WHO Sahkan Mosquirix, Vaksin Malaria Pertama di Dunia

Efektif turunkan risiko malaria hingga 30 persen

Sudah ada sejak zaman prasejarah dulu, malaria adalah salah satu penyakit mematikan yang disebarkan oleh nyamuk di daerah tropis dan subtropis. Disebarkan oleh nyamuk Anopheles, malaria umumnya disebabkan oleh protozoa parasit Plasmodium falciparum. Jika tak ditangani dengan segera dan tepat, malaria dapat berakibat fatal.

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2020, tercatat sebanyak 229 juta kasus malaria dan 409.000 kematian yang diakibatkannya pada tahun 2019. Untuk meminimalkan risikonya, WHO baru saja mengesahkan rekomendasi untuk vaksin malaria RTS,S/AS01 pada 6 September 2021.

1. Sudah diramu sejak tahun 1980-an, berikut sekilas fakta mengenai RTS,S/AS01

WHO Sahkan Mosquirix, Vaksin Malaria Pertama di DuniaMosquirix atau RTS,S/AS01, vaksin malaria pertama dunia. (businessreport.ng)

Sejarah RTS,S/AS01 dimulai pada tahun 1986. Saat itu, vaksin RTS,S/AS01 diformulasi oleh kerja sama antara GlaxoSmithKline (GSK) di Belgia dan Walter Reed Army Institute of Research di Amerika Serikat (AS). Penelitian vaksin tersebut didanai oleh PATH Malaria Vaccine Initiative dan Bill and Melinda Gates Foundation.

Juga dikenal sebagai Mosquirix, vaksin ini dibuat dengan kombinasi gen dari protein P. falciparum dan antigen permukaan virus hepatitis B (HBsAg). Protein ini kemudian ditambahkan HBsAg untuk dimurnikan lagi. Senyawa ajuvan AS01 ditambahkan untuk meningkatkan respons imun.

2. Percobaan di tiga negara Afrika sejak tahun 2019

WHO Sahkan Mosquirix, Vaksin Malaria Pertama di DuniaSeorang tenaga kesehatan menyuntikkan vaksin Mosquirix di Malawi. (france24.com)

Pada tahun 2015, Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) dan Malaria Policy Advisory Committee (MPAC) merekomendasikan percobaan pemberian vaksin RTS,S/AS01 di benua Afrika. Empat tahun kemudian, percobaan ini dilakukan pada lebih dari 800.000 anak di Kenya, Ghana, dan Malawi.

Ini karena WHO mencatat bahwa malaria menjadi salah satu beban kematian terbesar di benua tersebut dengan persentase hingga 95 persen. Tercatat sekitar 260.000 anak meninggal dunia setiap tahunnya karena malaria.

"Selama berabad-abad, malaria telah mengintai Afrika sub-Sahara dan menyebabkan penderitaan yang luar biasa," kata Dr. Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.

WHO mengakui percobaan vaksinasi Mosquirix di tiga negara Afrika ini didanai oleh Gavi, the Vaccine Alliance, Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria, dan Unitaid. Hingga saat ini, lebih dari 2,3 juta dosis vaksin RTS,S/AS01 telah diberikan melalui kerja sama dengan Kementerian Kesehatan di tiga negara Afrika tersebut.

Baca Juga: BioNTech Ingin Buat Vaksin Malaria Berbasis mRNA

3. Aman digunakan dan 30 persen efektif

WHO Sahkan Mosquirix, Vaksin Malaria Pertama di DuniaMosquirix, vaksin malaria yang diujikan di Afrika. (cbc.ca)

Vaksin Mosquirix terbukti aman digunakan dan ampuh hingga 30 persen untuk menangkal malaria bergejala parah. Meski terkesan tidak terlalu efektif, ditambah dengan usaha lain seperti penggunaan kelambu dengan insektisida, WHO menjanjikan bahwa 90 persen anak-anak bisa terselamatkan dari malaria.

"Pengurangan yang signifikan (30 persen) pada malaria berat yang mematikan, bahkan ketika diperkenalkan di daerah di mana kelambu dengan insektisida banyak digunakan dan ada akses yang baik untuk diagnosis dan pengobatan," catat WHO.

Tidak hanya di kawasan yang memadai, WHO mencatat bahwa lebih dari dua pertiga anak di tiga negara Afrika yang tidak terlindungi dari nyamuk serta infeksi malaria berpotensi mendapat manfaat dari vaksin RTS,S/AS01. Pemodelan WHO menjanjikan bahwa vaksin ini lebih hemat biaya pada daerah dengan penularan malaria frekuensi sedang ke tinggi.

4. Vaksin malaria pertama yang direkomendasikan WHO

WHO Sahkan Mosquirix, Vaksin Malaria Pertama di Duniailustrasi mengekstraksi vaksin RTS,S/AS01 atau Mosquirix dari botolnya (nymag.com)

RTS,S/AS01 atau Mosquirix menjadi vaksin malaria pertama yang dapat rekomendasi WHO. Tentu ini adalah momen bersejarah. Direktur-Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa momen ini adalah gebrakan untuk bidang sains, kesehatan anak, dan pengendalian malaria.

"Menggabungkan vaksin ini dan sarana yang sudah ada untuk mencegah malaria bisa selamatkan puluhan ribu nyawa anak tiap tahun," tandas Tedros.

Vaksin Mosquirix harus diberikan untuk bayi dalam empat dosis. Tiga dosis pertama diberikan saat bayi berusia 5 dan 17 bulan, dan dosis keempat diberikan sekitar 18 bulan kemudian. WHO merekomendasikan vaksin RTS,S/AS01 untuk mencegah infeksi P. falciparum pada anak-anak di daerah penularan malaria frekuensi sedang hingga tinggi.

Baca Juga: Penyakit Malaria: 10 Gejala dan Tanda yang Harus Diwaspadai

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya