciences menunjukkan penilaian aktivitas antivirus Remdesivir dan nukleosidanya, GS-441524, terhadap 10 varian SARS-CoV-2 yang sekarang masuk ke kelompok VOC dan variant of interest (VOI).

Hasilnya, para peneliti mencatat bahwa Remdesivir dan GS-441524 tetap efektif untuk melawan varian Omicron dan B.1.617.2 (Delta). Selain itu, Gilead Sciences mengklaim bahwa Remdesivir tetap efektif untuk meredam varian-varian yang telah diisolasi selama 2 tahun terakhir.

Remdesivir bekerja dengan menghambat replikasi virus di sel inang dengan menyasar RNA-dependent RNA polymerase (RdRp) SARS-CoV-2. Saat masuk ke tubuh, Remdesivir terurai jadi metabolit trifosfat aktif yang menyatu dengan RNA SARS-CoV-2 dan menghentikan replikasinya di sel yang terinfeksi.

Baca Juga: Kenali Remdesivir, Salah Satu Obat Untuk Pasien COVID-19

3. Remdesivir ampuh juga untuk varian Omicron BA.2

Gilead: Remdesivir Ampuh Lawan Omicron, Termasuk BA.2Veklury atau Remdesivir, salah satu terapi obat COVID-19 produksi Gilead Sciences (axios.com)

Studi  ini juga meneliti hampir 6 juta sekuens varian yang terisolasi. Tim peneliti mengonfirmasi bahwa protein nsp12, senyawa yang menjadi sasaran Remdesivir, tidak memengaruhi keampuhan obat tersebut terhadap SARS-CoV-2.

Senior Vice President of Virology Research di Gilead Sciences, Tomas Cihlar, mengatakan bahwa Remdesivir ampuh untuk menekan varian yang muncul selama pandemik, termasuk Omicron. Sementara efektivitas Remdesivir terhadap varian-varian SARS-Cov-2 masih dipantau, Gilead merekomendasikan Remdesivir selama pandemik COVID-19.

"Dengan meningkatnya peredaran subvarian Omicron (BA.2) di dunia, data terbaru ini menunjukkan Remdesivir mempertahankan aktivitas antivirus terhadap subvarian tersebut karena polimerase RNA virus sasaran Remdesivir tidak mengandung mutasi unik apa pun," ujar Tomas.

4. Sudah diperbolehkan untuk pasien COVID-19 yang tidak dirawat inap

Gilead: Remdesivir Ampuh Lawan Omicron, Termasuk BA.2Veklury atau Remdesivir, salah satu terapi obat COVID-19 produksi Gilead Sciences (bloomberg.com)

Temuan ini memperkuat fondasi Remdesivir sebagai terapi obat untuk pasien COVID-19. Tadinya digunakan untuk merawat pasien COVID-19 yang dirawat inap, sejak Januari 2022 lalu, Remdesivir sebenarnya juga telah diizinkan untuk pasien COVID-19 yang tidak dirawat inap.

Pada 21 Januari 2022 silam, Gilead Sciences merilis pernyataan bahwa BPOM AS (FDA) telah mempercepat izin penggunaan Remdesivir untuk pasien COVID-19 yang tidak dirawat inap. Ini karena hasil penelitian Remdesivir yang menjanjikan untuk para pasien COVID-19 berisiko tinggi.

Hasil penelitian yang melibatkan 562 partisipan menunjukkan bahwa obat ini mengurangi risiko rawat inap dan kematian hingga 87 persen pada pasien COVID-19 dibanding plasebo. Selain itu, efek samping yang muncul terbilang ringan, dengan sakit kepala dan mual yang paling umum terlihat.

Baca Juga: Merck: Molnupiravir Ampuh Tekan Kematian akibat COVID-19

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya