Varian Omicron Dongkrak Risiko Reinfeksi Hampir 3 Kali Lipat

Bukti kemampuan Omicron mengelak sistem imun?

Pada 24 November 2021 silam, dunia dikejutkan dengan berita kemunculan varian strain virus corona baru B.1.1.529 (Omicron). Hanya butuh dua hari hingga Badan Kesehatan Dunia menyatakan Omicron sebagai varian of concern (VOC), kelompok yang sama dengan dengan B.1.1.7 (Alpha), B.1.351 (Beta), P.1 (Gamma), dan B.1.617.2 (Delta).

Selain lebih menular dan diduga dapat menghindari sistem imun, WHO menjabarkan bahwa varian yang telah menyebar ke hampir 30 negara ini meningkatkan risiko reinfeksi COVID-19. Penelitian terbaru di Afrika Selatan mengonfirmasi temuan WHO tersebut.

1. Penelitian melibatkan lebih dari 2,7 juta data pasien COVID-19

Varian Omicron Dongkrak Risiko Reinfeksi Hampir 3 Kali Lipatilustrasi virus corona (pixabay.com/Cassiopeia_Arts)

Para peneliti Afrika Selatan di South African Centre for Epidemiological Modelling and Analysis (SACEMA) dan National Institute of Communicable Diseases (NICD) ingin menguji perubahan risiko reinfeksi COVID-19 di Afrika Selatan. Dimuat di jurnal medRxiv pada 2 Desember 2021, studi ini masih menunggu ulasan sejawat (peer review).

Menggunakan National Notifiable Medical Conditions Surveillance System, para peneliti mengumpulkan spesimen SARS-CoV-2 dari Maret 2020 hingga 27 November 2021. Para peneliti mendapatkan 2.796.982 individu yang positif COVID-19 minimal 90 hari sebelum 27 November 2021.

Baca Juga: 6 Fakta Varian Baru B.1.1.529, Sudah Jadi Variant of Concern

2. Hasil: risiko reinfeksi dengan Omicron naik hampir 3 kali lipat, bisa sampai 3-4 kali reinfeksi

Varian Omicron Dongkrak Risiko Reinfeksi Hampir 3 Kali LipatSeorang pasien COVID-19 meletakkan kedua tangan di kepalanya. (ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner)

Dari hampir 2,8 juta individu yang positif COVID-19 dari tes laboratorium, para peneliti menemukan 35.670 suspek reinfeksi. Dari angka tersebut, sebanyak 332 individu terkena reinfeksi ketiga kalinya dan satu orang menjadi suspek reinfeksi keempat kali. Dalam penelitian ini, wabah COVID-19 dibagi menjadi tiga gelombang:

  • Gelombang 1: Maret 2020-September 2020
  • Gelombang 2 (oleh varian Beta): Januari 2021-Februari 2021
  • Gelombang 3 (oleh varian Delta): Juli 2021-September 2021

Dibandingkan pada rasio reinfeksi pada gelombang 1 (0,25), rasio reinfeksi pada gelombang 2 lebih rendah (0,71) dibanding gelombang 3 (0,75). Untuk varian Omicron, rasio risiko reinfeksi dari 1-27 November 2021 berkisar di angka 2,39, jauh lebih besar dari ketiga gelombang sebelumnya.

"Bukti dari tingkat populasi memperlihatkan bahwa varian Omicron memiliki kemampuan substansial untuk menghindari imunitas dari infeksi sebelumnya," tulis para peneliti Afrika Selatan.

3. Bukan bukti dari kemampuan Omicron mengelak imun

Varian Omicron Dongkrak Risiko Reinfeksi Hampir 3 Kali Lipatilustrasi tenaga kesehatan yang lelah memerangi pandemik COVID-19 (unsplash.com/Vladimir Fedotov)

Kesimpulannya, para peneliti Afrika Selatan mengatakan bahwa peningkatan risiko reinfeksi bukanlah disebabkan oleh adanya varian Beta atau Delta. Dengan kata lain, kemampuan penyebaran masif Omicron memang murni dikarenakan peningkatan kemampuan transmisi.

"Sebaliknya, tidak ada bukti epidemiologi skala populasi dari kemampuan pengelakan sistem imun pada Omicron yang terkait dengan varian Beta atau Delta," tulis para peneliti.

Para peneliti juga mengatakan bahwa pola penyebaran Omicron di seluruh provinsi Afrika Selatan telah terlihat sejak awal hingga pertengahan Desember. Pada akhirnya, para peneliti berharap penelitian ke depan akan mencari tahu pengaruh varian baru ini terhadap imunitas vaksin dan risiko rawat inap hingga meninggal dunia akibat COVID-19.

Baca Juga: Update Varian B.1.1.529 atau Omicron, Perlukah Kita Panik?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya